12
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. WAKTU DAN TEMPAT
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Oktober 2011. Penelitian dilaksanakan di laboratorium LBP Lingkungan dan Bangunan Pertanian dan di laboratorium
Leuwikopo, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor.
B. BAHAN DAN ALAT
Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah gabah dengan varietas Situ Bagendit serta air bersih untuk perendaman gabah
. Gabah diperoleh dari petani di wilayah Dramaga, Bogor.
Peralatan yang digunakan adalah unit pengolahan beras pratanak drum perendaman gabah, tangki pengukusan gabah, dan steam boiler hybrid recorder, termokopel, grain moisture tester, timbangan
analitik, rice gradercylinder separator, baki penampung, dan beberapa peralatan bantu lainnya. Peralatan utama yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 2.
a b
Gambar 2. Unit pengolahan beras pratanak : drum perendaman a tangki pengukusan dan steam boiler b
C. METODE PENELITIAN
1. Prosedur Penelitian
Sejumlah gabah yang telah dibersihkan direndam dalam air bersuhu 60
o
C ± 5 selama 4 jam.
Perendaman ini bertujuan untuk mencapai kadar air gabah hingga 30. Kemudian gabah tersebut dibagi ke dalam 2 bagian dan diberikan perlakuan pemanasan dengan suhu yang sama yaitu 80
o
C, namun dalam lama waktu pemanasan yang berbeda,
masing-masing selama t1= 20 menit, t2= 30 menit, serta terdapat t0 tanpa proses pratanak yang dijadikan kontrol. Terdapat 2 kali pengulangan
13 untuk masing-masing perlakuan ini. Pada saat pengukusan berlangsung, penyebaran suhu gabah
diukur untuk masing-masing perlakuan. Letak titik pengukuran suhu saat pengukusan dapat dilihat pada gambar 3. Setelah proses pemanasan atau pemberian uap panas selesai, selanjutnya dilakukan
pengeringan terhadap gabah hingga mencapai kadar air Gabah Kering Giling GKP yakni 14. Gabah yang telah kering kemudian digiling dan dilakukan pengamatan mutu. Pengamatan mutu beras
meliputi mutu fisik yaitu rendemen giling dan mutu giling, mutu gizi yaitu analisa proksimat terhadap beras pratanak hasil dari penggilingan gabah tersebut, serta organoleptik terhadap beras pratanak.
Diagram alir prosedur penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.
1 2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12
Gambar 3. Layout letak titik pengukuran suhu saat pengukusan Pembagian titik pengukuran untuk keduabelas titik tersebut adalah sebagai berikut :
a. Suhu gabah bagian atas Tha terdiri dari nomor 1, 2, 3, dan 4
b. Suhu gabah bagian tengah Tht terdiri dari nomor 5, 6, 7, dan 8
c. Suhu gabah bagian bawah Thb terdiri dari nomor 9, 10, 11, dan 12
d. Suhu gabah bagian dalam Tvi terdiri dari nomor 2, 3, 6, 7, 10, dan 11
e. Suhu gabah bagian luar Tvo terdiri dari nomor 1, 4, 5, 8, 9, dan 12
2. Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap RAL dengan tiga buah perlakuan dan setiap perlakuan diberi ulangan sebanyak 2 kali. Rumus
rancangan percobaan yang digunakan adalah sebagai berikut : Y
ij
= μ + τ
i
+ ε
ij
Keterangan : i
= t0, t1 dan t2 perlakuan j
= 1,2 ulangan Y
ij
= hasil pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j μ
= rataan umum τ
i
= pengaruh perlakuan ke-i = μ
i
− μ ε
ij
= pengaruh acak pada perlakuan ke-i, ulangan ke-j
14 Gambar 4. Diagram alir prosedur penelitian
Gabah varietas Bagendit
Pembersihan precleaning
Perendaman steeping in water Suhu 60
o
C ± 5 selama 4 jam
Pemberian uap panas steaming Suhu 80
o
C
Pengeringan drying hingga mencapai kadar air ±14
Penggilingan milling Gabah Kering Giling
t = 20 menit kontrol
t = 30 menit
Pengamatan mutu beras : Rendemen kadar air, mutu giling, kadar abu, lemak, protein, dan karbohidrat
Organoleptik : warna, aroma dan penerimaan umum Beras pratanak
Pengukuran kadar air ±14
15
3. Analisis Parameter Mutu