Latar Belakang Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus di Poliklinik Endokrin RSUD. Dr. Pirngadi Medan

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Diabetes mellitus sering juga dikenal dengan nama kencing manis atau penyakit gula dan secara pasti memang tidak dapat didefinisikan secara tepat Suyono, 2004. Banyak orang yang masih menganggap penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit orang tua atau penyakit yang yang hanya timbul karena faktor keturunan. Padahal, setiap orang dapat mengidap penyakit diabetes mellitus. Hal ini mungkin disebabkan minimnya informasi di masyarakat tentang diabetes mellitus terutama gejala-gejalanya Soegondo, 2005. Menurut Seidel dalam Ucan Ozlem dan Ovayolu Nimer 2010 World Health Organization WHO memprediksikan pasien diabetes mellitus akan meningkat dua kali lipat dari 143 juta pada tahun 1997 dan meningkat lebih kurang 300 juta pada tahun 2025, dimana faktor pendukung dari peningkatan penyakit diabetes mellitus ini dikarenakan faktor diet dan gaya hidup seseorang. Penyakit diabetes mellitus cukup umum ditemukan di Turki, prevalensi yang didapat mencapai 7,2 sebelumnya tidak terdiagnosa 2,3 , Akinci dkk, 2008. World Health Organization WHO memprediksi kenaikan jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030 PERKENI, 2006. Berdasarkan data International Diabetes Federation IDF tahun 2002, Indonesia merupakan negara ke empat terbesar untuk prevalensi diabetes melitus Suryono, 2008. Jumlah Universitas Sumatera Utara kasus yang dijumpai pada tahun 2000 sekitar 8,4 juta orang dan meningkat menjadi 21,3 juta orang pada tahun 2030, penyebabnya adalah faktor herediter, gaya hidup, dan faktor lingkungan yang akan meningkatkan angka kesakitan Ridwan, 2007. Jumlah penyandang diabetes terutama diabetes mellitus tipe 2 makin meningkat di seluruh dunia terutama di negara berkembang karena faktor genetik, faktor demografi jumlah penduduk meningkat, urbanisasi, usia diatas 40 tahun meningkat dan faktor perubahan gaya hidup yang menyebabkan obesitas karena makan berlebih dan hidup santai atau kurang berolaraga Suyono, 2011. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Litbangkes Depkes Indonesia pertama kali mempunyai data nasional prevalensi diabetes untuk daerah urban sebesar 5,7. Peningkatan prevalensi diabetes mallitus di Indonesia meninbulkan dampak negatif terhadap kualitas hidup sumberdaya manusia PERKENI, 2006. Hasil Riset kesehatan dasar Riskesdas pada tahun 2007, diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat penyakit diabetes mellitus pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7 dan daerah pedesaan, penyakit diabetes mellitus menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8. Dari hasil tersebut, didapatkan juga prevalensi nasional penyakit diabetes mellitus berdasarkan pemeriksaaan darah pada penduduk usia 15 tahun di perkotaan 5,7 Depkes, 2007. Diabetes mellitus merupakan gangguan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein Triplitt dkk., 2005. Salah satu sasaran terapi pada diabetes mellitus adalah peningkatan kualitas hidup. Dalam hal ini, kualitas Universitas Sumatera Utara hidup seharusnya menjadi perhatian penting bagi para profesional kesehatan karena dapat menjadi acuan keberhasilan dari suatu tindakan intervensi atau terapi Coons, 2005. Kualitas hidup yang rendah dapat memperburuk komplikasi dan dapat berakhir kecacatan atau kematian. Beberapa studi melaporkan Health Related Quality of Life HRQOL penderita diabetes mellitus lebih rendah dibandingkan dengan tanpa riwayat diabetes mellitus Andayani, 2010. Penelitian ini telah dilakukan di Puskesmas Pakis Kota Surabaya pada bulan Juni 2010 dengan 46 responden, yang bertujuan untuk mempelajari faktor yang berhubungan dengan status kualitas hidup penderita Diabetes Mellitus. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa umur, olahraga, waktu tidur, pengetahuan, kepatuhan berobat, dukungan keluarga, diet ada hubungan dengan status kualitas hidup pasien DM Mandagi, 2010. Dari 52 responden penelitian didapatkan self care yang baik sebanyak 2 responden atau 3,8, self care yang cukup sebanyak 16 responden atau 30,8, self care yang kurang sebanyak 34 responden atau 65,4, sedangkan kualitas hidup hampir separuh dari responden mempunyai kualitas hidup yang kurang yaitu sebanyak 25 responden atau 48,1, Untuk self care ada hubungan dengan kualitas hidup penderita. Diabetes Melitus dengan kuat hubungan yang cukup yaitu sebesar 0.317. Self care yang baik akan meningkatkan kualitas hidup penderita Diabetes Melitus yang meliputi aspek fisik, psikologis, hubungan sosial dan lingkungan dan untuk lama menderita tidak mempengaruhi kualitas hidup penderita Haryono, 2010. Universitas Sumatera Utara Hubungan antara dukungan keluarga ditinjau dari empat dimensi emosional, penghargaan, instrumental dan informasi dengan kualitas hidup pasien DM tipe 2 di RSUP Fatmawati Jakarta, sampel yang diteliti 120 pasien DM tipe 2 dengan hasil penelitian terdapat ada hubungan antara dukungan keluarga ditinjau dari empat dimensi dengan kualitas hidup p value= 0.034; Alpha= 0.05 . Peningkatan satu satuan dukungan keluarga, akan meningkatkan kualitas hidupnya sebesar 35 setelah dikontrol oleh pendidikan dan komplikasi DM Yusra, 2010 Penderita penyakit DM sejak September 2008- Oktober 2009 di Medan terus mengalami peningkatan jika dibanding dengan jumlah pasien penyakit Jantung Koroner atau penyakit yang lainnya. Berdasarkan survey data yang diperoleh dari Rekam Medik RSU.P.Haji Adam Malik Medan, penderita DM dari bulan juni 2010 sampai juni 2011 sebanyak 546 orang Dasni, 2011. Berdasarkan data 10 besar diagnosa penyakit di RSUD. Dr. Pirngadi Medan pada Oktober 2009, kunjungan pasien rawat jalan sebanyak 1.470 kunjungan dalam setahun, atau meningkat bila dibanding dengan jumlah kunjungan pasien rawat jalan di September 2008, yaitu sebanyak 1.403 kunjungan Erikaganie, 2009. Hasil survey awal yang diperoleh dari Rekam Medik RSUD. Dr.Pirngadi Medan pasien diabetes mellitus yang rawat jalan dari bulan Juli 2011- Juni 2012 sebanyak 584 orang. Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk mengetahui kualitas hidup pasien diabetes mellitus di Poliklinik Endokrin RSUD. Dr. Pirngadi Medan. Universitas Sumatera Utara

2. Pertanyaan Penelitian