Uji Performansi Sistem IMPLEMENTASI SISTEM

52

2. Uji Kompatibilitas Sistem

Pengujian kompatibilitas sistem dilakukan dengan menjalankan Sipaprodi pada beberapa spesifikasi komputer yang berbeda dan dijalankan menggunakan sistem operasi Windows XP Profesional. Teknis pengujian kompatibilitas sistem adalah dengan mencatat nilai waktu yang dibutuhkan untuk mengakses Sipaprodi. Waktu yang dicatat adalah waktu untuk menampilkan splashscreen, halaman autorun, halaman utama, halaman grafik dan halaman gambaran padi serta pergantian antar halaman. Hasil pengujiannya dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Hasil pengujian kompatibilitas sistem Waktu detik No Kecepatan Processor RAM Splash screen Halaman autorun Halaman utama Halaman grafik dan gambaran padi Pergantian antar halaman 128 MB 5 2 2 3 2 1. Pentium III 900 MHz 256 MB 4 1 2 3 2 128 MB 3 1 2 2 1 256 MB 3 1 1 2 1 2. Pentium IV 1.80 GHz 512 MB 3 1 1 2 1

3. Uji Performansi Sistem

Pengujian performansi sistem dilakukan melalui pengisian kuisioner kepada beberapa responden. Pengisian kuisioner dilakukan setelah responden mengoperasikan Sipaprodi. Ada beberapa pertanyaan yang diberikan kepada responden mengenai Sipaprodi. Format serta pertanyaan dalam kuisioner tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1. Kuisioner dibagikan kepada 20 responden, yang terdiri dari 10 orang mahasiswa, 6 orang masyarakat umum dan 4 orang petugas di Puslitbang Tanaman Pangan. Hasil pengujian melalui kuisioner tersebut diketahui bahwa seluruh responden pernah menggunakan komputer dengan jumlah responden yang meggunakan setiap hari adalah 12 orang 60 persen, jumlah responden yang menggunakan 1 minggu sekali adalah 4 orang 20 persen, dan lainnya adalah 4 orang 20 persen. Sisanya adalah 0 persen. 53 Hasil penilaian responden terhadap beberapa pertanyaan yang diajukan pada kuisioner dapat dilihat dari gambar-gambar diagram pie di bawah. Penilaian responden terhadap komposisi warna adalah 50 persen menyatakan bagus, 30 persen cukup, dan 20 persen sangat bagus. Hasil penilaian terhadap komposisi warna dapat dilihat pada Gambar 15. Gambar 15. Penilaian responden terhadap komposisi warna Hasil kuisioner untuk penilaian terhadap tampilan secara keseluruhan adalah 4 orang 20 persen menyatakan sangat menarik, 14 orang 70 persen menyatakan menarik, dan 2 orang 10 persen menyatakan cukup. Hasil tersebut dapat dilihat dari diagram pie pada Gambar 16. Gambar 16. Penilaian responden terhadap tampilan sistem secara keseluruhan 54 Selanjutnya adalah penilaian terhadap kemudahan dalam menjalankan program Sipaprodi. Dua orang 10 persen menyatakan sangat mudah, 16 orang 80 persen menyatakan mudah, dan 2 orang 10 persen menyatakan cukup. Hasil tersebut dapat dilihat dari diagram pie pada Gambar 17. Gambar 17. Penilaian responden terhadap kemudahan menjalankan sipaprodi Penilaian terhadap ketepatan hasil analisis, data kuisioner yaitu 3 orang 15 persen menyatakan sangat tepat, dan 11 orang 55 persen menyatakan tepat, 2 orang 10 persen menyatakan cukup tepat dan 4 orang 20 persen menyatakan kurang tepat. Hasil pengujian dapat dilihat pada diagram pie Gambar 18. Gambar 18. Penilaian responden terhadap ketepatan hasil analisis 55 Hasil analisis dirasa kurang tepat oleh beberapa orang responden dikarenakan hasil analisis pendugaan waktu panen optimum dan pendugaan potensi hasil panen untuk kasus di Kabupaten Kuningan dirasa terlalu lama dari kenyataan di lapangan. Hal ini terjadi karena database suhu udara di Kabupaten Kuningan jauh lebih rendah dibanding dengan Kabupaten Subang dan Bogor. Sehingga dilakukan lebih banyak proses looping database untuk mencapai heat unit yang dibutuhkan. Oleh karena itu, nilai M lama masa tanam yang didapat di Kabupaten Kuningan lebih besar dibanding dengan Kabupaten Subang dan Bogor. Nilai M yang besar tersebut akan dijadikan acuan proses looping database untuk menghitung akumulasi biomassa. Sehingga nilai akumulasi biomassa yang didapat dari perhitungan radiasi matahari dan indeks luas daun akan bernilai besar pula. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hari panen yang semakin lama akan menyebabkan kandungan biomassa yang tinggi dan potensi hasil panen yang tinggi pula. Berbeda dengan angka hasil panen aktual, nilai potensi hasil panen yang didapat pada hasil analisis Sipaprodi merupakan angka panen potensial yang dimungkinkan dari setiap varietas. Pada umumnya angka hasil panen aktual yang terdapat pada deskripsi masing-masing varietas adalah data hasil panen aktual tertinggi yang sudah terjadi di lapangan. Jika dibandingkan dengan angka panen potensial yang dihasilkan pada analisis Sipaprodi, angka panen aktual biasanya 80 persen lebih rendah. Pada kenyataan yang terjadi di lapangan, faktor lingkungan tumbuh tanam seperti tingkat kesuburan tanah, pola tanam dan perlakuan tanaman berupa pemupukan dan irigasi merupakan hal yang juga menentukan hasil panen yang tinggi. Di samping kasus yang terjadi di Kabupaten Kuningan, secara umum hasil analisis yang diperoleh merupakan hasil yang didapat dengan asumsi bahwa faktor selain iklim dan indeks luas daun dianggap tidak berpengaruh. Dengan demikian, hasil analisis Sipaprodi menganut asumsi bahwa tanaman padi ditanam pada kondisi lingkungan tumbuh tanam yang ideal. 56

E. PERAWATAN SISTEM