4.2 Pengaruh Pemberian Bahan humat dengan Carrier Zeolit terhadap
Bobot Tandan
Parameter kedua yang diamati dalam perlakuan ini adalah bobot tandan kelapa sawit. Pemberian bahan humat dengan carrier zeolit juga tidak
memberikan pengaruh yang cukup nyata terhadap bobot tandan Tabel Lampiran 4, namun pada Table 3 dapat dilihat bahwa bobot tandan pada tanaman yang
diberi perlakuan terlihat menunjukkan kecenderungan peningkatan, terutama pada tanaman yang diberi perlakuan H2. Pada perlakuan H2Z2, bobot tandan tanaman
mencapai nilai tertinggi, sebesar 977.5 kg9 pohon atau setara dengan tandan buah segar TBS 32.0 tonhatahun. Nilai ini mengalami rata-rata peningkatan sebesar
30 dibandingkan dengan kontrol Tabel 4. Pemberian bahan humat dengan carrier zeolit juga tidak berpengaruh
nyata terhadap rata-rata bobot tandan RBT, namun berdasarkan Tabel 4, pemberian bahan humat dengan carrier zeolit cenderung meningkatkan rata-rata
bobot tandan RBT. Pola fluktuasi rata-rata bobot tandan tidak sama dengan pola fluktuasi tandan buah segar Gambar 6. Rata-rata bobot tandan adalah nilai bobot
tandan dibagi dengan jumlah tandan. Perlakuan H1 dan H2 memberikan rata-rata bobot tandan yang sama yaitu 11.8 kg sedangkan perlakuan H0 menghasilkan
tanaman dengan nilai RBT paling rendah yaitu 9.6 kg.
Gambar 6. Hubungan Antara Pemberian Perlakuan dengan Rata-rata Bobot Tandan RBT dan Tandan Buah Segar TBS
Tabel 3. Bobot Tandan yang Dihasilkan Setiap Panen
Ket: • H0: 0 liter bahan humat ha; H1: 5 literha; H2: 10 literha; H3: 15 literha;
Z0: 0 kg zeolitliter bahan humat; Z1: 10 kg zeolitliter bahan humat; Z2: 20 kg zeolitliter bahan humat • 1 ha : 130 pohon
• Penelitian dilakukan selama 6 bulan • Panen dilakukan setiap seminggu sekali
Perlakuan Panen ke-
Bobot Tandan
kgpohon 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
H0Z0 0.0 17.5 32.5 46.0 10.50 44.0 21.0 30.5 9.5 25.0 51.5 41.5 33.0 47.5 59.0 33.5 38.0 86.0 55.0 41.5 13.0 15.0
751.0 H0Z1 12.5 32.0 30.0 17.5 25.50 34.5 39.0 40.5 20.0 57.0 51.5 71.0 25.5 21.0 62.0 76.5 32.0 24.5 43.0 56.0 21.5 19.5
812.5 HOZ2
0.0 16.0 52.5 58.0 33.00 63.0 51.0 70.5 49.0 70.0 73.5 55.5 55.5 37.0 31.0 40.0 17.0 13.5 35.5 32.0 22.0 22.0 897.5
H1Z0 0.0 29.5 13.0 16.0 16.00 49.5 51.0 58.5 43.0 52.0 63.0 29.5 35.5 49.0 49.0 41.0 48.5 27.5 58.5 78.0 29.0 44.0
881.0 H1Z1
0.0 12.5 10.5 9.0 11.50 54.0 20.0 27.0 10.5 33.5 23.5 43.5 67.5 65.0 54.0 23.5 52.0 33.5 47.0 97.0 77.0 54.5 826.5
H1Z2 26.2 29.0 53.5 0.0 41.00 55.0 53.0 11.0 11.5 48.0 72.0 27.5 43.5 51.0 52.0 48.0 46.0 44.5 34.5 46.0 71.0 45.0 909.2
H2Z0 12.0 15.0 0.0 14.5 0.00 0.0 56.0 50.0 70.5 91.5 79.5 78.5 35.5 67.5 58.0 41.5 66.5 34.5 21.5 36.0 37.0 48.5 914.0
H2Z1 0.0 56.0 12.5 18.5 10.00 0.0 24.0 26.5 23.0 33.5 64.0 23.0 39.0 78.0 31.0 15.0 68.0 45.0 14.0 55.0 36.0 58.0
730.0 H2Z2
0.0 41.5 33.0 53.0 52.00 44.0 47.0 54.5 30.0 26.0 58.5 9.5 18.5 76.0 22.0 57.0 83.0 54.5 27.0 71.0 71.0 48.5 977.5
H3Z0 14.0 12.5 31.5 31.0 40.50 23.5 55.5 21.5 46.5 44.5 52.5 41.0 10.5 37.0 0.0 0.0 56.0 24.5 0.0 19.0 71.5 47.0 680.0
H3Z1 0.0 0.0 18.5 13.5 7.50 17.5 56.0 37.5 77.5 49.0 67.5 52.0 25.5 41.0 64.0 17.5 20.5 22.5 53.0 43.0 44.5 36.0 764.0
H3Z2 0.0 32.5 20.0 30.5 57.00 13.0 42.5 53.5 20.0 33.0 28.0 43.5 41.0 74.5 12.0 23.5 12.5 43.0 24.0 69.0 41.5 55.0
769.5
Tabel 4. Pengaruh Pemberian Bahan Humat dengan Carrier Zeolit terhadap Jumlah Tandan, Bobot Tandan, Rata-rata Bobot Tandan, dan Potensial
Tandan Buah Segar Kelapa Sawit
Perlakuan Jumlah
Tandan Buah9
pohon Bobot
Tandan kg9
pohon Rata-rata
Bobot Tandan kg
Potensial Tandan Buah
Segar tonhatahun
Presentase Peningkatan
TBS H0Z0 75a
751.0a 10.0a
24.6 100
H0Z1 82a 812.5a
9.9a 26.6
108 H0Z2 100a
897.5a 9.0a
29.4 120
H1Z0 74a 881.0a
11.9a 28.8
117 H1Z1 71a
826.5a 11.6a
27.0 110
H1Z2 76a 909.2a
12.0a 29.8
121 H2Z0 74a
914.0a 12.4a
29.9 122
H2Z1 61a 730.0a
12.0a 23.9
97 H2Z2 89a
977.5a 11.0a
32.0 130
H3Z0 68a 680.0a
10.0a 22.3
91 H3Z1 67a
764.0a 11.4a
25.0 102
H3Z2 66a 769.5a
11.7a 25.2
102 Rata-rata H0
86 820.3
9.6 26.8
109 Rata-rata H1
74 872.2
11.8 28.5
116 Rata-rata H2
75 873.8
11.8 28.6
116 Rata-rata H3
67 737.8
11.0 24.1
98
Ket: - H0: 0 liter bahan humat ha; H1: 5 literha; H2: 10 literha; H3: 15 literha; Z0: 0 kg zeolitliter bahan humat; Z1: 10 kg zeolitliter bahan humat; Z2: 20 kg
zeolitliter bahan humat ‐ Angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom yang sama tidak berbeda
nyata berdasarkan uji sidik ragam α 5
Arisinda 2011 melakukan penelitian mengenai pemupukan dan bahan humat terhadap kelapa sawit yang terdiri dari lima perlakuan yaitu : P1
merupakan pemupukan standard PPKS kontrol, P2 merupakan 50 dosis pemupukan standard PPKS dan bahan humat 100 mlpohon, P3 merupakan
pemupukan berdasarkan hasil analisa tanah laboratorium IPB dan bahan humat 100 mlpohon, P4 merupakan pemupukan berdasarkan hasil analisa tanah
laboratorium IPB, bahan humat 50 mlpohon, dan plant catalyst 2006 dengan dosis 50 grpohon, dan P5 merupakan 50 dosis pemupukan berdasarkan hasil
analisa tanah laboratorium IPB dan bahan humat 100 mlpohon. Rekomendasi dosis pemupukan tersebut diformulasikan berdasarkan beberapa faktor seperti
produksi TBS, umur tanaman, status nutrisi tanaman analisis daun dan observasi lapangan, sejarah pemupukan, kesuburan tanah, data curah hujan, dan hasil
percobaan pupuk. Faktor-faktor tersebut harus dianalisis dengan cermat untuk menjamin produksi TBS maksimal Pahan, 2008.
Hasil penelitian Arisinda 2011 menunjukkan bahwa perlakuan yang paling banyak berpengaruh pada faktor produksi di Kebun Rimbo Satu dan Kebun
Rimbo Dua adalah perlakuan P5, dengan peningkatan peresentase tandan buah segar per blok sampel antara 83.08-150.28 untuk Kebun Rimbo Satu dan 94.87-
150.53 untuk Kebun Rimbo Dua. Sedangkan perlakuan yang paling banyak berpengaruh pada faktor produksi di Kebun Batanghari adalah perlakuan P3
dengan peningkatan persentase antara 81.03-138.92 per blok sampel. Hasil dari keseluruhan kebun menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi pupuk dan bahan
humat memiliki pengaruh yang berbeda-beda pada setiap blok, bergantung pada kondisi lokasi tanam dan umur kelapa sawit.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Mangoensoekarjo dan Tojib 2005 bahwa pemupukan pada tanaman kelapa sawit
tidak mengikuti formula pemupukan yang umum. Jenis tanah, tingkat kesuburan dan faktor iklim bervariasi antar lokasi tanaman yang satu dengan yang lain, sehingga
formula pupuknya akan berbeda-beda dan bersifat spesifik untuk tiap lokasi. Di samping itu potensi genetik, umur tanaman dan cara kultur teknik yang diterapkan
juga turut mempengaruhi jenis dan dosis pupuk untuk suatu periode tertentu. Produktivitas tanaman dipengaruhi umur tanaman. Tanaman tua berumur
lebih dari 15 tahun memiliki tandan yang lebih berat dibandingkan dengan tanaman yang muda. Di atas 10 tahun berat tandan rata-rata sama untuk setiap tahun.
Aplikasi pupuk di lapangan harus dijamin tepat dosis. Semua pupuk harus diaplikasi
dengan menggunakan takaran yang telah dibakukan. Setiap pohon harus mendapatkan pupuk sesuai dosis yang direkomendasikan agar pertumbuhan
kelapa sawit baik dan seragam Pahan, 2008. Tanaman kelapa sawit adalah tanaman perkebunan yang sangat toleran
terhadap kondisi lingkungan yang kurang baik. Namun, untuk menghasilkan pertumbuhan yang sehat dan jagur serta menghasilkan produksi yang tinggi
dibutuhkan kondisi lingkungan tertentu. Menurut Hoffer dan Krants 1941, produksi erat hubungannya dengan keberadaan unsur hara yang tersedia.
Kemampuan tanaman untuk mengabsorbsi unsur hara sangat ditentukan oleh faktor iklim dan faktor edafik. Hal yang sama juga disampaikan Geus 1967 yang
menyatakan bahwa, produksi ditentukan oleh 3 faktor, yaitu potensi tanaman itu sendiri yang bersifat genetis, iklim dan tanah, dan pemupukan yang tepat.
Sehubungan dengan itu tanaman akan memberikan respon yang berbeda sebagai akibat dari perbedaan lingkungan, walaupun tingkat kesuburan tanah dan potensi
genetik yang sama. Sudah lama diketahui bahwa bahwa kekurangan suatu unsur hara akan menekan perkembangan dan pertumbuhan salah satu atau beberapa
organ tanaman. Secara genetis bibit kelapa sawit yang digunakan dalam penelitian ini
seragam, yaitu dari jenis Avros. Avros, memiliki potensi produksi TBS 30 ton perhektar pertahun dan minyak 7.8 ton perhektar pertahun. Anonim, 2011. TBS
yang dihasilkan pada blok ini dapat dilihat pada Tabel Lampiran 6.
Tabel 6. Curah Hujan Lokasi Penelitian mm Bulan
Tahun
2004 2005 2006
2007 2008
2009 2010 2011 Januari
231 413 545
324 194
364 760 182 Februari 301 397
315 361
375 272 494 109
Maret 229 341
203 195
409 243 378 130
April 495 235
206 340
371 325 142 248
Mei 249 308
229 145
220 549 338 91
Juni 111 766
164 191
104 387 227 36
Juli 133 137
95 75
214 90 158
- Agustus
106 154 184
290 195
70 196 -
September 391 225 23
96 130
202 345 -
Oktober 278 330
122 183
409 740 246
- Nopember 449 79
303 315
390 790 339
- Desember 492 317
530 437
227 530 120
- TOTAL
3465 3702 2919
2952 3238
4562 3743 -
Sumber: PT. Perkebunan Nusantara VIII
‐
Data belum diperoleh Kemampuan tanaman menyerap hara dipengaruhi juga oleh kondisi iklim.
Semakin banyak air yang tersedia, maka semakin cepat masa panennya serta semakin tinggi nilai RBT-nya Anonim,2007. Lokasi penelitian yang terletak di
Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor berada dalam satu wilayah zona iklim. Tingginya curah hujan di lokasi penelitian dengan kisaran curah hujan
2500-4000 mm, membuat suplai air untuk tanaman tercukupi Tabel 6.
Bahan humat adalah amelioran tanah yang dapat meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat unsur hara antara tanah dengan pupuk yang
digunakan Anonym, 2009. Kandungan C-organik tanah setelah diberi perlakuan bahan humat dengan carrier zeolit menunjukkan peningkatan hasil yang cukup
tinggi terutama pada dosis H2Z1 dan H3Z1 yaitu sebesar 4.02 dan 3.02 Wijaya, 2011. Kandungan C-organik pada kedua dosis tadi tergolong tinggi
berdasarkan kriteria Pusat Penelitian Tanah 1983. Tingginya kandungan C- organik pada contoh tanah yang diberi perlakuan sangat mungkin dipengaruhi
oleh tingginya kandungan bahan organik yang terdapat pada senyawa bahan humat yang digunakan. Menurut Tan 1994, bahan humat mempunyai kandungan
C, N, dan S yang lebih tinggi dari bahan asalnya. Wijaya, 2011. Selain karbon, pemberian bahan humat dengan carrier zeolit cenderung
meningkatkan serapan hara terutama N, P, dan K oleh tanaman. Pada perlakuan H2Z2, kandungan N, P, dan K yang terdapat pada jaringan tanaman sebesar 0.98
, 0.26 , 1.75 Wijaya, 2011. Kadar nitrogen tanaman pada seluruh perlakuan tergolong rendah Gambar 7. Hal tersebut dikemukakan oleh Von
Uexkull 1992 dalam Pahan 2008, kadar nitrogen tanaman kurang dari 2.3 tergolong rendah.
Gambar 7. Grafik Kandungan Nitrogen pada Tanaman setelah Diberi Perlakuan
Secara umum, perlakuan menghasilkan nilai fosfor yang relatif seragam dan tergolong tinggi menurut kriteria Von Uexkull 1992 dalam Pahan 2008.
Kadar fosfor yang tinggi ini sangat dimungkinkan oleh tingginya ketersediaan fosfor di dalam tanah dan tingginya respon tanaman dalam menyerap unsur
tersebut Tabel 7. Fosfor berperan penting bagi pertumbuhan biji, dan banyak dijumpai di dalam buah dan biji. Selain itu jumlah fosfor yang cukup akan
mempercepat pertumbuhan akar. Fosfor juga merupakan unsur yang sangat penting dalam proses transfer energi. Kekurangan fosfor jelas sekali menghambat
pertumbuhan tanaman. Sama seperti nitrogen, fosfor juga merupakan unsur yang mobil di dalam tanaman. Peningkatan produksi kelapa sawit sangat mungkin
dipengaruhi oleh kandungan fosfor tanaman yang tinggi dikarenakan fungsi dari fosfor dalam membantu proses pertumbuhan tanaman. Sedangkan kandungan
unsur K pada tanaman tergolong sedang sampai tinggi berdasarkan kriteria kecukupan hara untuk tanaman kelapa sawit menurut Von Uexkull 1992 dalam
Pahan 2008. Kalium berperan dalam pembelahan sel, pembukaan stomata, fotosintesis pembentukan karbohidrat, translokasi gula, reduksi nitrat dan
selanjutnya sintesis protein dan dalam aktivitas enzim.
Tabel 7. Pengaruh Pemberian Bahan Humat dengan Carrier Zeolit terhadap Sifat- sifat Kimia Tanah Wijaya, 2011
Perlakuan pH
H
2
O C-organik
WalkleyBl ack
N-Total Kjeldhal
P tersedia Bray 1
N NH
4
OAc pH 7.0 Mg Ca K Na KTK
ppm ------------------me100g--------------
H0Z0 5.23 1.95 0.13 21.39 9.10
14.98 0.23
0.14 13.31
H0Z1 5.33 2.40 0.17 27.48 4.41
11.27 0.23
0.15 14.47
H0Z2 5.20 2.09 0.15 30.23 6.56
11.10 0.24
0.16 14.77
H1Z0 5.40 1.99 0.13 52.21 8.58
13.61 0.26
0.17 14.36
H1Z1 5.37 1.84 0.14 25.33 10.76
16.20 0.26
0.15 13.67
H1Z2 5.27 1.99 0.16 28.12 12.63
19.81 0.21
0.15 13.89
H2Z0 5.27 1.82 0.17 56.22 8.79
11.59 0.17
0.14 13.74
H2Z1 5.30 4.02 0.19 29.50 5.13
8.35 0.19
0.15 13.49
H2Z2 5.23 2.27 0.17 42.40 7.81
13.12 0.19
0.13 13.56
H3Z0 5.37 1.93 0.17 44.53 12.42
23.31 0.18
0.12 13.77
H3Z1 5.47 3.02 0.17 49.76 9.27
14.85 0.20
0.13 15.43
H3Z2 5.63 2.23 0.26 44.88 15.98
25.71 0.22
0.17 18.72
Ket: Belum dipublikasikan H0: 0 liter asam humat ha; H1: 5 literha; H2: 10 literha; H3: 15 literha; Z0: 0
kgliter asam humat; Z1: 10 kgliter asam humat; Z2: 20 kgliter asam humat
Selain berperan penting dalam tanah, bahan humat juga mempunyai pengaruh yang sangat menguntungkan terhadap pertumbuhan tanaman. Bahan
humat dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman melalui peranannya dalam mempercepat respirasi, meningkatkan permeabilitas sel, serta meningkatkan
penyerapan air dan hara. Bahan humat dapat digunakan sebagai pupuk, bahan amelioran dan hormon perangsang pertumbuhan tanaman. Bahan humat juga
berpengaruh langsung pada tanaman, diantaranya meningkatkan penyerapan air, mempercepat perkecambahan benih, merangsang pertumbuhan akar,
mempercepat pemanjangan sel akar Tan, 1992. Pada penelitian ini, zeolit digunakan sebagai carrier bahan humat.
Pemberian zeolit tidak memberikan pengaruh nyata baik terhadap jumlah tandan, bobot tandan, dan rata-rata bobot tandan RBT. Selain itu, interaksi yang
dihasilkan antara zeolit dan humat juga tidak memberikan pengaruh yang nyata. Hal tersebut mungkin disebabkan karena dosis zeolit dan humat yang diberikan
kurang banyak Tabel 2, 3, dan 4. Walaupun zeolit yang ditambahkan sangat sedikit jumlahnya, penggunaan zeolit sebagai carrier meningkatkan bobot tandan
tanaman kelapa sawit. Hal ini terlihat pada Tabel 4, dimana bobot tandan tanaman yang tidak diberi bahan humat H0 persentase tandan buah segar dapat meningkat
sebesar 8 dengan pemberian zeolit sebesar 10 kg zeolitliter asam humat dan 20 dengan pemberian zeolit sebesar 20 kg zeolitliter asam humat. Zeolit
memiliki sifat adsorben, sifatnya yang adsorben dimungkinkan karena struktur zeolit yang berongga, sehingga zeolit mampu menyerap sejumlah besar molekul
yang berukuran lebih kecil atau sesuai dengan ukuran rongganya. Kation-kation
yang dapat dipertukarkan ataupun molekul air yang terdapat pada zeolit tidak terikat secara kuat dalam kerangka karena dapat dipertukarkan secara mudah
dengan cara pencucian dengan larutan yang mengandung kation lain Mumpton, 1984.
Dosis pemberian perlakuan bahan humat dengan carrier zeolit yang paling baik adalah pemberian bahan humat sebanyak 10 literha dicampur dengan 20 kg
zeolit per liter bahan humat sebagai carrier. Tanaman yang diberi perlakuan H2Z2 tandan buah segarnya meningkat sebesar 30 dibandingkan dengan
kontrol. Hal tersebut dikarenakan bahan humat mampu meningkatkan kadar bahan organik dalam tanah, dan sifat adsorben zeolit sehingga dapat memegang bahan
humat dan kemudian melepaskan kembali secara perlahan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan