ANALISA DATA WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
35 merata. Setelah itu diambil lapisan hexan sebanyak 2 – 5
µl untuk diinjekkan ke alat Gas Kromatografi. Kondisi alat GC yang digunakan yaitu kolom DEGS
diethyl glikol sukcianat, suhu inisial 150 °C, suhu final 180°C, suhu injeksi
200 °C dan suhu detektor 250°C. Detektor FID flame ionitation detectorI dengan
gas pembawa nitrogen dan hidrogen.
C.3.8. Analisis Histologi
Analisis histologi dilakukan pada aorta dan kolon. Tahapan pertama dalam pengamatan ini adalah pembuatan preparat yang mengacu pada prosedur umum
mikrotehnik dengan fiksatif larutan Bouin. Sampel difiksasi dalam larutan Bouin selama 24 jam lalu dipotong dengan ukuran 3 – 5 mm. Potongan jaringan tersebut
didehidrasi yaitu dimasukkan kedalam alkohol dengan konsentrasi 70, 80, 90 masing-masing selama
± 24 jam dan alkohol 95 selama 22 jam kemudian dimasukkan dalam alkohol 100 selama satu jam sebanyak 3 kali. Setelah proses
dehidrasi, kemudian jaringan tersebut dimasukkan kedalam xylol proses clearing
selama satu jam sebanyak 3 kali, pada xylol ketiga dibagi menjadi 2 yaitu 30 menit di suhu kamar dan 30 menit lainnya di inkubasi pada suhu 55°C
dan setelah itu dilakukan penanaman jaringan kedalam parapin embedding. Jaringan yang telah ada dalam blok-blok paraffin disayat dengan menggunakan
mikrotom. Hasil potongan jaringan dibentangkan dalam waterbath dengan suhu 40
C setebal ± 5 mikron. Sayatan diletakkan di atas gelas obyek, kemudian
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 C dan setelah itu siap untuk diwarnai
setelah melekat sempurna pada objek gelas. Tahapan selanjutnya adalah pewarnaan. Untuk aorta dilakukan dengan menggunakan pewarnaan Verhoff-von
Gieson, sedangkan untuk usus di lakukan dengan pewarnaan Haemotoxylin-eosin.
Secara rinci prosedur pewarnaan dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 2. Tahapan terakhir dilem dengan entelan dan ditutup dengan cover glass mounting,
kemudian diamati di bawah mikroskop dan kemudian dilakukan pengambilan gambar dengan mikroskop kamera Nikon E6000.