Latar Belakang Masalah PENUTUP

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Isu pemberitaan eksekusi mati Mary Jane Fiesta Veloso, merupakan isu mengenai tertangkapnya pelaku importir narkotika berupa heroin dari Filipina ke Indonesia melalui jalur udara. Mary Jane Fiesta Veloso, ditangkap di bandara Adisutjipto, Yogyakarta, karena didapati membawa heroin sebanyak 2,6 kilogram yang disembunyikan di dalam kopernya. Karena pelanggaran hukum ini, ia dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Negeri Sleman. Banyak pro dan kontra atas kepustusan ini, sehingga media pun melihat kejadian ini sebagai berita yang dianggap tidak biasa. Bukan hanya Mary Jane yang mendapatkan hukuman mati karena melanggar hukum narkotika. Ada delapan orang lainnya yang juga mendapat nasib yang sama dengan Mary Jane Fiesta Veloso. Namun, yang menjadi perhatian publik dari kasus Mary Jane ini adalah adanya ungkapan bahwa yang terdakwa diduga hanyalah seorang korban dari perdagangan manusia yang biasa dilakukan oleh sindikat narkotika internasional. Dalam hal ini, dikatakan bahwa Mary Jane dijebak, yang semula diiming-imingi mendapat pekerjaan di Indonesia sebagai asisten rumah tangga ternyata tanpa sepengetahuannya, ia dijadikan kurir narkotika. Media dalam hal ini khususnya Tempo.co memberitakan kasus eksekusi mati Mary Jane Fiesta Veloso dari bulan Maret hingga Mei. Pemberitaannya memuat persoalan sosial hingga sikap yang ditimbulkan dari keputusan hukuman yang diberikan, kemudian peneliti buat menjadi kategori isu dan kategori bentuk pemberitaan. Melihat pada realita yang ada, bahwa dalam sebuah survey mengatakan satu hari di Indonesia terdapat 40 orang yang tewas akibat mengkonsumsi narkoba. Tentu saja jika dibandingkan dengan memberi hukuman mati kepada gembong narkoba, dinilai belum sebanding dengan jumlah korban yang ditimbulkan akibat obat terlarang tersebut. Adanya pengedaran narkotika bertaraf internasional ini sangat membahayakan bagi masyarakat. Selain bertentangan dengan hukum negara, pengedaran narkotika ini juga dilarang dalam hukum Islam karena dapat merusak diri sendiri dan orang lain, selaras dengan hadits Nabi Muhammad saw, dari Ibnu ‘Abbas, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: َراَﺮِﺿ َﻻَو َرَﺮَﺿ َﻻ “Tidak boleh melakukan perbuatan yang membahayakan diri dan membahayakan orang lain.” HR. Ibnu Majah No. 2340, Ad Daruquthni 3: 77, Al Baihaqi 6: 69, Al Hakim 2: 66 Berdasarkan hadits tersebut, maka segala sesuatu yang berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain apapun jenisnya maka hukumnya haram. Jika mengacu pada maksud hadits tersebut, maka pengedar narkotika terlebih yang bertaraf internasional memang sebaiknya diberikan hukuman yang setimpal, karena perbuatannya akan merugikan banyak orang. Namun, banyak masyarakat yang menyatakan bahwa pemberian hukuman mati ini merupakan hukum purba yang seharusnya sudah tidak diberlakukan lagi. Karena masyarakat menilai, hukuman mati ini memerlukan peninjauan kasus yang benar-benar teliti. Sebab, jika setelah diberlakukannya hukuman ini ternyata didapati kekeliruan, maka yang bersangkutan sudah tidak bisa ditolong lagi. Begitu juga dengan kasus yang menimpa seorang wanita asal Filipina ini, Mary Jane Fiesta Veloso, yang pada tahun 2010 tertangkap karena membawa sejumlah barang haram berupa heroin yang akan diselundupkan ke Indonesia, dan akan menerima hukuman mati pada 2015 ini, ternyata memunculkan kasus baru dalam tinjauan kasusnya. Ia diperkirakan hanya sebagai korban perdagangan manusia dan dipekerjakan sebagai kurir narkoba. Sehingga, hukuman mati yang diberikan kepadanya dinilai melanggar HAM dan tidak sesuai. 1 Dalam pemberitaan online, khususnya pada Tempo.co, kasus eksekusi mati Mary Jane mendapat tanggapan yang cukup banyak dari pembacanya. Tempo.co menyediakan link parameter untuk mengetahui bagaimana tanggapan pembaca dengan kasus eksekusi mati Mary Jane ini. Pembaca dapat memberikan suaranya untuk mendukung atau menolak adanya eksekusi mati. Sampai saat ini terdapat 60,6 pembaca kasus eksekusi mati di Tempo.co yang mendukung atau menyetujui diberlakukannya hukuman mati, karena dianggap dapat mencegah kejahatan. Dengan menggunakan analisis isi kuantitatif, peneliti akan mengetahui kategori pemberitaan mengenai kasus eksekusi mati Mary Jane ini pada Tempo.co yang mampu membentuk opini publik bahwa eksekusi mati harus tetap diberlakukan. Sebagai salah satu portal berita yang cukup diminati oleh khalayak, Tempo.co pasti memiliki agenda media untuk memunculkan sebuah dominasi kategori isu pemberitaan, khususnya pada isu eksekusi mati ini. 1 Todung Mulya Lubis, Kontroversi Hukuman Mati: Perbedaan Pendapat Hakim Konstitusi, Jakarta: Kompas, 2009, h. 382

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah