3.4 Analisis Komponen Kimia Kayu
Untuk mengetahui kandungan kimia kayu pada bagian pohon tersebut, dilakukan analisis komponen kimia kayu. Analisis komponen kimia kayu yang
dilakukan meliputi penetapan kadar holosel ulosa Browning, 1967, kadar α
selulosa, kadar selulosa dan hemiselulosa yang diperoleh dari perhitungan kadar holose
lulosa dan α selulosa dilanjutkan dengan penetapan kadar pati dan protein.
3.4.1 Analisis kadar holoselulosa
Sampel kayu bebas ekstraktif ekuivalen 2 g berat kering ditempatkan dalam erlenmeyer 250 ml. Tambahkan 100 ml air destilata, 1 g sodium klorit dan satu ml
asam asetat glasial. Panaskan dengan water bath pada suhu 80ºC. Jaga agar permukaan air dalam water bath lebih tinggi dari permukaan larutan dalam
erlenmeyer. Tambahkan 1 g sodium klorit dan 0,2 ml asam asetat setiap interval pemanasan selama 1 jam, dan penambahan dilakukan sebanyak 4 kali. Saring
sampel dengan menggunakan glass filter, cuci dengan menggunakan air panas. Tambahkan 25 ml asam asetat 10, lalu dicuci dengan air panas hingga bebas
asam. Sampel dioven pada suhu 105 ± 3ºC hingga beratnya konstan, dinginkan dan timbang. Perhitungan kadar holoselulosa dilakukan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut : Holoselulosa,
= AB × 100. Keterangan: A; berat holoselulosa, g dan B; berat kering kayu, g.
3.4.2 Analisis kadar α-Selulosa
Timbang sebanyak 1,5 g holoselulosa dan tepatkan dalam gelas piala 200 ml. Tambahkan 75 ml NaOH 17,5 lalu aduk hingga serbuk terbasahi merata.
Bilas pengaduk dengan 25 ml NaOH 17,5 . Biarkan pada suhu 25 ± 0,2ºC selama 30 menit. Tambahkan 100 ml air destilata dan biarkan selama 30 menit
berikutnya. Saring dengan menggunakan cawan saring dan bilas dengan air. Bilas dengan asam asetat 10 sebanyak tiga kali, lalu bilas lagi dengan air hingga
bebas asam. Keringkan dalam oven pada suhu 105 ± 3ºC hingga beratnya konstan, dinginkan dan keringkan. Perhitungan
kadar α-selulosa dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
α-Selulosa, terhadap selulosa = AB × 100. Keterangan: A; berat α-
selulosa, g dan B; berat kering kayu, g
Kadar Selulosa, = Holoselulosa × α-Selulosa
Kadar Hemiselulosa, = Holoselulosa - Selulosa.
3.4.3 Analisis kandungan pati
Timbang sampel ± 5 gram ke dalam erlenmeyer 500 ml, basahi dengan 10 ml alcohol 96 dan bubuhi 200 ml HCl 1:11. Setelah 1 jam ekstrak disaring dan
dienap tuangkan dengan aquades dingin usahakan ampasresidu jangan banyak yang masuk penyaring. Ampasresidu dimasukkan lagi ke dalam Erlenmeyer,
bubuhi 30 ml HCL 3 dan didihkanrefluks dengan menggunakan kondensor selama 1 jam, dinginkan. Setelah dingin dibubuhi indikator Phenol Phtalein dan
netralkan dengan NaOH 4N. Bilaskan seluruhnya dalam labu takar tertentu misalnya labu takar 100 ml, tepatkan isinya kemudian saring. Pipetkan 10 ml
larutan sampel, 25 luff + batu didih ke dalam Erlenmeyer 250 ml, lalu didihkan selama 10 menit memakai pendingin tegak, dinginkan. Setelah dingin bubuhi 15
ml Kl 20, 25 ml H
2
SO
4
4N, kemudian titrasi dengan larutan Na
2
S
2
O
3
.5H
2
O 0,1N tio 0.1N dengan indikator amylum 2 buat penetapan blanko.
3.4.4 Analisis kandungan protein