24
5. Berbau khas
Gas mempunyai bau yang sangat khas, sehingga mudah mendeteksi bila terjadi kebocoran. Hal ini merupakan sebuah keuntungan yang baik bagi
masyarakat, karena bila terjadi kebocoran maka bisa dengan cepat dideteksi dengan aroma gas yang menyebar dan dapat memperkecil resiko yang
ditimbulkan. 6.
Kompor tidak perlu dipanaskan terlebih dahulu Ini adalah perbedaan yang mencolok antara kompor gas dan kompor yang
menggunakan minyak tanah. Dimana dalam menggunakan kompor gas kita tidak perlu repot-repot lagi memanaskan kompornya sebelum digunakan karena kompor
gas bisa langsung digunakan tanpa harus menunggu kompor panas agar apinya merata.
Sedangkan kekurangan yang Gas elpiji dibandingkan minyak tanah adalah : 1.
Membutuhkan tabung yang harganya cukup mahal 2.
Memerlukan perlatan dan perlengakapan seperti kompor gas, selang, dan katup yang harganya lebih mahal bila dibandingkan kompor biasa
3. Harus dibeli dalam satuan tertentu.
2.4 Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian terdahulu yang dijadikan peneliti sebagai acuan dalam melakukan penelitian ini adalah :
1. Penelitian yang dilakukan Simanjuntak 2009 tentang
“ Pola Pengeluaran, Persepsi, dan Kepuasan Keluarga Terhadap Perubahan Penggunaan Energi
dari Minyak Tanah ke LPG” yang meneliti tentang tingkat kepuasan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
25
masyarakat terhadap biaya pembelian bahan bakar, kepuasan terhadap akses,kepuasan terhadap keamanan dalam menggunakan bahan bakar,
kepuasan terhadap kebersihan dalam menggunakan bahan bakar, dan kepuasan terhadap kepraktisan. Penelitian yang dilakukan secara deskriptif
ini dengan menggunakan 30 responden menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden menyatakan puas terhadap harga LPG, akses, waktu
memasak, kebersihan dalam menggunakan bahan bakar, dan kepraktisan penggunaan bahan bakar LPG dibandingkan minyak tanah. Sedangkan 60
responden menyataan kurang puas terhadap keaaman dalam menggunakan LPG.
2. Putriyani 2005 melakukan penelitian tentang Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Permintaan Konsumsi Minyak Tanah Rumah Tangga Studi Kasus: Konsumen Minyak Tanah Rumah Tangga di Kecamatan Sukmajaya,
Depok. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendapatan rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, harga minyak
tanah, harga gas elpiji dan selera rumah tangga sedangkan permintaan konsumsi minyak tanah digunakan sebagai variabel terikat. Hasil penelitian
menunjukkan secara bersama-sama variabel pendapatan rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, harga minyak tanah, harga gas elpiji dan
selera rumah tangga berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan konsumsi minyak tanah rumah tangga pada tingkat kepercayaan 95.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
26
2.5 Kerangka Pemikiran
Adapun kerangka pemikiran pada penelitian ini dapatt dilihat pada skema berikut :
Gambar. 2.1 Kerangka Pemikiran
2.5.1 Pengaruh Persepsi Harga Terhadap Keputusaan Masyarakat Menggunakan LPG 3 Kg
Sukirno 2003 menulis bahwa hukum permintaan pada hakikatnya merupakan hipotesis yang menyatakan bahwa makin rendah harga suatu barang
maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya, makin tinggi harga suatu barang makan makin sedikit permintaan terhadap barang
tersebut. Hubungan yang terwujud merupakan hubungan terbalik, sehingga jika terdapat kenaikan harga, maka hal ini mengakibatkan permintaan bahan bakar
menurun. Harga LPG yang jauh lebih murah dibandingkan minyak tanah menyebabkan jumlah permintaan terhadap LPG jauh lebih tinggi dibandingkan
minyak tanah. Persepsi Harga LPG
Ketahan Tabung Keamanan
Keputusan Mengkonsumsi LPG
3 Kg
Kepraktisan Penggunaan
Teori Permintaan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
27
2.5.2 Pengaruh Keamanan
Terhadap Keputusaan
Masyarakat Menggunakan LPG 3 Kg
Keamanan merupakan salah satu faktor terpenting yang menentukan keputusan pemilihan penggunaan bahan bakar. Banyaknya kasus kebakaran
karena bahan bakar yang meresahkan masyarakat membuat masyarakat lebih selektif dalam menentukan penggunaan bahan bakar. Masyarakat lebih memilih
bahan bakar yang lebih aman dan tidak beresiko, walaupun pada kenyataannya tidak ada satupun bahan bakar yang tidak memiliki resiko. LPG dan minyak tanah
merupakan salah satu alternatif yang dipilih sebagian besar masyarakat dalam kehidupannya sehari-hari. Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor keamanan
merupakan salah satu pertimbangan masyarakat untuk menggunakan LPG 3 kg.
2.5.3 Pengaruh Kepraktisan penggunaan Terhadap Keputusaan Masyarakat
Menggunakan LPG 3 Kg
Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan masyarakat untuk melakukan konversi adalah kepraktisan penggunaan bahan bakar yang digunakan.
Pada umumnya masyarakat akan memilih bahan bakar yang praktis dalam hal penggunaan, perawatan, dan menghemat waktu. Kelebihan-kelebihan yang
ditawarkan gas LPG 3 kg ini menjadi salah satu pertimbangan masyarakat untuk melakukan konversi energi dari minyak tanah ke gas LPG 3 kg. Seperti yang
dijelaskan sebelumnya, LPG 3 kg mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan minyak tanah diantaranya masyarakat tidak perlu melakukan perawatan rutin
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
28
dengan mengganti sumbu kompor seperti halnya kompor minyak tanah dan kompor gas jauh lebih mudah dibersihkan karena tidak menghasilkan jelaga
seperti kompor minyak tanah. Selain itu, waktu yang diperlukan untuk memasak dengan kompor gas LPG jauh lebih singkat bila dibandingkan dengan memasak
dengan kompor minyak tanah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa fakor kepraktisan penggunaan merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan
keputusan masyarakat untuk memilih menggunakan LPG.
2.6 Hipotesis
Berdasarkan teori dan permasalahan yang ada, maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah: 1. Faktor persepsi harga gas LPG berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan konsumen dalam memilih menggunakan LPG dibandingkan minyak tanah di Kota Medan.
2. Faktor keamanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen dalam memilih menggunakan LPG dibandingkan minyak
tanah di Kota Medan. 3. Faktor Kepraktisan Penggunaan LPG berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan konsumen dalam memilih menggunakan LPG dibandingkan minyak tanah di Kota Medan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
29
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian deskriptif
dimaksud untuk memaparkan dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkanaan
dengan masalah yang diteliti.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di tiga kecamatan di Kota Medan Medan Amplas, Medan Tembung, dan Medan Area selama bulan Maret sampai bulan April 2012.
3.3 Definisi Operasional
Variabel – variabel yang sudah diidentifikasi kemudian diberikan definisi
operasional dari masing-masing variabel sebagai upaya pemahaman dalam penelitian. Definisi variabel-variabel yang diteliti adalah sebagai berikut:
1. Faktor Keputusan Menggunakan LPG 3 Kg Y adalah keyakinan subjek
yang diteliti untuk menggunakan LPG 3 Kg dibandingkan Minyak tanah. Apabila skor variabel keputusan pembelian yang diperoleh dengan
perhitungan skala likert semakin tinggi, maka hal ini menunjukkan bahwa
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA