Starting Motor DC Pengaturan Kecepatan Motor DC

Mesin Listrik Arus Searah 6-15 Alirkan listrik DC melalui komutator, dekatkan sebuah kompas dengan jangkar, lakukan pengamatan jarum kompas akan berputar ke arah jangkar. Hal ini membuktikan adanya medan elektromagnet pada jangkar, artinya belitan jangkar berfungsi baik. Tetapi jika jarum kompas diam tidak bereaksi, artinya tidak terjadi elektromagnet karena belitan putus atau hubung singkat ke inti jangkar.

6.10. Starting Motor DC

Belitan jangkar nilai tahanan sangat kecil, saat starting arus starting akan besar sekali mengalir pada rangkaian jangkar. Hal ini akan merusak belitan jangkar A1-A2, komutator dan sikat arang. Agar arus starting kecil, maka ditambahkan tahanan awal pada rangkaian jangkar R V gambar-6.31. Setelah motor berputar sampai dicapai putaran nominalnya tahanan awal R V tidak difungsikan. Untuk mengatur putaran motor DC dilakukan dengan mengatur arus eksitasi penguat medan magnet dengan tahanan geser yang dipasang seri dengan belitan penguat Shunt E1-E2. Pengatur Starting dan pengatur putaran motor DC merupakan satu perangkat yang dipasang pada sebagai pengendali motor DC. Tahanan pengendali motor DC disambungkan seri dengan jangkar motor DC, tahanan totalnya sebesar R V + R jangkar . Tahanan depan Jangkar R V dibuat dalam empat step, step pertama nilai tahanan maksimum, arus mengalir ke rangkaian jangkar sebesar I = UR V +R jangkar . Nilai tahanan digeser ke step kedua, berikutnya step tiga, step empat dan step terakhir arus mengalir ke Gambar 6.30 : Pengecekan sifat elektromagnetik pada Jangkar Motor DC Gambar 6.31 : Starting Motor DC dengan Tahanan Depan jangkar Gambar 6.32 Karakteristik arus Pengasutan Motor DC Mesin Listrik Arus Searah 6-16 jangkar adalah arus nominalnya. Karakteristik arus jangkar fungsi tahanan R V + R jangkar gambar-6.32. Rangkaian motor DC dengan penguat magnet terpisah. Rangkaian jangkar terdiri dari tahanan jangkar R A . Ketika belitan jangkar berada pada medan magnet dan posisi jangkar berputar, pada jangkar timbul gaya gerak listrik yang arahnya berlawanan gambar-6.33. Pada belitan jangkar terjadi drop tegangan sebesar I A .R A . Persamaan tegangan motor DC U A = U i + I A . R A dan U i | Ɏ E .n U A Tegangan sumber DC U i Tegangan lawan I A Arus jangkar R A Tahanan belitan jangkar Ɏ E Fluk Magnet n Putaran motor

6.11. Pengaturan Kecepatan Motor DC

Saat motor DC berputar maka dalam rangkaian jangkar terjadi ggl lawan sebesar U i . Jika tegangan sumber DC yaitu U A diatur besarannya, apa yang terjadi dengan putaran motor DC ? Besarnya tegangan lawan U i berbanding lurus dengan putaran motor dan berbanding terbalik dengan medan magnetnya U i | Ɏ E .n. Jika arus eksitasi I e dibuat konstan maka fluk medan magnet Ɏ E akan konstan. Sehingga persamaan putaran motor berlaku rumus n | Ui Ɏ E , sehingga jika tegangan sumber DC diatur besarannya, maka putaran motor akan berbanding lurus dengan tegangan ke rangkaian jangkar gambar-6.34. Gambar 6.33 : Drop tegangan Penguat Medan Seri dan Jangkar Motor DC Gambar 6.34 : Karakteristik putaran fungsi tegangan jangkar Mesin Listrik Arus Searah 6-17 Pengaturan tegangan sumber DC yang menuju ke rangkaian jangkar menggunakan sumber listrik AC tiga phasa dengan penyearah gelombang penuh tiga buah diode dan tiga buah thyristor gambar-6.35. Sekering F1 berguna untuk mengamankan rangkaian diode dan thyristor jika terjadi gangguan pada belitan motor DC. Dengan mengatur sudut phasa triger, maka penyalaan thyristor dapat diatur besarnya tegangan DC yang menuju rangkaian jangkar A1-A2. Belitan penguat terpisah F1- F2 diberikan sumber DC dari luar, dan besarnya arus eksitasi dibuat konstan besarnya. Apa yang terjadi jika tegangan sumber DC dibuat konstan dan pengaturan putaran dilakukan dengan mengatur arus eksitasinya ? Persamaan tegangan jangkar U i | Ɏ E .n. atau putaran motor n | Ui Ɏ E, dengan tegangan Ui konstan maka karakteristik putaran n berbanding terbalik dengan fluk magnet 1 Ɏ E . Artinya ketika arus eksitasi dinaikkan dan harga fluk magnet Ɏ E meningkat, yang terjadi justru putaran motor DC makin menurun gambar-6.36. Dari penjelasan dua kondisi diatas yang dipakai untuk mengatur putaran motor DC untuk mendapatkan momen torsi konstan adalah dengan pengaturan tegangan ke jangkar. Gambar 6.35 : Pengaturan tegangan Jangkar dengan sudut penyalaan Thyristor Gambar 6.36 : Karakteristik putaran fungsi arus eksitasi Mesin Listrik Arus Searah 6-18

6.12. Reaksi Jangkar pada Motor DC