dilakukan oleh Wardani 2002, yang mengemukakan bahwa asam humat nyata menurunkan 8 kadar timbal Pb tersedia dalam tanah, sehingga mampu
meningkatkan bobot kering tanaman dan menurunkan serapan timbal oleh tanaman.
Senyawa humat bersamaan dengan liat memiliki peranan yang penting dalam sejumlah reaksi di dalam tanah dan berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung. Asam humat dapat digunakan sebagai pupuk, bahan amelioran dan hormon perangsang pertumbuhan
tanaman. Secara tidak langsung senyawa ini memberikan pengaruh yang sangat menguntungkan terhadap perkembangan tanaman baik secara fisika, kimia,
maupun biologi tanah Tan, 1993. Menurut Schnitzer 1978, satu dari karakteristik yang paling khas dari
senyawa humat adalah kemampuannya untuk berinteraksi dengan ion logam, oksida, hidroksida, mineral, dan organik, termasuk zat pencemar beracun lainnya.
Sejumlah senyawa organik dalam tanah mampu mengikat ion-ion logam yang berlebih, sehingga jumlahnya menjadi lebih sedikit dalam larutan tanah
sebagaimana dibutuhkan oleh tanaman. Disamping itu, khelat logam-organik organo-metal yang terbentuk memiliki sifat tidak larut. Fenomena ini sangat
penting dalam menjaga kualitas lingkungan, dengan mengurangi bahaya toksisitas logam berat terhadap tanaman, ternak, dan manusia Orlov,1985.
Selain berperan dalam memperbaiki sifat kimia tanah, dari segi fisik humus atau senyawa humat mempunyai peranan penting dalam meningkatkan
agregasi tanah karena dapat memperbaiki aerasi dan perkolasi serta merangsang pembentukan struktur tanah yang baik dan mudah diolah. Humus atau senyawa
humat dari bahan organik dapat berinteraksi dengan partikel tanah, membentuk granulasi menjadi pengikat antar partikel tanah, sehingga dapat mengurangi
terjadinya dispersi butir tanah.
2.3 Zeolit
2.3.1 Definisi Zeolit
Zeolit merupakan mineral kristalin dari kelompok tektosilikat, yaitu alumino-silikat dengan kation alkali tanah seperti kalium, natrium, kalsium dan
magnesium yang mengisi ronga-ronga kerangka alumino-silikat dan mempunyai struktur tiga dimensi. Susunan strukturnya adalah Si,AlO
4
tetrahedral , memiliki pori yang berisi molekul air dan kation yang dapat dipertukarkan. Zeolit dicirikan
oleh kemampuannya menyerap dan mengeluarkan air serta menukarkan bagian kationnya tanpa mengubah struktur kristalnya Mumpton, 1977.
2.3.2 Sifat Fisik dan Kimia
Sifat fisik zeolit antara lain kerapatan isi, warna, kadar air, volume, rongga, dan kekerasan. Kerapatan isi zeolit berkisar 1.9-2.4 gcm
3
, bobot isi sangat erat kaitannya dengan volume rongga dalam zeolit. Volume rongga
berkisar 20-50 dari volume zeolit Suwardi, 1997. Dari hasil beberapa penelitian membuktikan bahwa penggunaan zeolit
alam dapat memperbaiki sifat-sifat tanah, seperti 1 menaikkan KTK tanah, 2 menurunkan keasaman tanah, 3 menaikkan kadar Ca
2+
dan K
4
, 4 menurunkan kandungan Al dan 5 mampu menyerap air untuk mempertahankan kelembaban
tanah Husaini, 1998 Menurut Winarna dan Sutarta 2005, zeolit memiliki pori berukuran 2A-
12A A=Angstrom dan dapat terisi molekul air dengan volume 20-30 dari total voulme mineral zeolit. Keadaan ini menyebabkan zeolit mudah menahan air dan
melepaskannya pada proses timbal balik adsorbsi dan dehidrasi. Di samping itu, zeolit memiliki muatan listrik negatif baik di permukan maupun dalam porinya
dan umumnya memiliki nilai KTK berkisar 115-150 me100g bahkan dapat mencapai 545me100g , sehingga dapat berperan sebagai penukar kation
khusunya kation yang berdiameter lebih kecil dari pori zeolit, pengadsorbsi dan sebagai katalis. Luas permukaan zeolit diperkirakan 900 m
2
g
2.3.3 Penggunaan di Bidang Pertanian
Pemberian zeolit pada tanaman padi menurut Suwardi 2002 dapat berpengaruh pada lambatnya pertumbuhan vegetatif padi, tetapi pada
pertumbuhan padi menunjukan pertumbuhan vegetatif yang lebih baik dan mempunyai jumlah anakan yang lebih banyak jika dibandingkan dengan
perlakuan tanpa pemberian zeoilt.
Suwardi 2002 menyatakan bahwa zeolit tidak banyak mengandung unsur hara kecuali kalium. Oleh karena itu, agar memberikan hasil lebih besar, zeolit
perlu diberikan dalam bentuk campuran dengan bahan lain. Pernyataan ini memperkuat penelitian Suwardi 1998 yang menyatakan bahwa pencampuran
zeolit dengan pupuk nitrogen dan kemudian dibuat bentuk tablet tebukti dapat meningkatkan produksi padi.
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian