5. Manfaat homeschooling
Mulyadi 2007, menyebutkan beberapa manfaat dalam model pendidikan homeschooling, antara lain adalah:
a. Anak menjadi subyek belajar
Melalui homeschooling, anak-anak diberi peluang untuk menentukan materi-materi yang ingin dipelajarinya. Anak menjadi subjek dalam
kegiatan belajar. Selain materi yang dapat dipilih sesuai keinginan anak, gaya belajar si anak dapat dilayani sehingga anak dapat merasa
nyaman serta menyenangkan dalam melakukan kegiatan belajar. b.
Objek yang dipelajari sangat luas dan nyata Homeschooling akan membawa anak-anak untuk belajar di dunia
nyata, di alam yang sangat terbuka. Di samping itu, objek yang dipelajari anak bisa sangat luas, seluas langit dan bumi.
Homeschooling dapat membebaskan anak untuk belajar apa yang sesuai minat dan hal-hal yang disukainya. Mereka dapat berkunjung ke
berbagai tempat yang bisa menjadi objek pelajaran, seperti persawahan, taman burung, pemandian air panas, stadion olahraga, dan
tempat-tempat lain yang menarik perhatiannya serta dapat dijadikan tempat belajarnya.
c. Ajang menanamkan cinta belajar
Homeschooling berusaha menyadarkan kepada orangtua bahwa belajar bisa dilakukan di mana saja, termasuk di rumah. Untuk menanamkan
rasa cinta belajar kepada anak sejak dini, hanya orangtualah yang
Universitas Sumatera Utara
mungkin paling layak untuk mewujudkannya. Secara naluriah, anak sejak berada di kandungan ibunya sudah dilengkapi dengan kemauan
kuat untuk belajar. Apabila, lingkungan di rumahnya tidak mendukung, ada kemungkinan kemauan kuat itu semakin lama
semakin hilang dan akhirnya tidak ada lagi semangat atau rasa cinta belajar dalam diri si anak.
d. Memberikan kemudahan belajar karena fleksibel
Sebagai bentuk dari sistem pendidikan informal, kunci utama penyelenggaraan homeschooling adalah adanya kelenturan atau
fleksibilitas. Jadi, tidak boleh kaku dan terlalu berstruktur sebagaimana sekolah formal. Kalau terlalu disusun dalam kurikulum yang baku,
maka homeschooling justru akan kehilangan makna utamanya. e.
Mendukung belajar secara kontekstual Kontekstual berasal dari kata kerja latin yang berarti “menjalin
bersama”. Kata konteks merujuk pada “keseluruhan situasi, latar belakang, atau lingkungan” yang berhubungan dengan diri yang
terjalin bersamanya. Untuk menyadari seluruh potensinya, semua organisme hidup, termasuk manusia, harus berada di dalam gabungan
yang tepat dengan konteks mereka. Homeschooling sangat memungkinkan untuk menampung sekaligus mendukung kegiatan
belajar yang kontekstual. Ketika seorang anak dapat mengaitkan isi materi pelajaran yang dipelajarinya dengan pengalaman mereka
Universitas Sumatera Utara
sendiri, mereka menemukan makna, dan memberi alasan kepada mereka untuk belajar Johnson dalam Mulyadi, 2007.
B. Pendidikan 1. Definisi pendidikan