Efek Polisakarida Rumput Laut Terhadap Metabolisme Kolesterol

29

F. Efek Polisakarida Rumput Laut Terhadap Metabolisme Kolesterol

Komponen serat pangan rumput laut dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Hal ini disebabkan serat pangan mampu mengikat asam empedu, yaitu suatu produk akhir dari metabolisme kolesterol. Makin banyak asam empedu yang terbuang melalui feses, makin banyak kolesterol yang dimatebolisme menjadi asam empedu. Jadi proses ini mencegah penimbunan kolesterol di dalam tubuh Astawan 2004. Efek fisiologis serat pangan tidak hanya disebabkan oleh sifat-sifat fisiknya antara lain: i kapasitas pengikatan air yang tinggi, ii viskous, iii kemampuan untuk mengabsorbsi molekul organik dan iv kapasitasnya sebagai penukar ion tetapi juga disebabkan serat pangan dapat dipecah oleh enzim yang dihasilkan oleh bakteri di dalam usus besar fermentasi menghasilkan H 2 , CH 4 , CO 2 dan SCFA Short Chain Fatty Acid . SCFA yang dihasilkan kira-kira berasio 60:25:15 asam asetat : asam propionat : asam butirat dan dapat bervariasi tergantung dari asal karbohidrat yang difermentasi. SCFA sangat cepat diabsorpsi dari lumen kolon masuk ke mukosa di sekitarnya dimana sebagian besar butirat dioksidasi menghasilkan energi. Sisa butirat dan sebagian besar sisa SCFA yang lain masuk ke dalam pembuluh darah porta dan diangkut ke liver. Asetat dan propionat diduga mempengaruhi metabolisme kolesterol di dalam hati. Asetat adalah substrat utama untuk sintesis kholesterol sedangkan propionat menunjukkan kemampuannya menurunkan sintesis asam lemak dan kolesterol di dalam hati. Efek fermentasi serat yang lain adalah menurunkan pH digesta serta menaikkan kontribusi keruahan bulky feses karena naiknya jumlah massa bakteri dan mikroba patogen terperangkap dalam serat. Anonim 2004b. Ito dan Tsuchiya 1972 mempelajari efek agar, sodium alginat, funoran dan karagenan terhadap kolesterol pada tikus yang diberi makan diet kasein dan sukrosa dengan penambahan suplemen kolesterol 1 selama 28 hari. Hasilnya dapat dilihat dalam Tabel 2. Sodium alginat, funoran dan karagenan mempunyai aktivitas hipokolesterolemik bila ditambahkan dalam diet pada level 1 - 10, sedangkan agar hampir tidak aktif. Sodium alginat menurunkan absorbsi kolesterol dalam usus. 30 Tabel 2 Efek polisakarida rumput laut yang berbeda terhadap metabolisme kolesterol pada tikus Diet Serat Total Plasma Kolesterol mgdL Kolesterol Feses g100 g bahan kering 1 kolesterol Tanpa Serat 1 Na-alginat 3 Na-alginat 10 Na-alginat 3 agar 3 agar 254.4 ± 10.3 232.8 ± 4.2 202.3 ± 4.8 199.6 ± 5.9 249.8 ± 5.9 244.1 ± 3.6 8.32 ± 0.12 8.32 ± 0.18 8.00 ± 0.26 9.06 ± 0.07 8.28 ± 0.21 8.03 ± 0.10 1 kolesterol Tanpa Serat 1 Funoran 3 Funoran 1 Karagenan 3 Karagenan 192.1 ± 6.4 178.1 ± 6.4 151.9 ± 3.5 163.9 ± 4.5 134.7 ± 8.1 ND 1 1 kolesterol Tanpa Serat 1 Na-alginat DP 417 2 3 Na-alginat DP 226 2 3 Na-alginat DP 13 2 203.3 ± 6.3 158.1 ± 3.5 154.7 ± 13.3 210.1 ± 14.0 11.46 ± 0.28 12.08 ± 0.28 12.01 ± 0.46 10.30 ± 0.54 Ket : 1 Tidak Dihitung, 2 Derajat Polimerasi Sumber : Ito dan Tsuchiya 1972 Efek hipokolesterolemik asam alginat pada berbagai derajat polimerisasi menunjukkan bahwa semakin tinggi derajat polimerisasi asam alginat semakin aktif asam tersebut dalam menurunkan kolesterol plasma dan meningkatkan kolesterol dalam feses. Efek asam alginat dalam menurunkan level kolesterol darah pada tikus disebabkan penurunan absorbsi kolesterol dalam usus khususnya pada sodium alginat dengan derajat polimerisasi paling rendah dapat diabsorbsi oleh saluran pencernaan. Ada hubungan yang positif antara derajat polimerisasi asam alginat dan aktivitas hipokolesterolemik dan kenyataan penurunan kolesterol dalam feses dengan penurunan aktivitas hipokolesterolemik. Hal ini berarti asam alginat mempengaruhi absorbsi kolesterol dalam usus. Keefektifan asam alginat, funoran dan karagenan dalam meningkatkan eksresi kolesterol dalam feses berkaitan dengan fakta bahwa polisakarida yang bersifat asam ini memproduksi koloid ionik yang tidak dapat dicerna. Sedangkan polisakarida agar yang bersifat netral jarang yang membentuk koloid ionik sehingga tidak meningkatkan level kolesterol dalam feses. Polisakarida rumput laut dapat menurunkan level kolesterol karena kemampuan dispersibilitas airnya, 19 kemampuan menahan kolesterol dan senyawa-senyawa aktif fisiologis lainnya dan menghambat absorbsi dalam usus. Kiriyama et al. 1998 memeriksa efek hipokolesterolemik dari asam alginat bebas, agar, Konbu Laminaria japonica, Hiziki Hijiki fusiformis dan Ao nori Entheromorpha prolifera pada tikus yang diberi diet hipokolesterolemik selama 5-8 hari. Level kolesterol plasma pada semua kelompok yang menerima diet ini lebih besar daripada level kolesterol plasma dalam tikus yang diberi diet kolesterol tinggi tanpa serat. Suzuki et al. 1993 mempelajari efek sodium alginat yang kaya akan asam guluronat dan asam manuronat terhadap level kolesterol pada tikus yang diberi diet mengandung alginat dan kolesterol Tabel 3. Alginat yang kaya akan asam guluronat menurunkan konsentrasi kolesterol serum lebih tinggi dibandingkan dengan alginat yang kaya akan asam manuronat. Tikus yang diberi makan kedua alginat ini menurunkan level kolesterol dibandingkan dengan yang tidak diberi alginat. Ini berarti bahwa penurunan level kolesterol serum disebabkan penurunan kolesterol yang dicerna. Penulis ini juga menghitung indeks arterosklerosis dari perbandingan gabungan kolesterol VLDL dan kolesterol LDL terhadap kolesterol HDL dalam serum. Apabila AI lebih rendah maka alginat yang kaya asam guluronat akan meningkatkan AI tersebut cukup besar. Ren et al. 1994a mengevaluasi efek rumput laut dan polisakarida rumput laut terhadap tekanan darah dan tingkat lemak serum pada tikus yang diberi larutan garam selama diet kaya kolesterol. Hampir semua rumput laut memberikan efek anti hiperkolesterolemik. Level HDL High Density Lipoprotein mencapai 46 dari kontrolnya. Pengaruh diet polisakarida rumput laut pada tingkat lemak serum pada tikus hiperkolesterolemik terlihat pada Tabel 3. Pada semua kelompok diet yang mengandung glukoronoxylorhaman sulfat, alginat, funoran, dan forphyran menurunkan secara berturut-turut 53, 49, 43 dan 27 terhadap kontrolnya. Tingkat kolesterol total juga menurun karena diet polisakarida. Secara berurutan tingkat kolesterol total menurun 36.0, 35.0, 32.0 23.0 12.0 dan 5.0 pada tikus yang diberi makan secara berurutan funoran, 20 Tabel 3. Efek diet yang mengandung polisakarida rumput laut sebagai sumber serat terhadap level kolesterol serum pada tikus Diet Serat Total Kolesterol mgdL HDL Kolestero l mgdL LDL Kolesterol mgdL AI 1 Trigliserid a mgdL R e f 16 minyak zaitun 0,5 garam empedu 1,5 kolesterol 1,5 larutan garam Kontrol Glucuruno xylorhamman sulfat Fucoidan Sodium alginat Porphyran Funoran Agar 569.3±32.4 385.6±38.4 524.7±28.5 405.6±28.2 456.7±33.2 381.6±43.3 566.5±45.3 19.7±1.5 26.0±5.2 29.0±6.7 25.4±2.3 20.4±1.0 21.5±1.1 25.0±7.2 576.6±37.3 359.4±42.5 490.3±41.6 380.3±29.2 436.3±33.7 366.3±38.8 495.9±354 29.3±5.1 13.8±5.3 16.9±6.1 15.0±2.8 21.4±2.7 16.7±3.5 18.2±4.9 ND 2 a 5 minyak zaitun 0,5 asam empedu 1,5 kolesterol 1,5 larutan garam Kontrol Funoran 387.5±70.1 265.3±46.6 20.9±3.7 22.4±4.1 366.6±70.0 242.9±47.7 18.5±4.8 11.3±3.4 80.2±5.1 42.52±5.5 b 5 minyak zaitun 0,25 garam empedu 0,5 kolesterol Kontrol Asam Alginat Na-Alginat Ca-Alginat 288.0±24.6 421.8±12.8 290.4±75.2 421.1±52.3 13.9±1.6 15.1±1.5 29.2±7.9 20.1±4.0 ND ND 115.3±11.4 179.1±22.1 98.0±15.7 90.6±8.7 c 8 lemak babi 2 minyak jagung 1 kolesterol 4,5 garam empedu Asam Alginat kaya Guluronat Asam Alginat kaya mannuronat Alginat tanpa serat 215.9±9.0 251.0±1.8 279.0±4.0 35.6±1.8 32.5±1.9 36.9±23 ND 5.2±0.3 6.7±0.7 6.1±0.6 ND d Keterangan : 1 Indek Aterogenik : VLDL-kolesterol + LDL-kolesterolHDL-kolesterol 2 Tidak ditentukan a Ren et al.1994a b Ren et al. 1994b c Nishide et al. 1993 d Adrieux et al. 1998 21 glukoronoxilorhaman sulfat, alginat, porphyran, fukoidan dan agar. Nilai total kolesterol dalam kelompok diet agar hampir sama dengan nilai kontrolnya.Diet polisakarida menurunkan trigliserida TG serum dan kolesterol LDL. Tikus yang diberi diet mengandung funoran dan glukoronoxylorhaman menurunkan level TG paling rendah sedangkan diet fukoidan dan agar hanya menurunkan TG sedikit. Kebalikan dengan hasil diatas, level HDL pada tikus yang diberi diet polisakarida agak tinggi. Peningkatan terbesar terjadi pada fucoidan. Nilai HDL hanya meningkat sedikit pada diet funoran dan porphyran. Diduga polisakarida polyionik dapat menahan kolesterol dalam serat sehingga membantu ekskresi fesesnya dan menurunkan level kolesterol dalam darah. Beberapa polisakarida rumput laut mencegah penurunan kolesterol HDL serum setelah diet kolesterol tinggi selama 4 minggu. Percobaan mengenai funoran oleh Ren et al. 1994b, menunjukkan bahwa terjadinya penurunan TG, kolesterol LDL dan level AI pada tikus yang diberi makan kolesterol, dan terjadi peningkatan eksresi kolesterol dalam feses. Hal ini menunjukkan efek hipolipidemik funoran karena mencegah absorbsi kolesterol serum dan meningkatkan eksresi kolesterol feses. Penelitian mengenai efek dari tiga jenis alginat asam bebas, garam sodium dan kalsiumnya pada lemak serum Nishide at al. 1993 menunjukkan bahwa nilai total kolesterol serum dalam kelompok sodium alginat mirip dengan kontrolnya. Tetapi pada kalsium alginat dan asam alginat level total kolesterol lebih tinggi daripada kontrolnya. Level kolesterol HDL meningkat secara signifikan pada setiap kelompok alginat. Nilai TG lebih besar pada kelompok asam alginat daripada dalam kontrolnya. Tetapi pada sodium alginat dan kalsium alginat nilai TG-nya lebih rendah. Tikus yang mengkonsumsi diet asam alginat eksresi kolesterol feses paling tinggi. Ini berarti kemampuan asam alginat dalam mengikat kolesterol lebih tinggi. Untuk jenis rumput laut yang hidup di perairan tropis Indonesia, Widiastuti 2001 melaporkan bahwa penambahan 5 agar, karagenan, alginat, dan selulosa mengalami penurunan sebesar 20.8, 21.35, 27.3 dan 8.5 dibandingkan dengan kontrol bebas serat, demikian juga dengan kadar LDL serum mengalami penurunan dengan penambahan 5 agar, karagenan, alginat 22 dan selulosa masing-masing sebesar 28.2, 30.3, 36.7 dan 12.5. Astawan et al . 2005 melaporkan bahwa terjadi penurunan kolesterol total, LDL, trigliserida dan indeks aterogenik pada tikus hiperkolesterolemia yang diberi 5 dan 10 tepung rumput laut Eucheuma cottonii ke dalam ransum. 23

III. METODOLOGI PENELITIAN