BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum Lokasi
1. Sejarah Kebun
Kebun Anggrek “Widorokandang” berdiri sekitar tahun 1980-an. Untuk kapan tepatnya kebun ini berdiri kurang dapat
dipastikan. Hal
ini disebabkan
karena keberadaan
“Widorokandang” sekarang
ini, baik
kebun maupun
laboratoriumnya dibangun sedikit demi sedikit. Meskipun demikian, sudah sejak tahun 1975, Bapak Arya Wisnutama gemar
sekali menanam dan memelihara tanaman anggrek. Berawal dari sekadar hobi pada tanaman berbunga indah
ini, menjadi modal awal yang berperan sangat besar dalam berdirinya “Widorokandang”. Berawal dari hobi pada tanaman
anggrek ini, Bapak dan Ibu Arya Wisnutama mengikuti pelatihan anggrek yang diadakan oleh Fakultas Biologi UGM, kemudian
mulai mencoba memelihara tanaman anggrek, pertama mulai yakni dari membuka bibit botolan seedling. Bibit anggrek yang
dikeluarkan dari botolan ternyata dapat hidup dengan baik dan dapat berkembang hingga menjadi tanaman anggrek dewasa yang
kemudian mengeluarkan bunga yang indah. Setiap bulannya, sedikit demi sedikit, Pak Wisnu, begitu panggilan akrab beliau,
mulai mengembangkan tanaman anggrek dari botolan, dipelihara, kemudian setelah tanaman menghasilkan bunga lalu dijual, dan
uang hasil penjualan bunga anggrek ini digunakan untuk membeli bibit botolan lagi yang baru, dan begitu seterusnya, hingga
memiliki kebun yang cukup luas untuk budidaya anggrek pada sekarang ini.
Selain mengembangkan bibit botolan, tanaman anggrek juga diperoleh dari membeli tanaman dengan umur dewasa yang
sudah berbunga dan kuncup. Saat Bapak ataupun Ibu Wisnu sedang berkunjung ke luar kota misalnya, dan menjumpai anggrek yang
disukai, maka anggrek tersebut dibelinya sebagai oleh-oleh untuk melengkapi koleksi anggrek yang ada di kebun. Dengan cara
seperti ini, tanaman anggrek yang dimiliki “Widorokandang” menjadi semakin banyak dan sangat beragam jenisnya, yang pada
akhirnya menuntut lahan kebun anggrek untuk diperluas lagi, mengingat luas kebun hingga saat ini yakni ± 600
. Jenis tanaman anggrek yang dimiliki “Widorokandang”
bermacam-macam, tidak hanya sebatas jenis Dendrobium atau Phalaenopsis saja, melainkan juga beberapa jenis anggrek seperti
Vanda, Dorotis, Oncidium, Cattleya, juga beberapa anggrek spesies alam, seperti jenis Gramatophylum, Paphiopidilum, Dendrobium
dan Phalaenopsis serta anggrek Pandu Rata anggrek hitam Kalimantan . Tidak berhenti sampai di sini, kegiatan yang
menyangkut budidaya tanamn anggrek dikembangkan dengan cara melakukan persilangan antara tanaman induk yang dimiliki. Bukan
hanya persilangan antar spesies saja, tapi juga persilangan antar genus, seperti contohnya yakni persilangan antara Dendrobium
dengan Phalaenopsis.
2. Keadaan Kebun dan Laboratorium