Metode pelaksanaan pengkajian a. Persiapan Pelaksanaan kegiatan

9 varietas unggul padi di Provinsi Bengkulu, dan kontribusi UPBS BPTP Bengkulu terhadap penyediaan benih sumber di Provinsi Bengkulu. 2 Produksi benih sumber padi untuk agroekosistem sawah sebanyak 7 ton dengan kelas benih FS label putih, serta memfasilitasi proses sertifikasi benih tanaman padi bagi petani kooperator. 3 Update sistem informasi UPBS BPTP Bengkulu dan promosi melalui pameran launching produk bekerjasama dengan kegiatan diseminasi lain untuk mempercepat proses penyebaran VUB spesifik lokasi di Provinsi Bengkulu.

3.4. Metode pelaksanaan pengkajian a. Persiapan

Kegiatan persiapan meliputi penyusunan RODHP, petunjuk pelaksananaan juklak dan koordinasi awal ke stakeholders di Kabupaten kota. RODHP disusun untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan di lapangan sebagai penjabaran dari proposal RDHP. RODHP lebih rinci memuat aspek administrasi keuangan dan kegiatan yang dilaksanakan. Kegiatan teknis di lapangan dilengkapi dengan petunjuk pelaksanaan juklak yang berisi tahapan teknis kegiatan secara rinci dan detail sebagai acuan pelaksanaan kegiatan di lapangan. Juklak dijadikan acuan bersama dalam pelaksanaan kegiatan. Tim kegiatan Produksi Benih UPBS melakukan pengawalan pelaksanaan penangkaran sesuai dengan juklak yang telah disosialisasikan kepada petani. Seluruh tahapan kegiatan sejak koordinasi awal dengan petani, sosialisasi juklak, penerapan juklak teknologi di lapangan sampai dengan panen dikawal oleh Tim. Penangkaran benih menjadi inti dari kegiatan di lapangan.

b. Pelaksanaan kegiatan

Target produksi benih yang dilakukan oleh UPBS BPTP Bengkulu untuk komoditas padi adalah 7 ton dengan kelas benih FS. VUB yang ditangkarkan dan sudah terseleksi diantaranya adalah I npari 6, I npari 30 Ciherang Sub 1, dan Situ Bagendit yang disesuaikan dengan permintaan petani dan kebutuhan wilayah setempat. Varietas tersebut ditentukan berdasarkan pertimbangan teknis, kesesuaian agroekosistem dan preferensi petani. 10 Tahap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1 Koordinasi internal dan antar institusi Koordinasi internal dilaksanakan secara rutin dalam bentuk pertemuan di BPTP Bengkulu. Dalam pertemuan dievaluasi kemajuan dan tindak lanjut kegiatan di masing-masing lokasi kegiatan UPBS Perbenihan. Koordinasi tingkat regional stakeholders di Provinsi dan Kabupaten dan nasional. Koordinasi di tingkat regional dilakukan dengan Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten, Balai Pengawas dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Bengkulu BPSB-TPH, dan petugas lapang BPSB-TPH di Kabupaten. Koordinasi di tingkat nasional dilakukan dengan Balai Besar Balit lingkup Badan Litbang pertanian dalam bentuk pertemuan workshop rapat kerja. 2 Pemutakhiran basis data perbenihan di Provinsi Bengkulu Pemutakhiran basis data dilakukan terhadap data primer dan sekunder melalui desk study, wawancara, pengisian kuisioner, dan survey. Data yang diperlukan dalam pemutakhiran basis data perbenihan diantaranya adalah 1 Sebaran luas tanam dan total kebutuhan benih padi di Provinsi Bengkulu, 2 Sebaran varietas padi yang dikembangkan dibudidayakan di 10 Kabupaten Kota di Provinsi Bengkulu, 3 Persentase sebaran varietas unggul baru VUB padi di Provinsi Bengkulu, dan 4 Jumlah ketersediaan benih padi berdasarkan varietas dan kelas benih. Basis data ini bermanfaat dalam perencanaan produksi benih berkaitan dengan jumlah volume, varietas, kelas benih, lokasi dan waktu penggunaan benih. Basis data ini bermanfaat dalam perencanaan produksi benih berkaitan dengan jumlah volume, varietas, kelas benih, lokasi dan waktu penggunaan benih. Basis data perbenihan dapat digunakan untuk mengevaluasi kecukupan dan kinerja UPBS dan lembaga perbenihan daerah dalam penyediaan dan penyebarluasan benih sumber dari VUB spesifik lokasi. 3 Pelaksanaan produksi benih sumber Koordinasi yang baik dengan petani penangkar sangat mempengaruhi keberhasilan kegiatan. Melalui koordinasi akan terbentuk satu visi bersama dalam pelaksanaan kegiatan. Oleh karena itu faktor petani kooperator menjadi faktor 11 pembatas keberhasilan kegiatan karena pelaksanaan penangkaran dilakukan di lahan petani. Pelaksanaan produksi benih sumber meliputi : a. Penentuan Lokasi dan Petani Kooperator Penentuan lokasi dan petani penangkar sangat berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan. Petani yang dipilih adalah petani yang kooperatif dan bersedia untuk mengikuti semua petunjuk teknis yang telah ditentukan. UPBS perannya tidak hanya memproduksi benih tetapi sekaligus sebagai media diseminasi. Pemilihan lokasi untuk perbanyakan benih harus memperhatikan prinsip agronomik dan prinsip genetik. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi diantaranya adalah: kemudahan akses ke lokasi produksi kondisi jalan dan kondisi fisik lahan. Lahan untuk produksi benih sebaiknya adalah lahan bera atau bekas pertanaman varietas yang sama atau varietas lain yang karakteristik pertumbuhannya berbeda nyata, kondisi lahan subur dengan air irigasi dan saluran drainase yang baik dan bebas dari sisa-sisa tanaman varietas lain. I solasi jarak minimal antara 2 varietas yang berbeda adalah 3 meter. Apabila tidak memungkinkan, untuk memperoleh waktu pembungaan yang berbeda bagi pertanaman produksi benih dari varietas yang umurnya relatif sama perlu dilakukan isolasi waktu tanam sekitar 4 minggu. BPTP Bengkulu tidak mempunyai kebun percobaan KP, maka untuk produksi benih sumber dilakukan kerjasama dengan petani penangkar. Sistem kerjasama yang disepakati antara UPBS BPTP Bengkulu dan petani kooperator adalah sistem investasi, dengan cara UPBS BPTP Bengkulu memberikan investasi berupa benih, saprodi, dan UHL yang dikembalikan dalam bentuk calon benih sesuai dengan jumlah investasi jumlah anggaran yang diberikan kepada petani penangkar.

b. Budidaya Benih Sumber Padi 1 Penyiapan lahan