BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian kualitas hidup pasien diabetes mellitus di poliklinik endokrin RSUD.Dr. Pirngadi Medan yang telah
dilakukan pertengahan September 2012 – pertengahan Oktober 2012 dengan
jumlah responden sebanyak 37 orang. Penyajian analisa data dalam penelitian ini diuraikan berdasarkan data demografi dan data kualitas hidup fungsi fisik,
keterbatasan fisik, nyeri tubuh, kesehatan secara umum, vitalitas, keterbatasan emosional, dan kesehatan mental responden diabetes mellitus di poliklinik
endokrin RSUD.Dr.Pirngadi Medan.
1. Data Demografi
Hasil data demografi yang diperoleh dari 37 responden maka dijumpai mayoritas umur 56 tahun sebanyak 18 responden 48.6, jenis kelamin
perempuan sebanyak 21 responden, status menikah sebanyak 26 responden 70.3, suku batak sebanyak 23 responden 62.2, agama kristen sebanyak 20
responden 51.4, pendidikan perguruan tinggi sebanyak 26 responden 70.3, pekerjaan pegawai negeri sebanyak 20 responden 54.1, penghasilan keluarga
perbulan Rp. 3000000 sebanyak 20 responden 54.1, lama menderita penyakit DM 5 tahun sebanyak 13 responden 35.1. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 5.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan data Demografi di RSUD. Dr. Pirngadi Medan September
– Oktober 2012
Data Demografi Responden Frekuensi N
Persentase
Umur 36-45 tahun
46-55 tahun 56 tahun
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan Status
Menikah Widows jandaduda
Suku Batak
Jawa Melayu
Agama Islam
Kristen Pendidikan
SD SMP
SMU Perguruan Tinggi
Pekerjaan Pegawai Negeri
Pegawai Swasta Wiraswasta
Lain-lain pensiunan IRT Penghasilan Keluarga Perbulan
Rp.700.000 Rp. 1.000.000
– Rp. 3.000.000 Rp. 3.000.000
Lama Menderita Penyakit DM 1 tahun
1-3 tahun 3-5 tahun
5 tahun 5
14 18
16 21
26 11
23 7
7
17 20
1 6
4 26
20 4
2 11
1 16
20
7 11
6 13
13.5 37.8
48.6
43.2 56.8
70.3 29.7
62.2 18.9
18.9
45.9 54.1
2.7 16.2
10.8 70.3
54.1 10.8
5.4 29.7
2.7 43.2
54.1
18.9 29.7
16.2 35.
Universitas Sumatera Utara
2. Data Kualitas Hidup
Berdasarkan dari hasil penelitian yang diperoleh dari delapan subvariabel kualitas hidup dengan mean tertinggi adalah kesehatan mental 65.3 dan mean
terendah pada keterbatasan emosional 0.9. Secara keseluruhan kualitas hidup 37 responden jumlah mean dari delapan subvariabel yaitu 41. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2 Kualitas hidup responden berdasarkan delapan subvariabel kualitas hidup di RSUD. Dr. Pirngadi Medan September
– Oktober 2012.
No Subvariabel
Kualitas Hidup
1 Fungsi Fisik
45.81 2
Keterbatasan Fisik 1.35
3 Nyeri Tubuh
52.9 4
Kesehatan Secara Umum 48.42
5 Vitalitas
46.22 6
Fungsi Sosial 52.7
7 Keterbatasan Emosional
0.9 8
Kesehatan Mental 65.3
Total skor kualitas hidup 41
Dari 37 responden diketahui ada 9 responden 24.3 memiliki kualitas hidup yang baik dengan mean diatas 50 dan 28 responden 75.7 kualitas
hidupnya buruk dengan mean dibawah 50. Kualitas hidup yang baik memiliki umur 36-55 tahun, 8 respoden wanita dan 1 responden pria, 8 responden menikah
dan 1 responden janda, 6 responden suku batak, 2 respoden suku melayu, 1
Universitas Sumatera Utara
responden suku jawa, 6 responden agama Kristen dan 3 responden agama Islam, 5 responden pendidikan terakhir perguruan tinggi, 1 responden pendidikan SMA,
2 responden pendidikan SMP, 1 responden pendidikan SD, 5 responden PNS, 3 responden IRT, 1 responden pegawai swasta, 6 responden penghasilan Rp
3.000.000, 3 responden penghasilan Rp. 1.000.000 – Rp. 3.000.000, 5 responden
lama menderita DM 1-3 tahun dan 4 responden menderita DM 1 tahun.
5.2. Pembahasan 1. Fungsi Fisik
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 37 responden didapatkan mean sebesar 45.81 dalam rentang skor 0
– 100 dari 10 pernyataan yang nilai frekuensi tertinggi didapat pada pernyataan yang nomor 12 yaitu tidak membatasi
sama sekali untuk aktifitas mandi atau berpakaian sendiri sebanyak 27 responden 73. Menurut Hariyono 2010 dari 52 responden penelitian didapatkan self
care yang baik sebanyak 2 responden atau 3.8, self care yang cukup sebanyak 16 responden atau 30.8, self care yang kurang sebanyak 34 responden atau
65.4, sedangkan kualitas hidup hampir separuh dari responden mempunyai kualitas hidup yang kurang yaitu sebanyak 25 responden atau 48.1, Untuk self
care ada hubungan dengan kualitas hidup penderita. Diabetes Melitus dengan kuat hubungan yang cukup yaitu sebesar 0.317. Teori yang dikemukakan oleh
Malcolm 1992 bahwa kesungguhan dan kematangan diri seseorang bergerak dan ketergantungan total menuju ke arah pengembangan diri sehingga mampu untuk
mengarahkan dirinya sendiri secara mandiri, sedangkan nilai terendah didapat
Universitas Sumatera Utara
pada pernyataan nomor 3 dimana dalam melakukan aktifitas yang penuh semangat seperti berlari, mengangkat benda-benda yang berat, aktif dalam
olahraga yang berat-berat sebanyak 23 responden 62.2 menjawab sangat membatasi. Menurut Dellasega dkk dalam Stanley 2007 pasien yang menderita
diabetes mellitus dan kadag gula darah KGD yang tidak terkontrol KGD puasa sebelum latihan lebih dari 250 mgdL pada kenyataanya dapat membahayakan
bila melakukan peningkatan aktivitas fisik secara mendadak olahraga. Menurut Diana 2009 penambahan usia akan mempengaruhi munculnya penyakit dimana
hal ini berhubungan dengan penurunan fungsi organ tubuh termasuk kelenjar pankreas yang menyeimbangkan pengeluaran insulin dan glukosa dalam darah,
hal ini akan mempengaruhi kemampuan fungsi fisik seseorang dalam melakukan aktivitas terutama aktivitas olahraga berat.
2. Keterbatasan Fisik
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 37 responden didapatkan mean sebesar dalam rentang skor 0
– 100 dan dilihat dari 4 pernyataan yang nilai frekuensi tertinggi didapat pada pernyataan yang nomor 15 dan 16 yaitu 1
responden 2.7 menjawab tidak ada masalah dalam melakukan aktifitas setiap jenis pekerjaan atau aktivitas lainnya dan tidak ada kesulitan dalam mengerjakan
pekerjaan ataupun aktivitas tersebut. Menurut Hariyono 2010 dari 52 responden penelitian didapatkan self care yang baik sebanyak 2 responden atau 3.8, self
care yang cukup sebanyak 16 responden atau 30.8, self care yang kurang sebanyak 34 responden atau 65.4, sedangkan kualitas hidup hampir separuh dari
responden mempunyai kualitas hidup yang kurang yaitu sebanyak 25 responden
Universitas Sumatera Utara
atau 48.1, sedangkan nilai terendah didapat pada pernyataan nomor 13 dan 14 dimana 37 responden 100 menjawab dalam melakukan aktivitas sehari-hari
maka responden mengurangi jumlah waktu yang digunakan dalam beraktivitas serta pelaksanaannya kurang dari apa yang diinginkan. Menurut Issa BA dan O
Baiyewu 2006 hasil penelitian dari 251 pasien DM yang diteliti di rumah sakit pendidikan Nigerian untuk kesehatan fisik ada 41 16.3 pasien memiliki
kualitas hidup yang baik, 171 68.1 pasien memiliki kualitas hidup cukup dan 39 15.5 pasien memiliki kualitas hidup buruk didukung beberapa diantaranya
adanya penyakit komplikasi, rendahnya pendapatan, rendahnya pendidikan, menderita DM tipe 2. Menurut Ware Sherbourne 1992 mengatakan bahwa
fungsi fisik seseorang akan mempengaruhi kemampuan fisik dalam beraktivitas.
3. Nyeri Tubuh