Sektor Industri Makanan dan Minuman

Tabel 19. Pengaruh Langsung, Pengaruh Total dan Pengaruh Global Sektor Industri Kulit ke Rumahtangga, Tahun 2008 Jalur Asal Jalur Dasar Jalur Tujuan Rumahtangga Global Effect Direct Effect Path Multi -plier Total Effect Persentase Pengaruh Global S ek tor In d u st ri Ku lit Industri Kulit - TK pertanian – Buruh Tani Buruh Tani 0.012 0.002 1.121 0.002 16.4 Industri Kulit - TK pertanian – RT Pertanian Desa Rendah RT Pertanian Desa Rendah 0.084 0.038 1.132 0.043 51.6 Industri Kulit – TK Pertanian – RT Pertanian Desa Tinggi RT Pertanian Desa Tinggi 0.075 0.042 1.112 0.047 62.4 Industri Kulit – TK Pertanian – RT Non Pertanian Desa Rendah RT Non Pertanian Desa Rendah 0.057 0.032 1.116 0.036 62.9 Industri Kulit – TK Pertanian – RT Non Pertanian Desa Tinggi RT Non Pertanian Desa Tinggi 0.023 0.012 1.108 0.014 57.9 Industri Kulit – TK Pertanian – RT Pendapatan Rendah di Kota RT Pendp. Rendah kota 0.094 0.051 1.120 0.057 61.2 Industri Kulit – TK Pertanian – RT Pendapatan Tinggi di Kota RT Pendp. Tinggi kota 0.116 0.065 1.123 0.073

63.2 Industri Kulit – TK bukan

penerima upah nonpertanian – RT Pertanian Desa Rendah RT Pertanian Desa Rendah 0.017 1.120 0.019 22.9 Industri Kulit – TK Nonpertanian – RT Non Pertanian Desa Tinggi RT Non Pertanian Desa Tinggi 0.004 1.074 0.005 20.2 Sumber : Lampiran 9 diolah Secara keseluruhan dampak paling besar dari jalur sektor industri kulit ke institusi rumahtangga adalah rumahtangga pendapatan tinggi di perkotaan memiliki persentase pengaruh global yang paling besar, yang terlebih dahulu melewati tenaga kerja pertanian. Dalam jalur ini setiap diberikan stimulus 1 milyar rupiah ke sektor industri kulit, pengaruh langsung yang diterima oleh rumahtangga pendapatan tinggi di perkotaan sebesar 0.065 milyar rupiah. Nilai tersebut lebih besar daripada pengaruh langsung terhadap rumahtangga lainnya. Dampak stimulus juga melewati sektor-sektor lain yang membentuk jalur sirkuit sehingga menghasilkan pengganda jalur sebesar 1.123. Jalur tersebut berdampak kembali pada peningkatan pendapatan rumahtangga pendapatan tinggi di perkotaan dengan menghasilkan pengaruh total sebesar 0.073 milyar rupiah atau sekitar 63.2 persen dari pengaruh global. Sebagaimana yang dijelaskan bahwa ketiga jalur yang melewati faktor produksi tersebut, pengaruh total terbesar terdapat pada jalur yang melewati tenaga kerja pertanian ke rumahtangga pendapatan tinggi di perkotaan. Berdasarkan nilai pengaruhnya, maka manfaat secara langsung pengembangan sektor industri kulit lebih banyak mengarah ke golongan rumahtangga pendapatan tinggi di perkotaan, bukan ke buruh tani maupun petani kecil. Sejalan dengan jalur tujuan yang mengarah pada rumahtangga pendapatan tinggi di perkotaan, jalur tersebut juga melewati modal sebagai perantara. Dengan demikian pengembangan sektor industri kulit akan memberikan nilai tambah kepada faktor produksi modal yang dampak akhirnya akan dinikmati terutama oleh rumahtangga pendapatan tinggi di perkotaan sebagai penyedia Indu st r i K u lit RT Pert. Pendapatan Rendah RT Pert. Pendapatan Tinggi RT Non Pert. Pendapatan Rendah Desa RT Non Pert. Pendapatan Tinggi Desa RT Pendapatan Rendah Kota RT Pendapatan Tinggi Kota TK Pertanian Modal TK bukan penerima upah nonpertanian RT Non Pert. Pendapatan Rendah Desa RT Non Pert. Pendapatan Tinggi Desa Sumber : Lampiran 9 diolah Gambar 19. Jalur Dasar Sektor Industri Kulit ke Rumahtangga 62.4 62.9 57.9 61.2 63.2 22.9 51.6 0.274 0.008 0.009 0.008 0.002 0.010 0.013 20.2 0. 003 0.824 0.1 68 0.079 0.031 Buruh Tani 0.002 16.4