lii
d. Peranan Interaksi dalam Keluarga
Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan manusia dimana ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial di
dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya. Di dalam keluarga, manusia pertama-tama belajar memperhatikan keinginan-keinginan orang lain, belajar
bekerja sama, bantu-membantu, dan lain-lain. Dengan kata lain ia pertama- tama belajar memegang peranan sebagai makhluk sosial yang memiliki
norma-norma dan kecakapan-kecakapan tertentu dalam pergaulannya dengan orang lain.
Peranan interaksi sosial di dalam keluarga, turut menentukan pula cara-cara tingkah lakunya terhadap orang lain. Apabila interaksi sosial
didalam keluarga tidak lancar, maka besar kemungkinannya bahwa interaksi sosialnya dengan masyarakat juga berlangsung dengan tidak lancar. Jadi
keluarga selain berperan sebagai tempat manusia berkembang sebagai manusia sosial, terdapat pula peranan-peranan tertentu di dalam keluarga yang
dapat mempengaruhi perkembangan individu sebagai makhluk sosial. Menurut Khairudin 1985: 84 kondisi-kondisi yang menyebabkan
pentingnya peranan keluarga dalam proses sosialisasi anak adalah: 1 Keluarga merupakan kelompok kecil yang anggota-anggotanya berinteraksi
face to face secara tetap, dalam kelompok yang demikian perkembangan anak dapat diikuti dengan seksama oleh orang tuanya dan penyesuaian
secara pribadi dalam hubungan sosial lebih mudah terjadi.
2 Orang tua mempunyai motivasi yang kuat untuk mendidik anak karena karena anak merupakan buah cinta kasih hubungan suami istri. Anak
merupakan perluasan biologik dan sosial orang tuanya. Motivasi yang kuat ini melahirkan hubungan emosional antara orang tua dengan anak.
3 Karena hubungan sosial dalam keluarga itu bersifat relatif maka orang tua memainkan peranan sangat penting terhadap proses sosialisasi anak.
Dalam lingkungan keluarga ada tiga tujuan sosialisasi, yaitu orang tua mengajarkan kepada anaknya tentang penguasaan diri, nilai-niali, dan peranan-
peranan sosial. Soerjono Soekanto 2001: 127 menyatakan bahwa: Manusia mempunyai naluri untuk senantiasa berhubungan dengan
sesamanya. Hubungan yang sinambung tersebut menghasilkan pola pergaulan yang dinamakan pola interaksi sosial. Pergaulan tersebut
menghasilkan pandangan-pandangan mengenai kebaikan dan
liii keburukan, pandangan tersebut merupakan nilai manusia yang sangat
berpengaruh terhadap cara berperilaku dan berfikir yang merupakan wujud kedisiplinan.
Dari pendapat di atas di simpulkan bahwa dalam kehidupannya seseorang membutuhkan interaksi untuk memenuhi kebutuhannya. Interaksi
dalam keluarga antara orang tua dan anak sangat dibutuhkan, karena dengan interaksi yang terjalin dengan baik maka tujuan didalam keluarga dapat
terpenuhi termasuk dalam penanaman kedisiplinan pada anak
B. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan suatu pemikiran yang memberikan arahan untuk dapat sampai pada pemberian jawaban sementara atas masalah yang telah
dirumuskan. Berdasarkan tinjauan pustaka pada bagian atas maka dapat disusun kerangka pemikiran sebagai berikut:
Peranan kelompok teman sebaya peer group merupakan hubungan sosial antara individu satu dengan individu lain dalam kelompok yang memiliki
persamaan usia dan status sosial yang memberikan pengaruh didalam pergaulan. Kebutuhan akan adanya penyesuaian diri remaja dalam kelompok teman sebaya
muncul akibat adanya keinginan bergaul remaja dengan teman sebaya mereka. Remaja sering dihadapkan pada persoalan penerimaan atau penolakan teman
sebaya terhadap kehadirannya dalam pergaulan termasuk dalam hal kedisiplinan belajar baik belajar dirumah maupun disekolah. Kelompok teman sebaya peer
group akan mempengaruhi kedisiplinan belajar siswa, karena kelompok teman sebaya dapat memberikan dampak yang positif maupun negatif bagi
perkembangan remaja. Remaja dalam kelompok sebaya merasa mendapatkan dukungan dari teman-temannya. Kelompok yang memberikan pengaruh baik akan
memberikan motivasi pada siswa untuk disiplin dalam belajar, sedangkan kelompok yang memberikan pengaruh yang negatif adalah kelompok yang
memberikan contoh yang tidak baik bagi siswa bahkan sering melakukan tindakan