Pengendalian Motor Listrik
7-21
7.9. Panel Kontrol Motor
Rangkaian daya dan rangkaian kontrol motor dipasang dalam sebuah panel yang terbuat dari bahan metal. Ukuran panjang lebar dan tinggi disesuaikan
dengan kebutuhan. Panel kontrol motor di bagian pintu dilengkapi dengan beberapa lampu indikator, Voltmeter, Ampermeter dan beberapa tombol tekan
ON. tombol OFF, tombol Auto.
Komponen kontaktor disusun rapi dikelompokkan menurut fungsi. Komponen pengaman seperti fuse dan circuit breaker ditempatkan menyatu
gambar-7.39.
Penampang kabel daya disesuaikan dengan daya motor, minimal 10 mm
2
. Penampang kabel kontrol dipakai 2,5 mm
2
dari jenis kabel serabut. Pemasangan kabel dalam panel ditempatkan dalam duck kabel sehingga
tersusun rapi dan mudah dirawat. Panel kontrol motor diketanahkan dengan kawat tembaga penampang 16 mm
2
, disambungkan dengan elektrode pentanahan.
Instalasi pengawatan alat ukur untuk ampermeter menggunakan rotary switch dapat mengukur arus L1, arus L2 dan arus L3 cukup dengan satu buah
ampermeter saja. Pengawatan alat ukur tegangan dengan voltmeter juga menggunakan rotary switch, dengan berbagai jenis pengukuran tegangan, yaitu
tegangan phasa-netral L1-N, L2-N, L3-N dan tegangan phasa-phasa L1-L2, L2- L3 dan L3-L1
gambar-7.40.
Gambar 7.39 : Tata letak komponen dalam bok panel
Pengendalian Motor Listrik
7-22 Gambar 7.40 Pengawatan a Ampermeter Switch b Voltmeter Switch
Kontrol motor dilengkapi dengan beberapa pengaman sekaligus berupa pengaman thermal overload relay dan pengaman overcurrent relay yang
tersambung secara mekanik
gambar-7.41. Pengaman thermal overload dan
overcurrent relay, sifatnya tambahan artinya bisa dipasangkan jika diperlukan atau dilepas jika tidak diperlukan.
Bahkan bisa digabungkan dengan pengaman arus sisa yang bekerjanya seperti
ELCB, berupa trafo arus yang dilewati oleh empat kawat sekaligus, yaitu L1, L2,L3 dan
N. Dilengkapi dengan setting kepekaan arus sisa dalam orde 50 sd 300 mA yang dapat
diatur dan pengaturan waktu berapa lama bereaksi sampai memutuskan rangkaian.
Motor induksi dengan daya besar diatas 50 Kw bekerja dengan arus nominal diatas 100
A. Pemasangan thermal overload relay tidak bisa langsung dengan circuit breaker, tetapi
melewati alat transformator arus CT gambar-42. Ratio arus primer trafo arus CT
dipilih 100A5A. Sehingga thermal overload relay cukup dengan rating sekitar 5A saja.
Jika terjadi beban lebih arus primer CT meningkat diatas 100A, arus sekunder CT
akan meningkat juga dan mengerjakan
thermal overload relay bekerja, sistem mekanik akan memutuskan circuit breaker.
Gambar 7.41 Pengamanan bimetal overload dan arus hubung singkat
Pengendalian Motor Listrik
7-23 Beberapa alat listrik sensitif terhadap
perubahan tegangan listrik baik tegangan lebih maupun tegangan dibawah nominal. Alat
pengaman under voltage relay juga dipasang untuk mendeteksi jika tegangan jala-jala
dibawah tegangan nominalnya. Maka relay secara mekanik akan memutuskan circuit
breaker, sehingga peralatan listrik aman gambar-7.43. Relay undervoltage
juga dilengkapi dengan tombol reset S11.
Kini beberapa jenis motor induksi dilengkapi dengan sensor temperatur semikonduktor dari
PTCNTC yang dihubungkan dengan piranti penguat elektronik
gambar-7.44.
Pengaruh beban lebih pada motor akan menyebabkan temperatur stator meningkat.
Jika motor bekerja di atas suhu kerjanya akan memanaskan PTCNTC yang sensornya
terpasang dalam slot stator motor akan meningkat nilai resistansinya. Setelah
dikuatkan sinyalnya oleh perangkat elektronik, akan de-energized koil Q1. Sehingga kontaktor
Q1 akan terputus dan motor aman dari pengaruh temperatur diatas normal.
Gambar 7.44 : Pengaman beban lebih dengan PTCNTC Gambar 7.42 Pemakaian Trafo
Arus CT Pengamanan Motor
Gambar 7.43 : Pengaman under voltage
Pengendalian Motor Listrik
7-24
7.10. Instalasi Motor Induksi Sebagai Water Pump