Klasifikasi Biaya Persediaan Aturan Kerja Inventory Control

persediaan adalah berupa biaya dan tingkat permintaan. Kedua faktor inilah yang menyebabkan timbulnya prsediaan dalam suatu proses produksi. Seperti sudah dijelaskan, bahwa kebijakan dalam pengendalian persediaan meliputi dua keputusan yaitu kapan pembuatan dilakukan reorder point dan jumlah yang harus dibuat reorder quantity. Kebijakan tentang kedua keputusan ini disebut aturan kerja pengendalian persediaan inventory control operating doctrine.

2.4.1 Klasifikasi Biaya Persediaan

Salah satu diantara pertimbangan yang berhubungan dengan aturan kerja di atas biaya- biaya persediaan inventory costs, yaitu semua biaya yang timbul akibat dari pengadaan persediaan. Adapun komponen biaya-biaya tersebut terdiri atas: Gambar 2.1 Biaya-Biaya dalam Persediaan a. Biaya pembelian atau produksi Biaya pembelian merupakan harga pembelian atau produksi yang terbagi dalam dua jenis biaya, yaitu: 1. Jika harga pembelian tetap, maka ongkos per satuan juga tetap tanpa memandang jumlah yang dibeli. 2. Jika diskon tersedia, maka harga per satuan merupakan variabel yang bergantung pada jumlah pembelian. Biaya Stock-out Biaya Persediaan Total Biaya Simpan Carrying cost Biaya Pesan Set-up cost Biaya produksi pembeliann b. Biaya pengadaan produksi Set-up costs Karena penelitian ini bersifat produksi maka biaya pengadaannya disebut Set- up costs. Biaya pengadaan mencakup semua biaya yang berhubungan dengan proses produksi. Biaya-biaya tersebut meliputi: 1. Biaya perbaikan mesin 2. Penambahan mesin baru 3. Biaya pembelian bahan baku 4. Biaya untuk memperoleh tenaga kerja 5. Dan lain-lain. Pada umumnya, jumlah set-up costs menurun ataupun meningkat sesuai dengan jumlah putaran produksinya. Artinya, dalam beberapa hal berlaku anggapan yang menyatakan bahwa jika jumlah barang yang diproduksi lebih banyak setiap putaran produksi maka biaya yang timbul akibat produksi tersebut akan lebih murah, karena hal ini dapat memperkecil jumlah putaran produksi. Akan tetapi, hal ini akan menimbulkan kasus baru yaitu berupa bertambahnya biaya penyimpanan. c. Biaya penyimpanan Carrying cost Biaya penyimpanan terdiri dari semua ongkos yang berhubungan dengan biaya penyimpanan barang dalam stock. Biaya-biaya ini meliputi: 1. Bunga modal yang tertanam 2. Sewa gudang 3. Asuransi, pajak 4. Ongkos bongkar muat 5. Harga penyusutan dan harga kerusakan 6. Penurunan harga 7. Dan lain-lain. Biasanya biaya-biaya ini sebanding dengan jumlah persediaan di dalam stock. d. Biaya stock-out Shortage costs Biaya stock-out timbul akibat tidak terpenuhinya kebutuhan pelanggan pada periode tertentu. Begitu banyak kerugian yang disebabkan permintaan yang tidak terpenuhi, seperti kehilangan penjualan, kehilangan pelanggan, biaya pemesanan khusus, adanya selisih harga, terganggunya proses produksi, dan bertambahnya pengeluaran dari kegiatan manajerial. Hubungan antara tingkat persediaan dan jumlah biaya persediaan, dapat diilustrasikan pada gambar berikut: Keterangan: 1. Total biaya persediaan 2. Carrying cost 3. Set-up cost Gambar 2.2 Biaya Total Minimum Dari ilustrasi di atas terlihat bahwa biaya penyimpanan carrying costs berbanding lurus dengan tingkat persediaan, sedangkan biaya pengadaan persediaan set-up costs berbanding terbalik dengan tingkat persediaan.

2.4.2 Pola Permintaan