Standar Pekerja dan Pengukuran Kerja

2.5 Standar Pekerja dan Pengukuran Kerja

Standar pekerja moderen diawali dengan penelitian yang dilakukan oleh Taylor dan Lillian Gilberth di awal abad ke-20. saat itu sebagian besar pekerjaan dikerjakan secara manual yang mengakibatkan tingginya porsi pekerja dalam satu produk. Hanya sedikit informasi yang diketahui tentang apa yang termasuk dalam satu hari kerja normal sehingga manajer memulai suatu penelitian untuk meningkatkan metode kerja dan memahami usaha manusia. Usaha ini berlanjut hingga sekarang sehingga standar pekerja masih merupakan hal yang penting dalam organisasi jasa dan manufaktur. Standar pekerja ini biasanya merupakan titik awal dalam menentukan kebutuhan pekerja. Heizer dan Render, 2001 Menurut Heizer dan Render, 2001 manajemen operasi yang efektif membutuhkan standar yang dapat membantu perusahaan untuk menentukan : 1. Proporsi pekerja dari setiap barang yang diproduksi. 2. Kebutuhan staf berapa banyak orang yang dibutuhkan untuk memproduksi barang yang dibutuhkan 3. Perkiraan biaya dan waktu sebelum produksi dilaksanakan untuk membantu mengambil beragam keputusan 4. Jumlah kru dan keseimbangan pekerjaan 5. Tingkat produksi yang diharapkan 6. Dasar perencanaan insentif pekerja 7. Efisiensi karyawan dan pengawasan. Menurut Pardede 2003, pengukuran kerja work measurement adalah penentuan daya hasil yang seharusnya atau yang semestinya dimiliki sumber daya manusia pada kegiatan pengolahan. Daya hasil productivity yang dimiliki sumber daya manusia adalah satu dari berbagai jumlah satuan barang atau jasa yang dapat dibuat oleh seorang pekerja dalam satu kurun waktu tertentu dengan mengunakan berbagai jenis mesin dan peralatan yang tersedia di tempatnya bekerja. Dengan menghitung daya hasil ini perusahaan akan dapat menentukan, antara lain, daya hasil yang selayaknya dicapai oleh rata-rata pekerja. Dalam banyak pekerjaan jasa, studi waktu dan gerakan merupakan alat manajemen yang efektif. Seperti pada United Parcel Service UPS yang mempekerjakan 150.000 orang dan mengirimkan rata-rata 9 juta paket perhari. Untuk mencapai janjinya UPS melatih para supir pengirimannya untuk dapat melakukan pekerjaan mereka seefisien mungkin. Studi waktu telah dilakukan oleh UPS pada setiap rute supir dan menetapkan standar untuk setiap pengiriman, pemberhintian dan penjemputan paket. Para insinyur telah mencatat setiap detik yang terbuang karena lampu merah, kemacetan lalulintas, berpitar arah, memencet bel, berjalan, menaiki tangga, dan berhenti untuk minum kopi. Dalm rangka memenuhi tujuan mengantar dan menjemput paket sebanyak 200 kali setiap hari, para supir UPS harus mengikuti prosedur secara tepat. Di saat mereka mendekati pemberhentian, para supir melepaskan sabuk pengaman, membunyikan klakson, dan mematiakan mesin. Dalam satu gerakan yang tidak terputus, mereka harus menginjak rem dan meamsukan gigi. Kemudian turundengan papan kecil sebagai alat menulis di lengan kanan mereka, dan paket di tangan kiri. Kunci mobil ada di tangan kanan mereka, berjalan ke pintu terlebih dahulu untuk menghindari detik-detik yang terbuang untuk mencari bel. Setelah mengantarkan barang, mereka melakukan tugas administrasi dalam perjalanan pulang ke truk. Para ahli produktifitas menjelaskan UPS sebagai satu dari perusahaan yang paling efisiean di seluruh dunia dalam menerapkan strandar pekerja yang efektif. EBN, 2001

2.6 Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Tentang Peranan Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai Terhadap Kelancaran Lalu Lintas Barang Ekspor Dan Impor (Studi Pada Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Direktorat Jenderal Bea Cukai Tipe Madya Pabean Belawan)

7 173 149

Analisis Sistem Penerimaan Kas Atas Bea Masuk Barang Impor pada Kantor Pelayanan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Tipe A

6 84 129

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYELUNDUPAN BARANG IMPOR PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYELUNDUPAN BARANG IMPOR (Studi di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Dumai)

22 168 70

EVALUASI PENERIMAAN NEGARA DARI PEMUNGUTAN PPN ATAS IMPOR BARANG KENA PAJAK DI KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN SURAKARTA

1 7 97

Pabean dan Bea Cukai

1 1 59

BAB I PENDAHULUAN - Tinjauan Yuridis Tentang Peranan Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai Terhadap Kelancaran Lalu Lintas Barang Ekspor Dan Impor (Studi Pada Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Direktorat Jenderal Bea Cukai Tipe Madya Pabean Belawan)

0 3 19

Tinjauan Yuridis Tentang Peranan Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai Terhadap Kelancaran Lalu Lintas Barang Ekspor Dan Impor (Studi Pada Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Direktorat Jenderal Bea Cukai Tipe Madya Pabean Belawan)

0 1 10

Analisis penetapan harga barang impor sebagai upaya Meningkatkan penerimaan negara pada kantor Pengawasan dan pelayanan bea dan cukai Tipe madya pabean juanda - Perbanas Institutional Repository

0 1 20

Analisis penetapan harga barang impor sebagai upaya Meningkatkan penerimaan negara pada kantor Pengawasan dan pelayanan bea dan cukai Tipe madya pabean juanda - Perbanas Institutional Repository

0 0 8

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENGELUARAN BARANG IMPOR DARI KAWASAN BERIKAT KE TEMPAT LAIN DALAM DAERAH PABEAN MENGGUNAKAN INHOUSE BC 2.5 DI KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN B SURAKARTA

0 1 65