27
Kondisi ini menggambarkan bahwa pada tahun 2013-2014, tingkat pemanfaatan inovasi yang dihasilkan Balitbangtancenderung lambat padahal
sejak tahun 2008 hingga 2015 Balitbangtan telah melepas berbagai VUB padi spesifik untuk semua agroekosistem budidaya. Hal ini disebabkan karena masih
kurangnya sosialisasi dan ketersediaan benih bermutu, serta preferensi konsumen terhadap VUB padi Senewe dan Alfons, 2011. Alasan utama petani
mengadopsi suatu varietas unggul adalah rasa nasi disukai petani, produktivitas tinggi, harga jual tinggi, umur genjah, serta benih mudah diperoleh I shak,
et al., 2012.
Pada Tabel 4 terlihat belum sebaran VUB di Kabupaten Kaur dan Lebong 0 . Jika dikonfirmasi dengan kegiatan UPSUS, maka diketahui bahwa terdapat
penggunaan VUB di Kabupaten Kaur dan Lebong seluas 406 ha di Kabupaten Kaur dan 978 ha di Kabupaten Lebong pada periode tanam bulan April sampai
dengan September 2016.
4. Sebaran VUB padi di Provinsi Bengkulu
Peningkatan persentase penggunaan VUB padi tidak hanya dalam hal luas tanam, tetapi juga dalam jenis varietas. Berdasarkan data tahun 2013 – 2015,
penggunaan VUB padi yang dirilis setelah tahun 2008 di Provinsi Bengkulu semakin meningkat jenisnya. Hal ini menunjukkan VUB padi semakin diminati
dan semakin banyak digunakan oleh petani di Provinsi Bengkulu. Sebaran VUB padi di Provinsi Bengkulu pada tahun 2013 – 2015 disajikan pada Tabel 5.
Pada tahun 2013, jenis VUB padi rilis setelah tahun 2008 yang digunakan di Provinsi Bengkulu hanya 5 lima varietas, yaitu I npari 3, I npari 10 Laeya,
I npari 13, I npara 1 dan I npara 2. Selanjutnya, pada tahun 2014 mengalami peningkatan menjadi 10 sepuluh varietas, antara lain I npari 2, I npari 3, I npari
5 Merawu, I npari 10 Laeya, I npari 13, I npari 14, I npari 20, I npari 30 Ciherang Sub 1, I npari 32, I npari Sidenuk, I npara 1, I npara 2, I npago 1, dan I npago 8.
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa petani telah mulai mengenal VUB I npari 30 Ciherang sub 1, I npari 32, dan I npago.
28
Tabel 5. Sebaran VUB padi di Provinsi Bengkulu pada t ahun 2013 – 2015.
No Kabupaten Kota Sebaran Varietas pada Tahun
2013 2014
2015
1 Bengkulu Utara
I npari 10 Laeya, I npari 13
I npari 3, I npari 14, I npara 1, I npara 2
I npari 30 Ciherang Sub1, I npari 5, I npari 14, I npara
1, I npara 6, I npago 1 SHS, I npago 3 SHS
2 Bengkulu Selatan
I npari Sidenuk I npari Sidenuk
3 Rejang Lebong
I npari 13 -
I npari 8, I npari 10 Laeya, I npari 12, I npari 18, I npari
20 4
Mukomuko I npari 2, I npari 13,
I npari 14, I npara 1 I npari 3, I npari 11, I npari
12, I npari 13, I npari 14, I npara 1, I npara 2, I npara
6
5 Seluma
I npara 1 I npari 5 Merawu,
I npari 10 Laeya, I npari 13, I npari 14,
I npari 20 I npari 3, I npari 5 Merawu,
I npari 6, I npari 8, I npari 10 Laeya, I npari 11, I npari 13,
I npari 14, I npari 18, I npari 20, I npari 22, I npara 6
6 Kaur
I npari 13 I npari 13
I npari 6, I npari 10, I npari 13,I npari 14, I npari 22,
I npari 30, I npara 1, I npara 2, I npara 3
7 Kepahiang
I npari 13 I npari 10 Laeya,
I npari 13, I npari 30 Ciherang Sub 1,
I npari 32, I npari Sidenuk, I npago 8
I npari 13, I npari 30 Ciherang Sub 1, I npago 8
8 Lebong
- -
I npari 6, I npari 7, I npari 10 , I npari 13, I npari 22,
I npari 30, I npara 1, I npara 2
9 Bengkulu Tengah
I npari 3, I npara 2
I npari 2, I npari 10 Laeya, I npari 14,
I npara 1, I npara 2 I npari 2, I npari 10 Laeya,
I npari 14, I npara 1, I npara 2, I npara 6, I npago 8
10 Kota Bengkulu
I npari 8, I npari 12, I npari 13, I npari 16, I npari 18,
I npari 22
Sumber : BPSB-TPH 2014-2016
Varietas I npari 30 Ciherang Sub 1 merupakan VUB padi yang diseleksi dari varietas Ciherang. Varietas I npari 30 Ciherang Sub 1 memiliki sifat yang
hampir sama dengan varietas Ciherang yang selama ini sangat diminati oleh masyarakat Bengkulu. Karakteristik gabah dan beras yang diminati oleh
masyarakat Bengkulu, antara lain bentuk gabah panjang ramping, kerontokan
29
sedang mudah dirontok, dan tekstur nasi pulen kadar amilosa sekitar 22- 23 . Karakteristik tersebut dimiliki oleh varietas I npari 30 Ciherang Sub 1 yang
dirilis oleh Balitbangtan pada tahun 2012. Pada tahun 2013, Balitbangtan juga merilis
VUB padi
yang diseleksi
dari Ciherang
dengan keunggulan
karakteristiknya yaitu tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri HDB Balitbangtan, 2015. Berdasarkan data pada Tabel 5 diketahui bahwa pada
tahun 2014 varietas I npari 30 Ciherang Sub 1 dan I npari 32 sudah mulai digunakan oleh petani di Kabupaten Kepahiang.
Pada tahun 2015, penggunaan jenis VUB padi rilis setelah tahun 2008 yang digunakan di Provinsi Bengkulu semakin mengalami peningkatan mejadi 22
varietas, yaitu I npari 2, I npari 3, I npari 5 Merawu, I npari 6 Jete, I npari 8, I npari 10 Laeya, I npari 11, I npari 12, I npari 13, I npari 14, I npari 16, I npari 18, I npari
20, I npari 22, I npari 30 Ciherang Sub 1, I npara 1, I npara 2, I npara 6, I npago 1, I npago 3, dan I npago 8. I npari 20 dan I npari 22 mulai dikenal oleh petani di
Kabupaten Seluma melalui kegiatan display varietas Pendampingan PTT Padi BPTP Bengkulu pada tahun 2014.
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa Kabupaten Kaur merupakan wilayah di Provinsi Bengkulu yang mengalami penurunan sebaran varietas VUB.
Pada tahun 2013 tercatat masih terdapat varietas I npari 13 yang digunakan oleh petani di Kabupaten Kaur, namun pada tahun 2014 dan 2015 tidak ada lagi VUB
padi rilis setelah tahun 2008 yang digunakan oleh petani. I npari 13 memiliki karakteristik yang diminati oleh masyarakat Bengkulu, antara lain umur tanaman
genjah
±
99 hari, tekstur nasi yang pulen, dan tahan terhadap hama wereng Balitbangtan, 2015. Akan tetapi, varietas I npari 13 memiliki kerontongan
sedang atau dengan kata lain susah dirontok, sehingga menurunkan minat dan kepercayaan petani terhadap VUB padi. Petani beranggapan semua jenis VUB
padi varietas I npari dan I npara memiliki karakteristik yang sama. Penelitian Sugandi,
et al., 2011 menyatakan secara umum petani memiliki persepsi yang baik terhadap VUB padi dan dipengaruhi secara nyata
oleh pengalaman berusahatani padi, luas lahan, dan intensitas ke lahan sawah. Ketersediaan benih yang kurang tersedia, sistem pemeliharaan yang lebih sulit,
dan harga VUB yang masih lebih mahal menjadi faktor penghambat minat petani untuk mengadopsi VUB.Walaupun demikian ada banyak faktor yang dapat
mendorong petani untuk mengadopsi menggunakan VUB seperti penggunaan
30
pupuk yang lebih sedikit, umur tanaman lebih genjah, produktivitas lebih tinggi, ketahanan terhadap HPT lebih baik, penampakan gabah lebih baik, dan daya
adaptasi baik. Faktor pendorong yang paling dominan mempengaruhi minat petani mengadopsi VUB karena produktivitasnya tinggi, umurnya lebih pendek,
penggunaan pupuk dan ketahanan terhadap hama.
4.3. Produksi Benih Sumber