Mesin Listrik Arus Searah
6-18
6.12. Reaksi Jangkar pada Motor DC
Reaksi jangkar pada motor DC kejadiannya mirip dengan reaksi jangkar
pada generator DC yang telah dibahas sebelumnya. Reaksi jangkar akan
menyebabkan garis netral bergeser beberapa derajat dari posisi awal. Agar
garis netral kembali kondisi teoritis, dan sikat arang pada kedudukan semula maka
dipasang kutub bantu yang ditempatkan diantara kutub magnet utama gambar-
6.37. Belitan kutub bantu dirangkaiakan secara
seri dengan rangkaian jangkar, gunanya agar setiap kenaikan beban maka arus
yang menuju kutub bantu sama besarnya dengan arus yang menuju rangkaian
jangkar. Sehingga reaksi jangkar pada motor terkendali secara otomatis oleh
kutub bantu. Motor DC menurut belitan penguat magnetnya dapat dibagi menjadi empat
jenis, yaitu : motor belitan seri D1-D2, motor penguat terpisah F1-F2, motor belitan Shunt E1-E2 dan motor belitan Kompound gabungan motor Shunt E1-
E2 dan motor belitan seri D1-D2. Tabel di bawah memperlihatkan diagram pengawatan keempat jenis motor DC
berikut karakteristik putaran n terhadap perubahan momen torsi beban.
1. Motor Seri
2. Motor penguat terpisah 3. Motor
penguat Shunt
4. Motor Kompound
Gambar 6.37 : Kutub bantu untuk mengatasi akibat Reaksi jangkar
pada Motor DC
Mesin Listrik Arus Searah
6-19 Tabel 6.2 Rangkaian Motor-motor DC
6.13. Motor Belitan Seri
Motor DC Seri mudah dikenali dari terminal box memiliki belitan jangkar notasi A1-A2 dan belitan seri notasi D1-D2 gambar-6.38. Dalam rangkaian jangkar
A1-A2 terdapat dua belitan penguat yaitu kutub bantu dan kutub kompensasi keduanya berfungsi untuk memperbaiki efek reaksi jangkar.
Aliran sumber DC positif +, melewati tahanan depan RV yang fungsinya untuk starting awal motor seri, selanjutnya ke terminal A1, melewati jangkar ke
terminal A2, dikopel dengan D1, melewati belitan seri, ke terminal D2 menuju ke terminal negatif -.
Belitan seri D1-D2 memiliki penampang besar dan jumlah belitannya sedikit. Karena
dihubungkan seri dengan belitan jangkar, maka arus eksitasi belitan sebanding dengan
arus beban. Ketika beban dinaikkan, arus beban meningkat dan justru putaran akan
menurun.
Gambar 6.38 : Karakteristik putaran Motor DC Seri
Mesin Listrik Arus Searah
6-20 Motor seri harus selalu dalam kondisi diberikan
beban, karena saat tidak berbeban dan arus eksitasinya kecil yang terjadi putaran motor akan
sangat tinggi sehingga motor akan ”terbang”, dan sangat berbahaya. Motor seri banyak dipakai pada
beban awal yang berat dengan momen gaya yang tinggi putaran motor akan rendah gambar-6.39,
contohnya pada pemakaian motor stater mobil.
6.14. Motor DC Penguat Terpisah