2.2 Pengertian Cukai
Cukai adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap barang-barang tertentu yang mempunyai sifat dan karakteristik tertentu yang ditetapkan dalam
Undang-undang No.111995. Pabrik adalah tempat tertentu termasuk bangunan, halaman, dan lapangan yang merupakan bagian daripadanya, yang dipergunakan
untuk menghasilkan Barang Kena Cukai BKC danatau untuk mengemas Barang Kena Cukai dalam kemasan untuk penjualan eceran
Tempat enyimpanan adalah tempat, bangunan, danatau lapangan yang bukan merupakan bagian parik yang dipergunakan untuk menyimpan BKC berupa etil
alkohol yang masih terutang cukai dengan tujuan untuk disalurkan, dijual, diekspor. Tempat Penjualan Eceran adalah tempat untuk menjual secara eceran BKC kepada
konsumen akhir. Barang yang mempunyai sifat dan karakteristik tertentu adalah barang yang pemakaiannya perlu diawasi dan dibatasiDirektorat Bea dan Cukai,
2003.
2.2.1 Kriteria Barang Kena Cukai dan Jenis Barang Kena Cukai
Menurut Direktorat Bea dan Cukai 2003, barang-barang tertentu yang mempunyai sifat atau karakteristik yang ditetapkan yang pemakaiannya perlu
dibatasi atau diawasi Barang Kena Cukai BKC terdiri dari tiga jenis yaitu : 1. Etil alkohol atau etanol, dengan tidak mengindahkan bahan yang digunakan
dalam proses pembuatannya; Etil alkohol adalah barang cair, jernih, dengan rumus kimia C
2
H
5
OH yang diperoleh baik secara peragian danatau penyulingan maupun sintesa kimiawi
2. Minuman yang mengandung etil alkohol MMEA dalam kadar berapa pun, dengan tidak mengindahkan bahan yang digunakan dan proses
pembuatannya, termasuk konsentrat yang mengandung etil alkohol; sabagai contoh: bir, shandy, anggur, dan lain-lain. MMEA adalah semua barang cair
yang lazim disebut minuman dan mengandung etil alkohol, sedangkan
konsentrat yang mengandung etil alkohol adalah bahan yang mengandung etil alkohol yang digunakan sebagai bahan baku atau bahan penolong dalam
pembuatan minuman yang mengandung etil alkohol 3. Hasil tembakau, yang meliputi sigaret, cerutu, rokok daun, tembakau iris,
dan hasil pengolahan tembakau lainnya, dengan tidak mengindahkan digunakan atau tidak bahan pengganti atau bahan pembantu dalam
pembuatannya. 2.3 Bagan Alir Impor Barang Umum
Bagan alir impor umum menjelaskan bagaimana aliran impor barang dan dokumen yang secara umum dilakukan. Proses tersebut dimulai dari kontrak antara
eksportir dan importir sampai dengan kegiatan yang dilakukan oleh intansi bea dan cukai, serta sampai dengan pengeluaran barang oleh intansi bea dan cukai. Dari bagan
ini dapat diketahui bahwa intansi bea dan cukai hanya memiliki proses pada saat barang sampai pada daerah pabean. Daerah pabean adalah Wilayah Republik
Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di zone ekonomi eksklusif dan landasan yang di dalamnya
berlaku Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan. Terdapat tahapan-tahapan yang dilalui oleh barang impor, tahapan tersebut antara lain:
1. Adanya kontak antara importir dan Eksportir 2. Importir membuka LC di Bank PembukaOpening Bank
3. Eksportir menyerahkan Shipping Document berupa : BL, Invoice, dan Packing List
kepada Bank Koresponden 4. Importir membayardebit rekening di Bank Pembuka
5. Importir melakukan inclaring barang ke maskapai pelayaran Bagan alir impor barang umum dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Bagan Alir Impor Barang Umum Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri, 2004
Penjelasan Gambar 1 : 1.
Antara Importir dan Eksportir
•
Adanya kontak antara importir dan eksportir
•
Importir menerbitkan Purchase Order PO kepada eksportir
•
Eksportir memberikan penawaran harga kepada importir
•
Terbit Sales Contract 2.
Importir membuka LC di Bank Pembuka Opening Bank . 3.
Bank Devisa mengkonfirmasi LC ke Bank Koresponden. 4.
Bank koresponden meneruskan memberitahukan LC kepada Eksportir 5.
Eksportir menghubungi maskapai pelayaran Forwarding Agent di Luar Negeri untuk pelaksanaan pengiriman barang.
6. Adanya proses di Maskapai Pelayaran
7. Perusahaan pelayaranpenerbangan di Luar negeri menerbitkan BL kepada
Eksportir. 8.
Eksportir menyerahkan Shipping Document berupa : BL, Invoice, dan Packing List
kepada Bank Koresponden. 9.
Eksportir mengadakan negosiasi LC dan membeli wesel ke Bank Koreponden. 10.
Bank Koresponden meneruskan Shipping Document berupa : BL, Invoice, dan Packing List
kepada Bank Pembuka. 11.
Bank Pembuka melakukan reimburse dokumen LC ke Importir. 12 a. Importir membayar debit rekening di Bank Pembuka
12 b. Bank Pembuka melakukan reimburse Kredit rekening ke Bank Koresponden 13.
Importir melakukan inclaring barang ke maskapai pelayaran 14.
Dilakukan pengiriman barang. Setelah Barang tiba di pelabuhan :
1. Importir membuat P.I.B Bemberitahuan Impor Barang dasar pengisian PIB antara lain : BL, Invoice, Packing List.
2. Importir ke Bank Devisa untuk menyelesaikan pembayaran. 3. Importir ke Bea Cukai untuk memproses Costum Clearence, dengan
menyerahakan : Bukti Pembayaran, Angka Pengenal Importir API, NPWP, Surat Registrasi Pabean SRP, Pemberitahuan Impor Barang, Surat
Setoran Pajak Pabean Cukai dan Pajak Impor, Invoice, Packing List, Bill of Loading
BL dan Polis Asuransi. 4. Bea Cukai menerbitkan Surat Persetujuan Pengeluaran Barang SPPB
5. Importir menyerahkan BL original yang sudah di endorse oleh Bank Devisa kepada Agen Perusahaan pelayaran di dalam negeri
6. Importir menerima Delevery Order DO dari Agen pelayaran. 7. Importir dapat mengeluarkan barang dari gudang dengan menyertakan :
a. Delevery Order DO b. Surat Perintah Pengeluaran Barang SPPB
2.4 Pengolongan Barang Kiriman Melalui Jasa Titipan