25 Selain peningkatan kandungan gizi berupa komposisi proksimat, kelebihan lain yang dimiliki
oleh  proses  pratanak  ditinjau  dari  sifat  fungsionalnya  adalah  dapat  menurunkan  indeks  glikemik. Dengan  penurunan  nilai  indeks  glikemik  ini,  dapat  dikatakan  bahwa  beras  pratanak  sangat  cocok
untuk  penderita  diabetes.  Berdasarkan  penelitian  yang  telah  dilakukan  oleh  Widowati  et  al.  2009, proses  pratanak  mampu  menurunkan  indeks  glikemik  beras  dari  54.43-97.29  menjadi  44.22-76.32
karena terjadi peningkatan kadar amilosa dan serat pangan. Difusi dan peleketan komponen penyusun bekatul dan sebagian sekam berpengaruh nyata meningkatkan kandungan serat pangan, terutama serat
pangan tidak larut.
D. UJI ORGANOLEPTIK
1. Aroma
Proses pratanak yang dilakukan pada gabah dapat memberikan pengaruh terhadap penampakan secara fisik beras pratanak tersebut. Sebagai contoh, melekatnya lapisan aleuron pada beras membuat
warna  beras  menjadi  kecoklatan.  Oleh  karena  itu  diperlukan  pengujian  organoleptik  yang  ditujukan untuk mengetahui  tingkat  penerimaan  konsumen  terhadap beras  pratanak.  Uji  organoleptik  terhadap
suatu  bahan  pangan  atau makanan  merupakan  penilaian  dengan menggunakan  alat  indra  yaitu  indra penglihatan, pencicip, pembau dan pendengar.
Menurut Soekarto 1985 pembauan juga disebut pencicipan jarak jauh karena manusia dapat mengenal enaknya makanan yang belum terlihat hanya dengan mencium baunya dari jarak jauh. Indra
pembau  berfungsi  untuk  menilai  bau-bauan  dari  suatu  produk  atau  komoditi  baik  berupa  makanan atau nonpangan. Bau-bauan lebih kompleks daripada cicip. Kepekaan pembauan lebih tinggi daripada
pencicipan. Berikut ini ditampilkan histogram penilaian terhadap aroma beras pratanak Gambar 10.
Gambar 10. Nilai aroma beras pratanak Hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 25 menunjukkan bahwa perlakuan lama pengukusan
berpengaruh  nyata  terhadap  nilai  aroma  beras  pratanak.  Dengan  uji  lanjut  seperti  pada  Tabel  9, diperoleh bahwa aroma beras pratanak dengan lama pengukusan 20 menit tidak jauh berbeda dengan
aroma beras giling yang dijadikan kontrol. Akan tetapi beras pratanak pengukusan 30 menit memiliki aroma yang berbeda dengan kedua perlakuan sebelumnya.
4.01 3.47
4.31
1 2
3 4
5 6
7
N il
ai A
ro m
a
Lama pengukusan 20 menit
30 menit kontrol
26 Tabel 9. Pengaruh lama pengukusan terhadap aroma beras pratanak
Perlakuan Nilai aroma beras
Pengukusan 20 menit 4.01
a
Pengukusan 30 menit 3.47
b
Kontrol 4.31
a
Huruf yang sama menunjukkan bahwa perlakuan tidak berbeda nyata pada taraf 0.05
2. Warna
Menurut De Man 1997 dalam Akhyar 2009 warna penting bagi banyak makanan. baik bagi makanan yang tidak diproses maupun bagi yang dimanufaktur. Bersama-sama dengan bau, rasa, dan
tesktur,  warna  memegang  peranan  penting  dalam  penerimaan  makanan.  Selain  itu,  warna  dapat memberikan  petunjuk  mengenai  perubahan  kimia  dalam  makanan  seperti  pencoklatan  dan
pengkaramelan.
Warna merupakan sifat sensoris pertama yang bisa dinilai langsung oleh panelis. Suatu bahan makanan  dinilai  bergizi,  enak,  dan  teksturnya  sangat  baik  tidak  akan  dikonsumsi  apabila  memiliki
warna  yang  tidak  sedap  dipandang  atau  memberi  kesan  telah    menyimpang  dari  warna  yang seharusnya. Pada penelitian ini, sebagian besar panelis lebih memilih beras tanpa perlakuan pratanak
karena  memiliki  warna  yang  lebih  putih  dan  lebih  menarik.  Seperti  yang  terlihat  pada  Gambar  11, warna beras pratanak yang kecoklatan membuat nilai organoleptiknya menjadi rendah. Nilai rata-rata
uji organoleptik beras pratanak untuk lama pengukusan 20 menit dan 30 menit berturut-turut adalah 3.47 dan  4.01.  Nilai  ini  mengindikasikan  bahwa  warna  beras  pratanak dapat  diterima  karena  berada
pada  area  netral.  Namun,  nilai  warna  beras  pratanak  pada  pengukusan  20  menit  lebih  baik dibandingkan dengan pengukusan 30 menit.
Gambar 11. Nilai warna beras pratanak Analisis  sidik  ragam  pada  Lampiran  26  menunjukkan  bahwa  perlakuan  lama  pengukusan
mempunyai  pengaruh  nyata  terhadap  penilaian  warna  beras  pratanak  oleh  panelis.  Dari  uji  lanjut seperti  pada  Tabel  10,  diperoleh nilai  warna  beras  pratanak  dengan  perlakuan pengukusan  20 menit
berbeda nyata dengan pengukusan 30 menit dan berbeda nyata dengan perlakuan kontrol. 4.01
3.47 5.03
1 2
3 4
5 6
7
N il
ai W
ar n
a
Lama pengukusan 20 menit
30 menit kontrol
27 Tabel 10. Pengaruh lama pengukusan terhadap warna beras pratanak
Perlakuan Nilai warna beras
Pengukusan 20 menit 4.01
b
Pengukusan 30 menit 3.47
c
Kontrol 5.03
a
Huruf yang sama menunjukkan bahwa perlakuan tidak berbeda nyata pada taraf 0.05
3. Penerimaan Secara Umum