Sikap Orangtua Terhadap Pendidikan Homeschooling

Sears 2004 menyebutkan rumah sebagai masyarakat bagi setiap anak untuk pertama kali. Bagaimana dia belajar untuk hidup dalam dunia masyarakat mini ini, membentuk pola-pola interaksi sosial lainnya di sekolah, dalam kelompok, dan kemudian dalam pernikahan serta dalam karir. Batasan-batasan di rumah membantu anak menyalurkan energi sosial dan kreatif mereka ke arah yang bermanfaat. Batasan-batasan ini juga memungkinkan bagi orang dewasa dan anak-anak, untuk bekerjasama, dan menikmati hidup mereka bersama.

E. Sikap Orangtua Terhadap Pendidikan Homeschooling

Thurstone, Likert, dan Osgood dalam Azwar, 2000 menyatakan bahwa sikap seseorang terhadap objek adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan mendukung atau memihak favorable maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak unfavorable pada objek tersebut. Ada tiga komponen dalam sikap: pertama, komponen kognitif yang merupakan persepsi, kepercayaan dan stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu; kedua, komponen afektif yang merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi dan ketiga, komponen konatif yang merupakan tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau untuk bereaksi terhadap sesuatu dengan cara- cara tertentu Mann dalam Azwar, 2000. Sikap orangtua terhadap pendidikan homeschooling dimaksudkan sebagai tendensi mental yang diaktualkan atau diverbalkan terhadap pendidikan homeschooling yang didasarkan pada pengetahuan atau perasaannya terhadap pendidikan homeschooling. Yang menjadi komponen objek sikap adalah 11 Universitas Sumatera Utara sebelas aspek dari program kegiatan belajar komunitas homeschooling, yaitu tujuan program belajar, sumber belajar, warga belajar, waktu belajar, bahan belajar, metode mengajarbelajar , alat belajar, dana belajar, tempat belajar, evaluasi belajar, dan jadwal pelajaran. Berkaitan dengan komponen-komponen sikap, maka sikap terhadap pendidikan homeschooling dapat di jelaskan sebagai berikut: a. Komponen kognitif Komponen ini merupakan bagian sikap orangtua yang muncul berdasarkan pengetahuannya atau pemahamannya terhadap program kegiatan belajar homeschooling, misalnya anak yang belajar di homeschooling lebih mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa komponen kognitif menjawab pertanyaan-pertanyaan apa yang diyakini, dipikirkan orangtua terhadap pendidikan homeschooling. b. Komponen afektif Komponen ini merupakan bagian sikap orangtua yang muncul berdasarkan apa yang dirasakan orangtua terhadap program kegiatan belajar homeschooling. Komponen ini menjawab pertanyaan: “apa yang dirasakan orangtua terhadap pendidikan homeschooling?” Misalnya orangtua senang dengan murahnya penyelenggaran pendidikan seperti homeschooling maka hal tersebut termasuk komponen afeksi. Perasaan seperti senang atau tidak senang yang berhubungan dengan pendidikan homeschooling, termasuk komponen afektif. Jadi afektif menimbulkan evaluasi emosional terhadap objek. Universitas Sumatera Utara c. Komponen konatif Berdasarkan komponen-komponen kognitif dan afektif nampak adanya kecenderungan untuk bertindak sebagai reaksi terhadap program kegiatan belajar komunitas homeschooling. Komponen ini menjawab pertanyaan-pertanyaan bagaimana kesediaan atau kesiapan orangtua untuk bertindak terhadap pendidikan homeschooling. Orangtua yang memperlihatkan tingkah laku seperti aktif mencari tahu tentang homeschooling melalui media cetak, televisi maupun melalui internet, mengikuti seminar yang berhubungan dengan homeschooling, ataupun membeli buku yang membahas tentang homeschooling dan sebagainya merupakan contoh yang tergolong dalam komponen konatif. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian sangat menentukan suatu penelitian karena menyangkut cara yang benar dalam mengumpulkan data, analisa data dan pengambilan kesimpulan penelitian serta dapat menentukan apakah penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan hasilnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat, fakta, karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif, tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi maupun mempelajari implikasi Hadi, 2000. Arikunto 1998 menyatakan bahwa pada umumnya penelitian deskriptif merupakan penelitian yang non hipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau fenomena.

A. Identifikasi variabel penelitian

Variabel yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sikap orangtua terhadap pendidikan homeschooling. Universitas Sumatera Utara