Prinsip Desain Pra Desain Lanskap .1 Pengertian

2.3 Pra Desain Lanskap 2.3.1 Pengertian Desain lanskap adalah sebuah perluasan dari perencanaan tapak Laurie 1986, diacu dalam Heryani 2008. Desain lanskap adalah proses yang membawa kualitas spesifik yang diberikan kepada ruang diagramatik rencana tapak dan merupakan level lain dimana arsitektur lanskap didiskusikan dan dikritik. Hasil dari proses desain adalah gambar kerja yang segera terwujud. Pra desain merupakan tahap persiapan desain. Hasil dari tahap ini adalah konsep perancangan site plan, denah, tapak, potongan dan perspektif Anonim 2007.

2.3.2 Prinsip Desain

Pembuatan desain lanskap pada umumnya didasarkan pada prinsip-prinsip desain agar menghasilkan desain yang berkualitas. Ried 1993 diacu dalam Heryani 2008 mengungkapkan prinsip desain meliputi : unity, harmony, interest, simplicity, emphasis, balance, scale dan proportion. a. Kesatuan Unity Unity adalah penyatuan dari beberapa elemen desain sehingga dari semua komponen menghasilkan suatu kesatuan. Unity merupakan kualitas kesatuan dan perpaduan yang dicapai meliputi pengaturan berbagai elemen lanskap dengan keseluruhan pengaturan tema. b. Keselarasan Harmony Harmony merupakan unsur penyelaras. Harmony merupakan pernyataan untuk kesesuaian antara elemen-elemen lanskap dengan lingkungan sekitarnya. Teknik untuk menunjukkan harmony yaitu dengan menunjukkan gambar yang akan direncanakan dalam bagian tertentu terhadap bentuk secara keseluruhan ide dan penyangga yang cukup antara elemen-elemen yang berbeda. Pada umumnya, aturannya adalah menghindari solusi yang memunculkan keanehan. Nilai keaslian dan fungsional akan menambah nilai harmony. c. Menarik perhatian Interest Interest bukanlah prinsip dasar dalam pengaturan, tetapi aspek yang sangat penting terhadap kepuasan estetik dan keberhasilan suatu desain. Interest akan dicapai dengan memperkenalkan berbagai bentuk ukuran, tekstur dan warna, perubahan arah, pergerakan, suara dan kualitas cahaya. d. Kesederhanaan Simplicity Simplicity sebagai unsur kesederhanaan. Simplicity merupakan hasil dari pengurangan elemen yang tidak penting, sehingga akan memiliki nilai ekonomis pada garis, bentuk, tekstur dan warna. Hal ini merupakan suatu dasar untuk membawa kemurnian dan tujuan desain. Simplicity akan membawa ke arah yang ekstrim, walaupun kesederhanaan menghilangkan kemonotonan e. Aksentuasi Emphasis Emphasis menitikberatkan pada elemen atau pola tertentu. Emphasis atau dominan merupakan hal penting untuk diberikan pada suatu elemen lanskap. Elemen lanskap yang ada disekitarnya membutuhkan pengaturan dengan fokus terhadap atraksi, pengaruh dan kekuatan, dibatasi dengan menggunakan emphasis pada tempat istirahat untuk mata dan penolong orintasi. Seluruh gambar akan terasa menyenangkan ketika seseorang mudah untuk menemukan hal penting. Emphasis dapat dicapai dengan menentukan penggunaan yang kontras. Emframement dan focalization merupakan prinsip pelengkap pada emphasis. Hal tersebut merupakan teknik untuk menyesuaikan dan mendukung lingkungan di sekitar lanskap. Focalization terjadi ketika elemen-elemen disekitarnya merupakan struktur yang dijadikan sebagai pemandangan utama, walaupun perhatiannya harus pasti terhadap daerah penting yang berguna bagi pengguna. Ketika prinsip emphasis digunakan terhadap eleman lanskap berupa garis atau permukaan yang berpola, maka hasilnya adalah ritme. Ritme adalah emphasis yang sifatnya berulang dan beraturan. Istirahat, variasi dan getaran dapat mewujudkan perasaan yang bergerak pada lanskap. f. Keseimbangan Balance Balance merupakan perasaan yang menyatakan pada keseimbangan. Hal itu berimplikasi pada kestabilan dan digunakan untuk menimbulkan perasaan damai dan nyaman. Keseimbangan dibagi menjadi dua keseimbangan formal simetrik dan non formal asimetrik. Keseimbangan formal meliputi bentuk geometri, simetri dan memiliki karakter berupa pengulangan elemen-elemen yang serupa, serta memiliki sekmen pusat. Keseimbangan non formal memiliki bentuk non geometrik dan asimetrik. g. Skala dan Proporsi Scale dan Proportion Scale dan proportion, mengacu pada pembidangan relatif antara ketinggian, panjang, luas, masa dan volume. Scale dan proportion menunjukkan perbandingan yang relatif dari tinggi, lebar, luas, jumlah dan volume. Perbandingan antara elemen dengan area yang ditempati. Proportion mengacu pada bagian dari suatu objek dalam hubungannya dengan sisa objek tersebut, sedangkan scale adalah perbandingan seluruh objek dalam hubungannya dengan objek yang lain.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur. Penelitian dilaksanakan selama 11 bulan dan dimulai pada bulan September 2010 sampai dengan Juli 2011.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan untuk penelitian beserta fungsinya disajikakan pada Tabel 1. Tabel 1 Alat dan Bahan Penelitian Alat dan Bahan Fungsi A. Alat 1. Kamera Mengambil gambar di lokasi penelitian 2. GPS Global Positioning System Untuk menandai dan mengambil posisi koordinat geografi lapangan 3. Alat tulis Mencatat hasil penelitian 4. Software ERDAS 9.1 Mengolah data spasial 5. Software ArcGIS 9.3 Mengolah data spasial 6. Software Corel Draw X3 Membuat desain hutan kota 7. Software Photoshop CS4 Membuat desain hutan kota 8. Komputer Menjalankan software yang digunakan dalam penelitian B. Bahan 1. Citra Landsat 7 ETM Bahan untuk estimasi suhu permukaan bumi, bahan untuk membuat peta penutupan lahan dan peta jarak dari pemukiman 2. Citra ASTER GDEM Bahan untuk mendapatkan data kelerengan lahan dan data kontur di lokasi penelitian 3. Peta Rupa Bumi Bahan untuk melakukan proses koreksi geometrik pada citra 4. Peta Tanah Salah satu parameter untuk menentukan lokasi hutan kota 5. Peta rencana tata ruang wilayah Kabupaten Banyuwangi Memberikan informasi rencana tata ruang Kabupaten Banyuwangi