19
Tabel 2.1 Tahapan Wilayah Pengalihan Minyak Tanah ke LPG
TAHUN KK TERKONVERSI
TAHUN BERJALAN
VOLUME LPG MT
KUMULATIF WILAYAH
2007 6.000.000
64.390.018 Jawa dan Bali
2008 9.000.000
1.171.019,93 Medan, Riau,
Palembang, Balikpapan, Makassar
2009 14.020.000
2.747.963,06 Seluruh Jawa
– Bali 2010
4.500.000 3.836.328,63
Luar Jawa 2011
4.000.000 4.374.915,97
Luar Jawa 2012
4.500.000 4.918.742,80
Luar Jawa Sumber : www.migas.esdm.go.id diakses tanggal 10 November 2011
Dalam melakukan program konversi ini, ada beberapa institusi yang terlibat yaitu :
- Kementerian Negara Koperasi dan UKM sebagai institusi pengadaan kompor dan aksesorisnya serta mendistribusikannya ke masyarakat
dengan bekerja sama dengan PT Pertamina. - Pihak kedua adalah PT Pertamina yang bertugas menyediakan tabung dan
isi LPG yang akan dibagikan. - Pihak ketiga adalah Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan yang
bertugas mensosialisasikan konversi ini kepada masyarakat luas.
2.3.2 Penghematan Subsidi Program Konversi
Sejak mulai tahun 2007 hingga akhir 2010 sudah di salurkan LPG sebanyak sekitar 4.744 Ribu Metrik Ton. Sedang Minyak Tanah yang sudah berhasil ditarik
mencapai sekitar 13.071 Ribu Kilo Liter. Penarikan Minyak Tanah yang selama
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
20
ini disubsidi telah memberikan pengaruh ekonomi secara nyata bagi keuangan negara berupa penghematan dana subsidi. Secara total besaran nilai penghematan
subsidi yang berhasil dilakukan hingga akhir 2010 mencapai Rp 25,21 Triliun. Penghematan subsidi program konversi ini dapat dilihat ditabel dan grafik
dibawah ini:
Tabel 2.2 Penghematan Subsidi Konversi
Tahun 2007
2008 2009
2010
Jumlah Penyaluran LPG Ribu MetrikTon
33 592
1840 2279
Jumlah Penarikan Minyak Tanah Ribu Kilo Liter
121 2.116
5402 6499
Biaya paket konversi Triliun Rupiah
0,8 3,62
5,87 1,09
Penghematan Subsidi Minyak tanah Triliun Rupiah
0,6 9,15
12,79 14,05
Penghematan program konversi Triliun Rupiah
-0,2 5,53
6,92 12,96
Sumber: www.migas.esdm.go.id diakses tanggal 13 Maret 2012
Jika dilihat dari tabel diatas, tampak bahwa nilai penghematan semakin besar sesuai dengan bertambahnya jumlah penyaluran LPG dan penarikan Minyak
Tanah. Saat awal dimulai tahun 2007, program ini memang masih mengalami defisit. Dari penyaluran LPG sebanyak 33 Ribu MT membutuhkan biaya paket
konversi sebesar Rp 0,8 Triliun. Sedang penarikan Minyak Tanah sebesar 121 Ribu KL menghemat subsidi sebesar Rp 0,6 Triliun. Sehingga masih defisit
sebesar Rp 0,2 Trilun.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21
Namun mulai tahun 2008, program konversi energi ini telah menghasilkan penghematan. Dimana Pada tahun 2008 jumlah atau volume LPG yang disalurkan
mencapai 592 Ribu MT dengan biaya paket konversi sebesar Rp 3,62 Trilun. Sedang penarikan Minyak Tanah meningkat tajam mencapai 2.116 Ribu KL yang
memberikan penghematan sebesar Rp 9,15 Triliun. Sehingga penghematan bersih yang berhasil dicapai sebesar Rp 5,53 Triliun.
Selanjutnya pada tahun 2009 telah disalurkan LPG sebesar 1.840 Ribu MT dengan biaya paket konversi Rp 5,87 Triliun. Sedangkan volume Minyak Tanah
yang berhasil di tarik terus mengalami peningkatan tajam hingga lebih dua kali dibanding tahun sebelumnya sehngga mencapai 5.402 Ribu KL dengan biaya
penghematan sebesar Rp 12,79 Triliun. Dimana terdapat biaya penghematan program konversi sebesar Rp 6,92 Triliun.
Ditahun 2010, minyak tanah yang ditarik terus mengalami peningkatan mencapai 6.449 Ribu KL. Peningkatan volume minyak tanah yang berhasil
ditarik terus bertambah karena jumlah pengguna LPG juga terus mengalami penambahan secara kumulatif. Berdasarkan jumlah minyak tanah yang ditarik ini
biaya penghematan yang dihasilkan mencapai Rp 14,05 Triliun. Sedang biaya paket konversi menurun menjadi sebesar Rp 1,09 Triliun. Sehingga biaya
penghematan bersih sebesar Rp 12,96 Triliun.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
22
2.3.3 Minyak Tanah dan Gas Elpiji 2.3.3.1 Minyak Tanah