24 penyakit PJK adalah
≥ 5 pada pria dan ≥ 4.4 pada wanita. Oleh karena itu maka dalam  merekomendasikan  suatu  diet  anti  aterogenik  hendaknya  lebih  ditekankan
pada  penurunan  kadar  LDL  daripada  menghindari  penurunan  HDL,  karena pemberian diet rendah lemak dan rendah kolesterol tidak hanya menurunkan LDL
tetapi juga menurunkan HDL dan demikian pula sebaliknya Wolf 1996. Sifat  hipokolesterolemik  suatu  senyawa  dapat  mempengaruhi  distribusi
kolesterol dalam lipoprotein plasma.  Banyak peneliti yang telah melaporkan hal tersebut.  Sejauh  ini  ada  empat  senyawa  yang  banyak  diteliti  dan  dapat
menyebabkan perubahan distribusi kolesterol dalam lipoprotein plasma. Keempat senyawa tersebut adalah jenis protein berdasarkan rasio asam amino, jenis asam
lemak jenuh dan tidak jenuh, estrogen serta kandungan serat.
C. Serat Pangan
Serat  pangan  secara  umum  didefinisikan  sebagai  kelompok  polisakarida dan polimer-polimer lain yang tidak dapat dicerna oleh sistem sekresi enzim pada
saluran gastrointestinal bagian atas pada manusia. Ada beberapa jenis komponen dari kelompok polisakarida tersebut yang dapat dicerna oleh mikroflora usus besar
menjadi produk-produk terfermentasi Mc Allan 1985. Berdasarkan kelarutannya serat  pangan  dibagi  menjadi  dua  kelompok,  yaitu  serat  pangan  larut  soluble
dietary  fiber ;  disingkat  sebagai  SDF  dan  serat  pangan  tidak  larut  insoluble
dietary  fiber ;  disingkat  IDF.    Serat  pangan  larut  diartikan  sebagai  serat pangan
yang dapat larut dalam air hangat atau panas serta dapat terendapkan oleh air yang telah dicampur empat bagian etanol. Sedangkan serat pangan tidak larut diartikan
sebagai  serat  pangan  yang  tidak  dapat  larut  dalam  air  panas  maupun  air  dingin. Serat  pangan  tidak  larut  merupakan  kelompok  terbesar  dari  total  serat  pangan
dalam  diet,  sedangkan  serat  pangan  larut  hanya  menempati  jumlah  sepertiganya Prosky et al. 1984; Prosky dan De Vries 1992.
Pada masa lalu, serat pangan hanya dianggap sebagai sumber energi yang tidak  tersedia  non-available  energi  source  dan  hanya  dikenal  mempunyai  efek
pencahar  perut.  Namun  berbagai  penelitian  telah  melaporkan  hubungan  antara konsumsi  serat  dan  insiden  timbulnya  berbagai  macam  penyakit  diantaranya
kanker  usus  besar,  penyakit  kardiovaskuler  dan  kegemukan  obesitas.  Serat pangan larut air dapat mencegah timbulnya penyakit jantung koroner dan diabetes,
25 sedangkan  serat  pangan  tidak  larut  air  dapat  mencegah  penyakit  konstipasi,
divertikulosis,  ambein,  usus  buntu,  nyeri  lambung,  kanker  usus  dan  obesitas Muchtadi et al. 1993. Fungsi serat pangan larut air dalam pencegahan penyakit
jantung  koroner  adalah  dengan  melalui  penurunan  kadar  kolesterol.  Serat  larut dapat  membentuk  gel  kental  dalam  saluran  pencernaan,  sedangkan  serat  tidak
larut dikarakterisasi berdasarkan kapasitas feses. Serat-serat ini dapat mengikat air dan digunakan sebagai mikroflora dalam usus untuk subtrat fermentasi.
Rumput laut merupakan sumber serat alami yang cukup baik. Kandungan total  serat  pangan  dalam  rumput  laut  sekitar  25-75  berat  keringnya,  sedangkan
serat larut 51-85 .
D. Struktur Serat Pangan dari Rumput Laut