Program Kegiatan Belajar Komunitas Homeschooling

menyelanggarakan ujian kesetaraan. Hal itu sejalan dengan UU 202003 pasal 26 ayat 6: “ Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah atau pemerintah daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.” Izin badan hukum yang menaungi kepentingan dan keberadaan komunitas homeschooling antara lain, PKBM Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat, PT atau Yayasan, dan komunitas homeschooling Sumardiono, 2007.

3. Program Kegiatan Belajar Komunitas Homeschooling

Berdasarkan landasan penyusunan program kegiatan belajar Pendidikan Luar Sekolah PLS yang diksanakan dan dikembangkan oleh warga masyarakat dalam bentuk kelompok belajar Satokhid, 1986. Program kegiatan belajar komunitas homeschooling diatur berdasarkan 11 sebelas aspek, yaitu: a. Tujuan program belajar Dalam merumuskan tujuan baik tujuan umum maupun tujuan khusus hendaknya dikemukakan secara jelas. Tujuan umum menyatakan kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh warga belajar setelah selesai mengikuti keseluruhan program. Tujuan khusus menyatakan kemampuan khusus yang diharapkan dimiliki oleh warga belajar setelah selesai mengikuti suatu kegiatan belajarmendapatkan suatu pengalaman belajar. kemampuan yang diharapkan untuk dimiliki oleh Universitas Sumatera Utara warga belajar seharusnya mencakup aspek, keterampilan, sikap dan pengetahuan. Tujuan khusus hendaknya disusun dengan menggunakan kalimat dengan kata kerja yang bersifat operasional dan dapat diukur. Yang menjadi tujuan umum komunitas homeschooling adalah mempersiapkan anak untuk terjun ke dunia nyata real world karena proses pembelajarannya berdasarkan kegiatan sehari-hari yang ada di sekitarnya. Untuk tujuan khusus komunitas homeschooling memberikan peluang bagi anak untuk belajar secara mandiri dan berkreativitas sesuai dengan potensi masing-masing anak Sumardiono, 2007. b. Sumber belajar Sumber belajar ditentukan sesuai dengan hasil identifikasi dan konsultasi, banyaknya ditentukan menurut kebutuhan. Komunitas homeschooling membagi aturan dalam menentukan sumber belajar antara orangtua penyelenggara homeschooling dengan komunitasnya sebesar 50:50. Rumah maupun komunitas homeshooling yang sebagai tempat untuk mendapatkan pengetahuan dimana orangtua dan para pengajar bertanggung jawab untuk mengajar sesuai keahlian masing-masing. Homeschooling menggunakan media penunjang yang variatif dan memberikan kebebasan pada anak untuk belajar apa saja sesuai minat dan hal-hal yang disukai. Anak homeschooling dapat berkunjung ke berbagai tempat yang bisa menjadi objek pelajaran, Universitas Sumatera Utara seperti persawahan, taman burung, pemandian air panas, kebun binatang, ataupun tempat kerja Mulyadi, 2007. c. Warga belajar Jumlah warga belajar hendaknya dibatasi, menurut kemampuan pelayanan. Jumlah yang efektif tidak lebih dari 20 orang warga belajar. Berbeda dengan siswa sekolah yang terekspos dengan sosialisasi sebaya horizontal socialization, siswa homeschooling lebih terekspos dengan pergaulan lintas-usia vertical socialization. Komunitas homeschooling sendiri memiliki ruang gerak sosialisasi peserta didik yang lebih luas dibandingkan homeschooling tunggal dan homeschooling majemuk tetapi masih dapat dikendalikan dikarenakan homeschooling memungkinkan untuk melakukan penyesuaian pendidikan secara individual Sumardiono, 2007. d. Waktu belajar Menentukan waktu belajar hendaknya memperhatikan waktu senggang baik bagi para warga belajar maupun bagi sumber belajar. Lamanya waktu belajar tergantung pada tingkat kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh warga belajar sebagaimana dinyatakan dalam tujuan program belajar. Sebagai bentuk dari sistem pendidikan informal, kunci utama penyelenggaraan homeschooling adalah adanya kelenturan atau fleksibilitas. Jadi tidak boleh kaku dan terlalu berstruktur sebagaimana sekolah formal. Meski kedisiplinan dan tanggung jawab tetap Universitas Sumatera Utara ditekankan dalam homeschooling dengan membuat jadwal-jadwal belajar, namun kekakuan bisa diminimalkan Mulyadi, 2007. e. Bahan belajar Dalam menentukan materibahan pelajaran berdasarkan kebutuhan belajar dan juga disertakan bahan pelajaran yang sesuai dengan misi pemerintah, seperti Pancasila, Kewarganegaraan, dan lain-lain. Untuk komunitas homeschooling bahan belajar untuk pendidikan akademik lebih terstruktur. Komunitas homeschooling tertentu juga menyediakan paket belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar anak. Untuk belajar, siswa homeschooling dapat menggunakan bahan- bahan yang tersedia di dunia nyata dalam kehidupan sehari-hari. Di Indonesia, keluarga homeschooling dapat membeli kurikulum dan materi-materi ajar secara online melalui internet dan juga dapat menggunakan kurikulum Diknas sebagai acuan yang dapat diambil gratis via internet. Untuk materi ajar, keluarga homeschooling dapat menggunakan buku-buku yang ada tanpa tergantung keharusan memilih buku dari penerbit tertentu bahkan tidak harus membeli buku baru karena buku-buku lama masih dapat digunakan sepanjang materinya relevan Sumardiono, 2007. f. Metode mengajarbelajar Merumuskan metode-metode yang tepat untuk dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar tersebut, misalnya: ceramah, diskusi, kerja kelompok, demonstrasi, dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara Pengajaran di dalam komunitas homeschooling bisa diserahkan kepada orangtua atau menyewa guru-guru berkualitas dalam mendidik anaknya sesuai dengan potensinya. Pengajaran antara teori dengan praktek seimbang. Para orangtua membentuk network untuk membagi pengalamannya kepada orangtua lain yang mendidik anaknya di homeschooling. Bahkan, jika minat anak-anak sama, beberapa orangtua membentuk kelompok pendidikan dan mengajak anak belajar bersama dengan anak-anak lain yang memiliki minat sama. Jadi, homeschooling memberikan kebebasan untuk belajar secara fleksibel, menyenangkan dan sesuai dengan minatnya Kembara, 2007. g. Alat-alat belajar Menentukan alat-alat belajar yang diperlukan dalam setiap satuan kegiatan belajar. Di komunitas homeschooling tersedia fasilitas pembelajaran yang baik, misalnya bengkel kerja, laboratorium IPABahasa, auditorium, fasilitas olahraga dan kesenian. Keluarga homeschooling juga dapat menggunakan sarana pembelajaran, baik barang cetakan majalah, ensiklopedia, rosur, alat-alat audio kaset CD, audio visual TV, VCD, film, internet tersedia lembar kerja, ide pengajaran, aktivitas, keterampilan, dan sebagainya Mulyadi, 2007. h. Dana belajar Menentukan besar anggaran kebutuhan dana untuk melaksanakan kegiatan belajar. Universitas Sumatera Utara Kunci dari pengelolaan biaya dalam penyelenggaraan homeschooling adalah kreativitas orangtua dalam mengatur biaya pendidikan bagi anaknya. Melalui komunitas, para keluarga homeschooling dapat saling bertukar pengalaman dan bahan pengajaran, saling bertukar keahlian; misalnya saling mengajar antara keluarga homeschooling. Biaya yang ditawarkan komunitas homeschooling sifatnya beragam Sumardiono, 2007. i. Tempat belajar Tempat belajar hendaknya diusahakan tidak jauh dari tempat kediaman warga belajar. Bagi pelaksana homeschooling tempat belajar dapat dilaksanakan di indoor maupun outdoor rumah, luar rumah ataupun komunitas homeschooling tertentu dengan suasana belajar yang kondusif bagi anak yang melaksanakan kegiatan homeschooling. j. Evaluasi belajar Merumuskan cara-cara dan alat evaluasi, baik formatif maupun sumatif, dihubungkan dengan tujuan khusus yang ingin dicapai. Hasil belajar siswa homeschooling dapat diakui dari rapor, portofolio dokumentasi proses dan karya-karya selama proses pembelajaran, CV curiculum vitae, sertifikasi, dan berbagai bentuk prestasi lain dan atau tes penempatan. Evaluasi kegiatan belajar dapat dilaksanakan dengan acara berdiskusi antara orangtua dan anak juga dapat digunakan untuk mengetahui apa yang berhasil dan gagal untuk Universitas Sumatera Utara diperbaiki di waktu yang berikutnya Yulaelawati dalam Sumardiono, 2007. k. Jadwal pelajaran Jadwal pelajaran disusun menurut kebutuhan atau persatuan warga belajar dan sumber belajar. Pada sekolah, jadwal belajar telah ditentukan dan seragam untuk seluruh siswa. Pada homeschooling, jadwal belajar fleksibel tergantung kesepakatan antara orangtua dan anak. Di komunitas homeschooling pembagian jadwal pelajaran antara orangtua dan komunitasnya sebesar 50:50 Sumardiono, 2007. Dalam menetukan komponen objek sikap seharusnya mengetahui tujuan pengukuran yang dilakukan dan mempunyai gambaran yang jelas, luas dan relevan mengenai objek sikapnya Azwar, 2000. Yang menjadi komponen objek sikap adalah program kegiatan belajar komunitas homeschooling. Hal ini dikarenakan pengaturan kegiatan komunitas homeschooling lebih terstruktur dan komunitas homeschooling merupakan satuan pendidikan jalur nonformal yang dapat menyelenggarakan pendidikan nonformal dikarenakan komunitas homeschooling berbentuk kelompok belajar. Dari 11 sebelas aspek tersebut akan dijadikan dasar dalam pembuatan alat ukur yakni skala sikap terhadap pendidikan homeschooling. Universitas Sumatera Utara

4. Faktor-faktor pemicu dan pendukung homechooling