22
3. Biaya pengembangan produk baru. Akuisisi merupakan cara lain yang
digunakan perusahaan untuk memasuki akses ke produk baru dan produk saat ini yang baru dan diinginkan perusahaan. Penelitian dan
pengembangan produk pun dipastikan lebih cepat dari sebelum akuisisi. 4.
Meningkatkan kecepatan memasuki pasar. Dibandingkan dengan pengembangan produk internal, akuisisi lebih cepat meningkatkan
kecepatan memasuki pasar. 5.
Risiko lebih rendah dibandingkan dengan pengembangan produk baru. terdapat pendapat proses pengembangan produk internal lebih berisiko,
dan para manajer melihat akuisisi sebagai salah satu cara untuk menurunkan tingkat risiko karena mudah di prediksi. Risiko yang
seharusnya hanya ditanggung oleh satu perusahaan, kini dapat ditanggung pula oleh anak perusahaan yang diakuisisi, sehingga risiko berkurang.
6. Meningkatkan diversifikasi. Perusahaan biasanya lebih mudah
mengenalkan produk baru dalam pasar yang baru-baru ini dilayani oleh perusahaan, dan sebaliknya semakin sulit bagi perusahaan untuk
mengembangkan produk untuk pasar yang kurang dikuasainya. 7.
Membentuk kembali jangkauan kompetitif perusahaan. Untuk mengurangi dampak negatif dari tingginya tingkat persaingan terhadap kinerja
keuangan, maka perusahaan dapat menggunakan akuisisi sebagai salah satu cara untuk membatasi ketergantungannya pada produk pasar yang
sedikit atau tunggal.
2.1.2.2 Pembiayaan Merger dan Akuisisi
Universitas Sumatera Utara
23
Menurut Fuady 2002:11 pada prinsipnya terdapat beberapa pembiayaan untuk merger dan akuisisi dilihat dari sumber pendanaannya,
yaitu :
1. Private Placement
Dalam hal ini sumbernya dapat dari investor kelembagaan atau bukan. Investor kelembagaan dalam hal ini misalnya
perusahaan asuransi, dana pensiun, modal ventura, dan sebagainya.
2. Public Market
Ini dilakukan lewat pasar modal melalui proses go public.
3. Penerbitan Surat Berharga
Penerbitan surat berharga seperti bonds, notes, convertible bonds, atau sarana debt financing lainnya, juga dapat
menjadi sumber finansial bagi merger dan akuisisi.
2.1.2.3 Tipe Merger dan Akuisisi
Tipe merger menurut Fuady 2002:86-89 dari segi jenis usaha adalah tipe merger horizontal horizontal merger, merger vertikal
vertical merger, merger kon-generik dan merger konglomerat conglomerate merger.
1. Merger horizontal horizontal merger
Universitas Sumatera Utara
24
Merger horizontal merupakan merger di antara dua atau lebih perusahaan di mana semua perusahaan tersebut bergerak pada
bidang bisnis yang sama. Contoh : Gulf Oil dan Chevron Corporation, sama-sama bergerak di bidang pertambangan minyak.
2. Merger vertikal vertical merger
Suatu gabungan di antara dua perusahaan atau lebih dengan mana yang satu bertindak sebagai supplier bagi yang lainnya. Jadi
hubungan bisnisnya merupakan hubungan producer-supplier. 3.
Merger Kon-generik Perusahaan-perusahaan yang bergabung saling berhubungan satu
sama lain, yang mempunyai kesamaan sifat produksinya, tetapi belum dapat dikatakan sebagai produsen terhadap produk yang
sama seperti horizontal. 4.
Merger konglomerat conglomerate merger
Gabungan antara dua perusahaan atau lebih yang sama sekali tidak punya keterkaitan bidang usaha satu sama lain.
Sedangkan dari segi analisis keuangan, merger ada dua jenis, yaitu :
1. Merger permodalan murni yaitu merger dimana perusahaan-perusahaan
yang melakukan merger tetap beroperasi sebagai unit-unit yang terpisah sehingga tidak ada penghematan operasional. Jenis ini agak menyimpang
dari segi tujuan merger yaitu pengefisienan biaya maupun operasi.
Universitas Sumatera Utara
25
2. Merger Operasional yaitu merger di mana diharapkan akan ada sinergi dari
perusahaan-perusahaan yang melakukan merger lewat integrasi dari operasional perusahaan-perusahaan tersebut.
Tipe Akuisisi dilihat dari segi objeknya: 1.
Akuisisi saham Dalam hal ini yang dibeli atau diakuisisi adalah sahamnya
perusahaan target. Baik dibayar dengan uang tunai, maupun dibayar dengan sahamnya perusahaan pengakuisisi atau
perusahaan lainnya. Saham yang dibeli haruslah paling sedikit 51. Apabila kurang dari itu, perusahaan target belum bisa
dikontrol ataupun dikendalikan dan tujuan akuisisi belum dapat dicapai.
2. Akuisisi aset
Jika akuisisi aset, maka yang diakuisisi adalah aset perusahaan target dengan atau tanpa ikut mengasumsi
mengambil alih seluruh kewajiban perusahaan target terhadap pihak ketiga. Dengan kata lain berarti kewajiban masih
tanggung jawab perusahaan yang diakuisisi, karena merupakan perjanjian mereka dengan pihak lain.
3. Akuisisi Kombinasi
Dalam hal ini dilakukan kombinasi antara akuisisi saham dan akuisisi aset. Misalnya 50 dari aset dan 50 dari saham
Universitas Sumatera Utara
26
saja yang diakuisisi. Sedangkan kewajiban masih diakui oleh perusahaan anak yang diakuisisi.
4. Akuisisi Bertahap
Pada akuisisi ini, proses akuisisi tidak dilakukan sekaligus, misalnya pertama-tama perusahaan pengakuisisi akan membeli
bonds yang dijual perusahaan target, belum memiliki hak kepemilikan. Namun setelah itu, jika perusahaan target memiliki
kinerja yang baik, bonds tersebut akan ditukar dengan equity. Sedangkan untuk akuisisi perusahaan menurut Hitt 2001 ada beberapa
macam bentuk kemiripan dengan bentuk merger, adalah akuisisi horizontal, vertikal, dan akuisisi berkaitan untuk meningkatkan pasar.
1. Akuisisi horizontal
Akuisisi horizontal adalah mengakuisisi sebuah perusahaan yang bersaing dalam industri yang sama. Akuisisi ini bertujuan meningkatkan kekuatan pasar
perusahaan dengan mendayagunakan sinergi yang berbasis biaya dan pendapatan.
2. Akuisisi vertikal
Akuisisi vertikal adalah perusahaan yang mengakuisisi pemasok atau penyalur, satu atau lebih, barang-barang atau jasanya.
3. Akuisisi berkaitan
Universitas Sumatera Utara
27
Akuisisi berkaitan adalah akuisisi sebuah perusahaan dalam industri yang tingkat keterkaitannya tinggi.
2.1.2.4 Tipe Pelaksanaan Merger dan Akuisisi