3.3.6 Pembuatan Peta Jenis Tanah
Peta jenis tanah didapatkan dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah BAPPEDA Kabupaten Banyuwangi yang berupa peta analog. Penelitian
membutuhkan peta digital untuk melakukan proses analisis, oleh karena itu peta analog tersebut diubah menjadi peta digital dengan melakukan proses digitasi.
Proses digitasi peta dilakukan dengan bantuan software ArcGIS 9.3 dan mengunakan metode digitasi on screen.
Gambar 7 Bagan alur tahapan pembuatan peta jenis tanah.
3.3.7 Penentuan Prioritas Lokasi Hutan Kota
Mekanisme penentuan lokasi untuk pembangunan hutan kota dilakukan dengan cara skoring. Setiap kriteria yang digunakan peta suhu permukaan, peta
kemiringan lahan, peta tutupan lahan, peta jarak dari pemukiman dan peta tanah di klasifikasikan kemudian diberi nilai yang berbeda-beda. Skor total merupakan
penjumlahan nilai dari peta suhu permukaan, peta kemiringan lahan, peta tutupan lahan, peta jarak dari pemukiman dan peta tanah. Kombinasi penjumlahan dari
kelima kriteria tersebut akan menghasilkan nilai maksimal dan nilai minimal. Berdasarkan nilai maksimal dan minimal tersebut, dibuatlah selang prioritas lahan
untuk penentuan lokasi hutan kota. Penentuan tapak untuk contoh pra desain hutan kota Kecamatan
Banyuwangi mengacu pada peta prioritas lokasi hutan kota yang telah dibuat, namun karena hanya akan dipilih satu lokasi sebagai contoh hutan kota di
Kecamatan Banyuwangi maka tapak yang dipilih harus memiliki nilai lebih dibandingkan tapak lainnya. Nilai lebih dari suatu tapak dapat berupa nilai
Peta Jenis Tanah analog
Digitasi on screen
Peta Jenis Tanah digital
sejarah, nilai budaya, nilai sosial, dll. Nilai lebih dari suatu tapak dapat dilihat dan ditentukan setelah melakukan kegiatan verifikasi hasil peta prioritas lokasi hutan
kota di lapang. Verifikasi lapang menghasilkan tapak yang terpilih sebagai contoh pra desain hutan kota di Kecamatan Banyuwngi.
Gambar 8 Bagan alur tahapan penentuan lokasi hutan kota.
Peta Prioritas untuk pembangunan hutan kota
Peta Distribusi Suhu
Peta penutupan lahan
Peta kemiringan
overlay
Pemilihan tapak Peta jenis tanah
Peta jarak dari pemukiman
Skor total
Verifikasi lapang
3.3.8 Tahapan Pra Desain Lanskap
Tahapan-tahapan untuk mendesain lanskap dengan menggunakan Metode Gold 1980, yaitu :
a. Persiapan awal Penetapan tujuan desain dan informasi tentang program serta instansi
terkait. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menciptakan model desain hutan kota, dengan mengunakan informasi dasar berupa data kesesuaian lahan
hasil analisis Citra Landsat yang telah diolah sebelumnya dengan menggunakan pendekatan SIG Sistem Informasi Geografis.
b. Inventarisasi Tahapan pengecekan lapang secara langsung untuk mengetahui karakteristik
tapak, elemen-elemen lanskap yang ada dan melakukan penghayatan tapak. c. Analisis
Data hasil inventarisasi yang didapat, selanjutnya dilakukan proses analisis untuk mengetahui potensi tapak baik secara spasial maupun non-spasial dari
berbagai aspek dan faktor yang ada di lapangan. d. Sintesis
Hasil yang diperoleh dari tahap analisis dikembangkan sebagai suatu masukan untuk mendapatkan hasil sintesis yang sesuai dengan tujuan desain. Hal-
hal yang negatif dicarikan jalan keluarnya melalui berbagai alternatif yang terbaik, sedangkan hal-hal yang positif dikembangkan untuk mencapai tujuan dan
hasil yang diperoleh berupa suatu konsep perencanaan serta alternatif pengembangan.
e. Master plan
Master plan merupakan kesimpulan dari keseluruhan tahap inventarisasi, analisis dan sintesis. Tahap ini menggambarkan aktivitas, fasilitas-fasilitas yang
dapat dikembangkan, tata letak dan elemen lanskap yang mendukung keberadaan tapak yang berupa zonasi tapak, tata guna lahan dan landscape plan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN