Konstruksi Kerangka Model Sistem Neraca Sosial Ekonomi Sulawesi

4.3. Konstruksi Kerangka Model Sistem Neraca Sosial Ekonomi Sulawesi

Tengah Tahapan konstruksi kerangka Sistem Neraca Sosial Ekonomi SNSE Sulawesi Tengah, adalah penyiapan Tabel Input-Output I-O, penyusunan neraca regional, penyusunan Tabel Sistem Neraca Sosial Ekonomi regional dan meninterpretasikan secara deskriptif Tabel SNSE regional. Konstruksi model Sistem Neraca Sosial Ekonomi SNSE Provinsi Sulawesi Tengah dapat dijelaskan pada Gambar 12. Tahapan dalam membangun Tabel Sistem Neraca Sosial Ekonomi Sulawesi Tengah dimulai dengan melakukan agregasi Tabel Input-Output Sulawesi Tengah Tahun 2005. Mengingat sektor produksi yang di analisis di fokuskan pada sektor pertanian dan industri pengolahan hasil pertanian secara rinci sementara sektor tersebut pada Tabel Input-Output 2005 memiliki ukuran 50 x 50 sektor maka diagregasi menjadi 23 sektor, dan sektor pertanian di disagregasi menjadi 5 sub sektor pertanian ditambah dengan industri sektor pertanian. Secara lengkap disajikan pada Tabel 5. Sistem Neraca Sosial Ekonomi yang sudah diagregasi adalah data dari sisi neraca pengeluaran, sementara model SNSE mensyaratkan neraca pengeluaran sama dengan penerimaan, oleh karena itu harus dilakukan balancing pada neraca penerimaan agar dipenuhi persyaratan tersebut dengan menggunakan metode Cross Entropy. Data-data yang telah melalui proses agregasi dan balancing menjadi data dasar analisis SNSE. Dengan menggunakan analisis pengganda, dilakukan analisis pengaruh investasi sektor pertanian dan industri pengolahan hasil pertanian dalam perekonomian sektoral, terutama peran dalam produksi, nilai tambah PDB, penciptaan lapangan kerja yang didekati dari nilai tambah tenaga kerja dan keterkaitan linkage antar sektor. Gambar 12. Konstruksi Model Sistem Neraca Sosial Ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah AGREGASI SEKTORAL APLIKASI SNSE 2008 Faktor Produksi Analisis Multiplier Distribusi Pendapatan R.umahtangga Dampak Ekonomi Sektoral TABEL INPUT OUTPUT 2005 SUSEDA SNSE SULTENG SUSENAS INDONESIA STATISTIK PERTANIAN SKTIR DATA LAINNYA Konstruksi SNSE 2008 Balancing SNSE 2008 Cross Entropy Keterkaitan Antar Sektor Output Analisis Simulasi Kebijakan Analisis Kemiskinan Total Poverty Gap SUSEDA SUSENAS Tabel 5. Klasifikasi Sistem Neraca Sosial Ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah Faktor Produksi Tenaga Kerja T.K.Penerima Upah dan Gaji 1 T.K.Bukan Penerima Upah dan Gaji 2 Kapital 3 Institusi R u m ah tan gga Buruh Tani 4 Pertanian Pendapatan Golongan Rendah di Desa 5 Pertanian Pendapatan Golongan Tinggi di Desa 6 Pendapatan Golongan Rendah di Desa 7 Pendapatan Golongan Atas di Desa 8 Pendapatan Golongan Rendah di Kota 9 Pendapatan Golongan Atas di Kota 10 Institusi Lainnya Perusahaan 11 Pemerintah 12 S ek tor P rod u k si Sub Sektor Tanaman Pangan 13 Sub Sektor Perkebunan 14 Sub Sektor Peternakan 15 Sub Sektor Kehutanan 16 Sub Sektor Perikanan 17 Pertambangan Minyak dan Gas Bumi 18 Pertambangan Non Minyak dan Penggalian 19 Industri makanan dan minuman 20 Industri Kulit 21 Industri Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya 22 Industri Kertas dan Barang Cetakan 23 Industri Pupuk Kimia dan Barang dari Karet 24 Industri Semen, Barang Galian bukan Logam 25 Industri Logam Dasar Besi dan Baja 26 Industri Alat Angkutan dan Industri Lainnya 27 Listrik dan Air Bersih 28 Bangunan Kontruksi 29 Perdagangan 30 Restoran dan Hotel 31 Angkutan dan Komunikasi 32 Bank, Usaha Persewaan, dan Jasa Perusahaan 33 Pemerintahan Umum, Pertahanan, Jasa dan Kegiatan Lainnya 34 Neraca Kapital 35 Pajak Tidak Langsung 36 Anggaran Rutin dan Pembangunan 37 Luar Negeri 38 Selanjutnya melalui model SNSE, dapat ditelusuri kepada faktor produksi apa saja besarnya pendapatan tersebut yang diterimakan. Misalnya berapa pendapatan yang diterima oleh faktor produksi tenaga kerja dan berapa besar untuk pemilik modal. Pendapatan yang didistribusikan kepada faktor produksi selanjutnya di redistribusikan ke institusi penerima, yaitu rumahtangga, pemerintah dan perusahaan. Institusi rumahtangga penerima kesejahteraan dirinci menurut beberapa golongan rumahtangga berdasarkan kepemilikan lahan pertanian, rumahtangga desa dan kota didasarkan pada sektor pertanian dan industri pengolahan hasil pertanian. Angka pengganda neraca digunakan untuk melakukan analisis simulasi kebijakan sehingga diperoleh dampak terhadap persentase perubahan pendapatan output sektoral dan pendapatan tenaga kerja sehingga dapat dihitung pendapatan sebelum dan sesudah simulasi. Data pendapatan tersebut selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk melakukan analisis distribusi pendapatan sektoral dan tenaga kerja dengan data SNSE dan data pendukung lain. Untuk menganalisis distribusi pendapatan rumahtangga dan kemiskinan dengan menggunakan data survey sosial ekonomi daerah yang dibandingkan dengan survey sosial ekonomi nasional. Dengan demikian meskipun analisis distribusi pendapatan rumahtangga dan kemiskinan dilakukan diluar analisis SNSE, tetapi terdapat keterkaitan pembahasan antara kedua analisis tersebut.

4.4. Metode Analisis