Kategorisasi stakeholder dalam PJL

pembayaran langsung. mekanisme pembiayaan diperoleh dari sebagian pendapatan dari tiket masuk merupakan biaya penanaman dan pemeliharaan mangrove yang dikelola bersama-sama dengan pemerintah daerah melalui Kanporabudpar Kabupaten Halmahera Barat. Selanjutnya ditetapkan berapa pembayaran biaya konservasi yang nantinya diberikan kepada masyarakat rehabilitasi mangrove provider di Desa Gamtala untuk menyediakan bibit yang ditanam agar keanekaragaman hayati tetap terjaga, hal ini dilakukan bersama- sama melalui Pemerintah Desa Gamtala, Dinas Kehutanan dan Badan Lingkugan Hidup. Sama halnya dengan skema PJL untuk jasa air, yang dapat memediasi dan memfasilitasi semua kegiatan PJL diterapkan dan dijalankan diperlukan kepastian hukum dari pemerintah daerah dalam hal ini DPRD Kabupaten maupun perencanaan dari BAPPEDA, BPDAS Ake Malamo dan Perguruan Tinggi sebagai lembaga yang independen dalam merumuskan kebijakan maupun sebagai pendamping masyarakat, hal ini yang telah diatur dalam Perda Kabupaten Halmahera Barat No 4 Tahun 2012 dalam pasal 16 Gambar 12. Sumber: modifikasi dari Pagiola Platais 2002 ; Herbert et al.2010 Gambar 12. Skema penerapan PJL untuk jasa wisata mangrove di Kecamatan Jailolo

b. Monitoring dan evaluasi

Menurut Pagiola dan Palatai 2008 monitoring terhadap program pembayaran jasa lingkungan terbagi menjadi dua, yaitu monitoring apakah penyedia jasa lingkungan menjalankan perjanjian yang disepakati dan monitoring kegiatan yang dilakukan apakah telah meningkatkan jasa lingkungan yang diinginkan. Untuk monitoring PJL di Kecamatan Jailolo dilakukan apakah penyedia jasa lingkungan menjalankan perjanjian yang disepakati seperti jumlah Keterangan : Alur Pembayaran Garis Service Alur koordinasi Jasa Lingkungan Jasa wisata mangrove keanekaragaman hayati mangrove Pemanfaat buyer POKDARWIS Wisatawan Perguruan Tinggi Pemerintah Daerah DPRD BAPPEDA BPDAS Ake Malamo Penyerahan Dana Tiket masuk melalui Kanporabudpar Mekanisme Pembayaran penanaman dan pemeliharaan emeliharaan Mekanisme Pembiayaan langsung dari tiket masuk Dinas Kehutanan dan BLH Penyedia provider Pemerintah Desa Gamtala Kelompok Masyarakat rehabilitasi mangrove pohon yang ditanam dan monitoring apakah dari penanaman pohon dapat meningkatkan jasa lingkungan yang diinginkan. Untuk jasa wisata monitoring dilakukan untuk menentukan apakah pola tanam sudah sesuai dengan jenis yang diinginkan atau belum hal ini demi menjaga keanekaragaman mangrove. Sedangkan untuk jasa air monitoring dilakukan untuk menentukan apakah penanaman pohon dapat memperluas kawasan lindung demi menjaga kualitas dan kuantitas air. Kegiatan PJL baik kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan sekurang-kurangnya 1 satu kali dalam setahun dan merupakan tanggung jawab dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Hamahera Barat, hal ini seperti yang dikemukakan dalam Perda Kabupaten Halmahera Barat No 4 Tahun 2012 dalam pasal 14 ayat 1 dan pasal 33. 7 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian dengan hasil yang diperoleh dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat diambil beberapa hal yang menjadi kesimpulan yaitu: 1. Berdasarkan analisis ekonomi jasa lingkungan mangrove di Kecamatan Jailolo baik jasa penyedia kayu bakar, ikan dan kepiting, jasa pengatur penahan abrasi dan intrusi air laut dan jasa budaya jasa wisata kesemuanya memiliki nilai ekonomi, dengan total nilai ekonomi sebesar Rp. 253.064.383tahun. Keenam jasa tersebut yang menjadi potensi untuk diterapkan PJL adalah jasa pengatur intrusi air laut dan jasa budaya dari wisata mangrove, 2. Persepsi dan partisipasi masyarakat penyedia jasa lingkungan provider tentang jasa lingkungan mangrove dinilai cukup untuk menentukan rencana penetapan PJL, dimana masyarakat mau berpartisipasi sepanjang biaya pemeliharaan dipenuhi sebesar Rp 3.350pohontahun. Nilai PJL untuk jasa wisata sudah terpenuhi, sedangkan untuk Jasa air nilai yang diperoleh belum terpenuhi. Jika ingin dipenuhi maka harus dinaikan besaran tarif sebesar Rp. 7995KKbulan. 3. Skema PJL yang nantinya diterapkan di Kecamatan Jailolo adalah pembayaran antara G to C Government to Community maupun C to C Community to Community antara pelangan PDAM jasa air, wisatawan jasa wisata sebagai pemanfaat dengan kelompok masyarakat rehabilitasi mangrove sebagai penyedia. Mekanisme PJL yang rencana dilakukan di Kecamatan Jailolo yaitu berdasarkan transaksi perantara dalam hal ini pemerintah atau NGO, pemanfaat dan penyedia. Saran Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat peneliti ajukan diantaranya adalah: 1. Pemerintah perlu melakukan negosiasi dengan PDAM untuk menentukan biaya pemeliharaan dan pelestarian hutan melalui rekening pembayaran air, agar dapat menjamin ketersediaan air tanah. 2. Perlunya penetapan tarif masuk dari Kanporadudpar, untuk mendukung pengembangan wisata agar mendapatkan dana yang sesuai dengan WTA masyarakat yang memelihara mangrove di daerah wisata. 3. Pemerintah dalam hal ini DPRD serta Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Kabupaten Halmahera Barat untuk melakukan sosialisai dan menetapkan kelembagaan dari PJL berdasarkan peraturan daerah yang telah ada. 4. Diperlukan penelitian lanjutan tentang besaran willingness to pay WTP dari pemanfaat jasa lingkungan baik pelanggan PDAM maupun wisatawan. DAFTAR PUSTAKA Abbas R. 2005. Mekanisme Perencanaan Partisipasi Stakeholder Taman Nasional Gunung Rinjani. [disertasi]. Bogor ID:Institut Pertanian Bogor. Acreman, M. 2004. Water and Ecology. United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organizations UNESCO. Paris Anom, P, 2009, Imbal Jasa Lingkungan Sebagai Jalan Konservasi, laporan Workshop Imbal jasa Lingkungan IPB International Convention Centre Anwar C dan Gunawan H. 2006. “Peranan Ekologis dan Sosial Ekonomis Hutan Mangrove Dalam Mendukung Pembangunan Wilayah Pesisir” Prosiding Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Hutan. Padang, 20 September 2006 Apri S, Etwin KS__Analisis Kebijakan Perlindungan Pesisir Berbasis Mangrove COMPONENT 11. Advocate for The Implementation of Mangrove ‐Based Coastal Defense Strategies as Alternative to Hard Engineering Approach. Wetlands International Indonesia Programme. [BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Halamhera Barat, 2014. Halbar Dalam Angka [BPDAS] Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Ake Malamo. 2010. Laporan Akhir. Rencana Teknik Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Daerah Aliran Sungai RTK-RHL DAS Ekosistem Mangrove Dan Sempadan Pantai Wilayah Kerja BPDAS Ake Malamo Kementerian Kehutanan Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial. [BPDAS] Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Ake Malamo. 2015. Laporan Hasil Survey Evaluasi Dampak Kegiatan RHL Tahun 2010-2014 Propinsi Maluku Utara [BAPPEDA] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Halmabera Barat. 2011. Perencanaan dan Desain Kawasan Wisata Hutan Mangrove Kecamatan Jailolo dan Jailolo Selatan Kabupaten Halmahera Barat . Laporan Akhir. Baderan K. W. D. 2013. Model Valuasi Ekonomi Sebagai Dasar Untuk Rehabilitasi Kerusakan Hutan Mangrove Di Wilayah Pesisir Kecamatan Kwandang kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo, [disertasi] Yogyakarta ID; Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Barton, D. 1994. Economic Factors and Valuation of Tropical Coastal Resources. SMR-report 1494. Univeritetet I Bergen Senter For Miljo – OG. Ressursstudier. Norway. Benu OL, Suzana, Jean T, Rine K, Fandi A. 2011. Valuasi Ekonomi Sumberdaya Hutan Mangrove Di Desa Palaes Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara Valuasi Ekonomi Sumberdaya Hutan. Jurnal ASE – Volume 7 Nomor 2, Mei 2011. Bengen, D.G dan V. Nikijuluw. 2002. Kajian Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Mangrove. Jurnal Pesisir dan Laut. 4 8: 12-17 Dahuri.R., R Jacub, P.G. Sapta dan M. Sitepu.2001. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu . PT. Pradnya Paramita. Jakarta. Donato, D.C., Kauffman, J.B., Murdiyarso, D., Kurnianto, S., Stidham, M. and Kanninen, M. 2011. Mangroves among the most carbon-rich forests in the tropics. Nature Geoscience. Published online: 3 April 2011. DOI: 10.1038NGEO1123. Deviana F dan Sutriadi F. 2013. Realisasi Insentif Imbal Jasa Lingkungan Melalui Kerjasama Pengelolaan Sumber Air Baku di Hulu Daerah Aliran Sungai DAS Citarum. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V3N1 [Kanporabudpar]. Kantor Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Halmahera Barat 2014. Eijik V P dan Kumar R. 2009. Sebuah Mekanisme Pendanaan Untuk Pengentasan Kemiskinan dan Konservasi Lingkungan, Bio-Right dalam Teori dan Praktek .Wetlands Internasional. Wstafungen, the Netherlands. Ekayani M, 2014, Wisata Alam Sebagai Jembatan Ekonomi dan Ekologi Di Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan Vol. 1. No. 1, April 2014; 40-45. Ekayani M, Nuva, Yasmin R, Sinaga F, Maaruf La Ode M. 2014a. Wisata Alam Taman Nasional Halimun Salak: solusi kepentingan ekologi dan ekonomi. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia JIPI. Vol 19 1: 29-37. Ekayani M. Nuva, Yasmin R. Saffitri L R. Bahroin I. 2014b. Taman Nasional Untuk Siapa? Tantangan Membagun wisata Alam Berbasis Masyarakat di Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Jurnal Kebijakan Pertanian dan Lingkungan . Vol.1, No.1 April 2014; 46-52. Ekayani M dan Nuva. 2015. Menggagas Pembayaran Jasa Lingkugan dalam Wisata Alam: Pembagunan Pertanian yang Berorientasi pada Peningkatan Kesejahtraan Rakyat ; Oranye Book 6. Penerbit IPB Press. Bogor. Indonesia. [ESCAP] United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific 2009.Kebijakan sosial ekonomi inovatif untuk meningkatkan kinerja lingkungan: Imbal jasa lingkungan. www.unescap.orgesd dan www.greengrowth.org. Fahrudin A 1996. Analisis Ekonomi Pengelolaan Lahan Pesisir di Kabupaten Subang, Jawa Barat Tesis. Bogor ID; Institut Pertanian Bogor. Fauzi A. 2001. Teknik pengambilan contoh penelitian social ekonomi: panduan singkat. Jurusan Social Ekonomi Perikanan dan Kelautan.Institut Pertanian Bogor. pp16. Fauzi A. 2003. Persepsi Terhadap Nilai Ekonomi Sumberdaya. USAID-Indonesia Coastal Resource Management Project Koleksi Dokumen Proyek Pesisir 1997-2003. Fauzi A. 2004. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan.PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Fauzi A. 2005. Kebijakan Perikanan Dan Kelautan. Isu, Sintesis, Dan Gagasan. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Fauzi A. 2006. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Teori dan Aplikasi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Fauzi A, Beria Leimona, dan Muhtadi.2005. Strategi Pengembangan Pembayaran dan Imbal Jasa Lingkungan di Indonesia . Laporan lokakarya nasional Jakarta, 14-15 februari World Agroforestry Centre ICRAF webstite: http:www.worldagroforestrycentre.orgsea. Fauzi A. 2012. Greening MP3EI. Bahan Presentasi Greening MP3EI, 14 Desember 2012. Fauzi A. 2014. Valuasi ekonomi dan Penilaian Kerusakan Sumber Daya Alam dan Lingkungan. PT Penerbit IPB Press, Bogor. [FAO] Food and Agriculture Organization of The United Nations. 2012. Carbon Price . Forest Trend, The Katoomba Group and UNEP. 2008. Payment for Ecosystem Services Getting Started : a Primer. UNON. Nairobi. Gunarto.2004. Konservasi Mangrove Sebagai Pendukung Sumber Hayati Perikanan Pantai. Jurnal Litbang Pertanian, 23 1. 15-21 Grieg-gran, Noel MS, Porras I. 2006. Lesson Learned From Payments for Environmental Services. Green Water Credit Report 2 , ISRIC Report 20065, ISRIC, Wageningen. Grimble R, and Chan K M. 1995.Stakeholder Analysis for Natural Resource Management in Developing Countries. Natural resources forum. Vol. 19. No. 2. Blackwell Publishing Ltd,. Groenendijk, L., Dopheide, E. 2003. Planning and management tools. A reference book. ITC, Special lecture notes series, Enschede . Hartini S, Guridno BS, Yulianto M., Suprajaka. 2010. Assessing the Used of Remotely Sensed Data for Mapping Mangroves Indonesia. Selected Topics in Power Systems and Remote Sensing . In 6th WSEAS International Conference on Remote Sensing REMOTE ’10, Iwate Prefectural University, Japan. Hanley, N. and C.L. Spash. 1993. Cost Benefit Analysis and The Environment. Book . Departement of Economics University of Stirling Scotland. Herbert T, Rebecca V, Michael J, Ricardo B, Juan M F L. 2010. Environmental funds and payments for ecosystems. Services: [RedLAC] The Latin American and Caribbean Network of Environmental Funds . RedLAC capacity building project for environmental funds. Rio de Janeiro. Hermans, Leon M., and Wil AH Thissen. Actor analysis methods and their use for public policy analysts. European Journal of Operational Research 196.2 2009: 808-818. [HoB] Heart of Borneo 2014, Strategi Implementasi Pembangungan di Jantung Kalimantan Heart of BorneoHoB Melalui Pendekatan Ekonomi Hijau. www.heartofborneo.or.id [ICWRMIP] Citarum Roadmap dan Integrated Citarum Water Resources Management Investment Program, 2013, Modul Pelatihan Imbal Jasa Lingkungan Metode estimasi pembayaran jasa lingkungan Doc 3.1.5 TR- 2013 [Kanporadudpar] Kantor Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisaata Kabupaten Halmahera Barat. 2015. Data Wisata. Tidak diterbitkan. [ KKMTN] Kelompok Kerja Mangrove Tingkat Nasional.2013. Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove Indonesia buku 1. Jakarta. [KLH] Kementrian Lingkungan Hidup. 2012. Valuasi Ekonomi Lingkungan Pesisir dan Laut Daerah Rawan tumpahan Minyak Selat Makassar di Provinsi Kalimantan Timur . Laporan Akhir Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim Tahun 2012.