Pemanfaatan kayu bakar HASIL DAN PEMBAHASAN

jasa budaya yaitu sebagai wisata, kesemua jasa yang telah diidentifikasi merupakan jasa yang telah dimanfaatkan dan masing-masing memiliki nilai ekonomi, namun tidak semua memiliki pemanfaat yang berpotensi sebagai pembeli jasa buyer. Berdasarkan hasil identifikasi Tabel 14 terdapat dua jasa lingkungan yang potensial untuk diinisiasi PJL yaitu jasa penahan intrusi air yang di gunakan PDAM sebagai sumber mata air dan jasa wisata alam pada objek wisata mangrove, karena kedua jasa tersebut memiliki seluruh aspek yang diisyaratkan untuk implementasi pembayaran jasa lingkungan. Daerah penyedia jasa environmental services provider yang ditetapkan sebagai desa yang nantinya menjadi penyedia jasa lingkungan yaitu: Desa Gamlamo sebagai desa penyedia jasa air, serta Desa Gamtala sebagai penyedia jasa wisata, dengan penyedia providers yang potensial adalah masyarakat yang pernah ikut terlibat dalam kegiatan penanaman mangrove rehabilitasi mangrove. Persepsi dan Partisipasi Provider Terhadap Rencana Penerapan PJL a. Persepsi dan partisipasi Provider dalam PJL Masalah pengelolaan hutan mangrove secara lestari adalah bagaimana menggabungkan antara kepentingan ekologis konservasi hutan mangrove dengan kepentingan sosial ekonomi masyarakat di sekitar hutan mangrove Bengen dan Nikijuluw 2002; Ekayani et al. 2014b; Ekayani dan Nuva 2015. Pemahaman masyarakat providers tentang jasa lingkungan mangrove pada masyarakat dinilai cukup mendukung untuk menentukan penetapan PJL air di Desa Gamlamo dan jasa lingkungan ekosistem hutan mangrove sebagai wisata di Desa Gamtala. Untuk penerapan PJL itu sendiri masyarakat menyatakan setuju dan akan berpartisipasi, adapun bentuk pengelolaannya yaitu kawasan perlindungan laut, tambak silvofishery dan kawasan wisata Gambar 8. Dari persepsi tersebut, dapat dideskripsikan bahwa masyarakat dari kedua desa yang menjadi providers dalam rencana PJL sangat mendukung adanya penerapan PJL. Menurut ICWRMIP 2013 persepsi yang sama tentang jasa lingkungan yang dapat disediakan oleh masyarakat merupakan salah satu syarat implementasi PJL itu sendiri. Gambar 8. Persepsi dan partisipasi masyarakat provider tentang PJL 29 18 53 100 71 50 50 75 75 50 100 150 Wisata mangrove Tambak ramah lingkungan silvofishery Kawasan perlindungan laut Setuju untuk ikut penerapan PJL Tahu tentang jasa lingkungan hutan mangrove Desa Gamtala Wisata Mangrove Desa Gamlamo Intrusi Air LautPDAM

b. Nilai WTA Masyarakat penyedia jasa lingkungan providers

Sebagai penyedia jasa lingkungan providers masyarakat memerlukan dana untuk menanam dan memelihara mangrove, sehingga perlu dikaji kesediaan menerima atau willingness to accept WTA dari masyarakat providers untuk upaya mereka menjaga kelestarian mangrove. Berdasarkan Gambar 8 ada 25 di Desa Gamtala yang tidak bersedia ikut PJL sehingga dari total 43 provider hanya 40 yang setuju untuk ikut PJL. Tabel 15 menjelaskan tentang hasil perhitungan rataan WTP providers untuk setiap pohon yang ditanam dan dipelihara. Hasil perhitungan total nilai WTA responden diperoleh dari perkalian rata-rata WTA responden dengan total jumlah pohon yang terdapat pada lahan yang merupakan kawasan yang telah ditanami hutan mangrove. Tabel 15. Besaran WTA Responden providers Nilai WTA RpPohonTahun a Frekuensi Orang b Frekuensi Relatif c=b40 Mean WTA RpTahun d=a.b40 2.500 25 0,63 1.562,50 3.500 2 0,05 175,00 4.500 7 0,18 787,50 5.500 6 0,15 825,00 Total Rataan WTA 40 1,00 3.350,00 Total WTA untuk 45.000 pohon 180.900.000 Ada dua PJL yang potensial diiplementasikan sehingga perlu dilihat berbagai biaya pelestarian mangrove sesuai WTA provider di masing-masing desa untuk setiap PJL. Data dari BPDAS Ake Malamo 2015 menjelaskan bahwa untuk rehabilitasi hutan mangrove di Kecamatan Jailolo pada tahun 2013 dengan jumlah pohon mangrove yang ditanam adalah 54.000 pohon dengan luas 15 ha yang dibagi kedalam dua wilayah yaitu Desa Gamlamo seluas 13.5 ha dengan jumlah pohon yang disediakan sebanyak 48.600 pohon dan untuk Desa Gamtala seluas 1,5 ha dengan jumlah pohon sebanyak 5.400 dengan jenis tanaman Rhizophora. sp dan Bruguiera. Sp. Dari kedua wilayah tersebut diperoleh nilai total WTA yang harus disediakan adalah sebesar Rp 180.900.000tahun Tabel 16. Tabel 16. Estimasi sesuai WTA providers Nilai Mean WTA RpPohonTahun Jumlah Pohon Mangrove Yang Ditanam 15 ha Jumlah RpTahun Desa Gamlamo 13,5 ha Desa Gamtala 1,5 ha 3.230 a 48.600b 5.400c 54.000d Total 162.810.000 e=gd.b 18.090.000 f=gd.c 180.900.000 g=a.d BPDAS Ake Malamo 2015 Untuk melihat apakah kebutuhan biaya sesuai Tabel `16 dapat dipenuhi maka perlu diestimasi penerimaan beneficiaries untuk tiap-tiap PJL sesuai tarif saat ini Tabel 17. Asumsi nilai WTA bila diimplementasikan untuk pelanggan PDAM yang memanfaatkan wilayah air di wilayah mangrove dengan jumlah pelanggan sebanyak 1.697 kepala keluarga, dan dibebankan biaya pembayaran jasa lingkungan sebesar Rp.1.000KKbulan atau Rp.12.000KKtahun, berdasarkan hasil Implementasi jasa lingkungan di Kabupaten Lombok Barat Rooswiadji 2012 maka jumlah dana yang diperoleh sebesar Rp.20.364.000tahun. Jika diterapkan untuk kawasan wisata Desa Gamtala yang pengunjungnya sebanyak 461 orangtahun dengan biaya masuk untuk pengunjung