Turnover Intention 1. PENGALAMAN KERJA

10 Menurut Malayu Hasibuan 2011:10 manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. I Komang Ardana 2012:5 mengatakan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif dan efisien melalui kegiatan perencanaan, penggerakan, dan pengendalian semua nilai yang menjadi kekuatan manusia untuk mencapai tujuan. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah seni dan ilmu yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja untuk membantu terwujudnya tujuan perusahaan. Pengelolaan sumber daya manusia itu terkait dengan perilaku organisasi, yang cenderung menekankan pada produktivitas, ketidakhadiran, turnover dan kepuasan kerja.

B. Turnover Intention 1.

Definisi Turnover Intention Penelitian mengenai turnover telah banyak dilakukan sebagai upaya untuk mengidentifikasi sebab-sebab penarikan diri karyawan. Niat berpindah diartikan sebagai suatu kesadaran dan kesengajaan untuk meninggalkan suatu organisasi, Yang seringkali diukur dengan interval tertentu misalnya dalam jangka waktu enam bulan kedepan. Niat berpindah ini merupakan pemikiran yang dimiliki oleh karyawan untuk berhenti bekerja dan cenderung untuk mencari alternatif pekerjaan lain Mobley et al., 1979 dalam rahayu, 2011. 11 Turnover intention didefinisikan sebagai keinginan seseorang untuk keluar dari perusahaan dan belum sampai pada tahap keluar yang sebenarnya. Turnover intention akan menjadi turnover yang sebenarnya ketika karyawa sudah benar-benar berada pada tahap dimana karyawan itu tidak lagi bekerja untuk perusahaan. Tindakan pengunduran diri terdiri atas beberapa komponen yang secara simultan muncul dalam individu berupa adanya niat untuk keluar, keinginan untuk mencari pekerjaan lain. Mengevaluasi kemungkinan untuk menemukan pekerjaan yang layak di tempat lain, dan adanya keinginan untuk meninggalkan organisasi Abelson, 1987 dalam Suhanto, 2009. Menurut Hartono 2002:2 turnover intention ditandai oleh berbagai hal yang menyangkut perilaku karyawan, seperti: a. Absensi mulai meningkat Karyawan yang berkeinginan untuk melakukan pindah kerja, biasanya ditandai dengan absensi yang semakin meningkat. Tingkat tanggung jawab karyawan dalam fase ini sangat kurang dibandingkan dengan sebelumnya. b. Mulai malas bekerja Karyawan yang berkeinginan untuk melakukan pindah kerja, akan lebih malas bekerja karena orientasi karyawan ini adalah bekerja di tempat lainnya yang dipandang lebih mampu memenuhi semua keinginan karyawan bersangkutan. 12 c. Peningkatan terhadap pelanggaran tata tertib kerja Berbagai pelanggaran terhadap tata tertib dalam lingkungan pekerjaan sering dilakukan karyawan yang akan melakukan turnover. Karyawan lebih sering meninggalkan tempat kerja ketika jam-jam kerja berlangsung, maupun berbagai bentuk pelanggaran lainnya. d. Peningkatan proses terhadap atasan Karyawan yang berkeinginan untuk melakukan pindah kerja, lebih sering melakukan protes terhadap kebijakan-kebijakan perusahaan kepada atasan. Materi protes yang ditekankan biasanya berhubungan dengan balas jasa atau aturan lain yang tidak sependapat dengan keinginan karyawan. e. Perilaku positif yang sangat berbeda dari biasanya Biasanya hal ini belaku untuk karyawan yang karakteristik positif. Karyawan ini mempunyai tanggung jawab yang tinggi terhadap tugas yang dibebankan, dan jika perlaku positif karyawan ini meningkatkan jauh dan berbeda dari biasanya justru menunjukkan karyawan ini akan melakukan turnover. Sebagian besar pergantian karyawan membawa pengaruh yang kurang baik terhadap organisasi, baik dari segi biaya, hilangnya waktu maupun kesempatan untuk memanfaatkan peluang. Dalam arti luas turnover diartikan sebagai aliran para karyawan yang masuk dan keluar perusahaan. Turnover yang tinggi pada suatu bidang dalam suatu organisasi menunjukkan bahwa bidang yang bersangkutan perlu diperbaiki kondisi kerjanya atau cara 13 pembinaannya. Disamping itu perpindahan karyawan juga dapat menimbulkan berbagai biaya bagi perusahaan, diantaranya: 1. Biaya penarikan karyawan Menyangkut waktu dan fasilitas untuk wawancara dalam proses seleksi karyawan, penarikan karyawan baru dan mempelajari pergantian. 2. Biaya latihan Menyangkut waktu pengawas, departemen personalia dan karyawan yang dilatih. 3. Apa yang dikeluarkan untuk karyawan lebih besar dari yang dihasilkan karyawan baru tersebut. 4. Tingkat kecelakaan para karyawan baru, biasanya cenderung tinggi. 5. Adanya produksi yang hilang selama masa pergantian karyawan. 6. Peralatan produksi yang tidak bisa digunakan sepenuhnya. 7. Banyak pemborosan karena adanya karyawan baru. 8. Perlu melakukan kerja lembur, kalau tidak akan mengalami penundaan penyerahan. 14

2. Dimensi Turnover Intention