dibongkar dan digantung dengan seutas kawat. Jika pot sudah kering dan terbebas dari jamur, serta akar tanaman sudah sehat,
maka anggrek bisa dikembalikan ke dalam pot. Frekuensi penyiraman anggrek tergantung pada kondisi cuaca dan
lingkungan. Pada waktu musim penghujan, penyiraman bisa jarang dilakukan. Jika pada musim kemarau, penyiraman dapat
dilakukan sehari 2 kali. Penyiraman sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum pukul 09.00 atau sore hari setelah pukul
15.00. Penyiraman dilakukan dengan cara disemprotkan. Sebaiknya air yang digunakan memiliki pH antara 6-7 normal.
Jika terlalu basa atau terlalu asam, maka air akan mengganggu keseimbangan pH media tanam
yang akhirnya akan mengganggu pertumbuhan tanaman anggrek.
6. Pemupukan
Sama halnya dengan tanaman hias lainnya, anggrek juga membutuhkan unsur-unsur hara yang digunakan untuk
mempertahankan hidupnya. Unsur hara yang dibutuhkan terdiri dari unsur hara esensial dan non esensial. Unsur hara esensial
mutlak diperlukan oleh anggrek, karena jika kekurangan unsur ini maka pertumbuhan bisa terhambat. Sementara itu, unsur hara
non esensial tidak begitu diperlukan oleh anggrek. Unsur hara esensial dibagi menjadi unsur hara makro dan mikro, unsur
makro yakni yang diperlukan anggrek dalam jumlah banyak, sedangkan unsur mikro dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Unsur
hara makro yang dibutuhkan anggrek terdiri dari karbon C, oksigen O, hydrogen H, nitrogen N, fosfor P, kalium K,
sulfur S, kalsium Ca, dan magnesium Mg. Sedangkan untuk unsur hara mikro yakni besi Fe, klor Cl, mangan Mn,
tembaga Cu, senga Zn, boron Bo dan molybdenum Mo. Untuk karbon, oksigen, dan hydrogen telah tersedia di udara,
sehingga tidak perlu disuplai dari luar. Akan tetapi walaupun telah tersedia di dalam media tanam dan di uadara, kadang-
kadang masih belum mencukupi bagi anggrek. Maka dari itu untuk mencukupinya diperlukan pemupukan, keseimbangan
dalam pemupukan juga harus diperhatikan. Jika terjadi kelebihan atau kekurangan pemupukan maka bisa menghambat
pertumbuhan tanaman. Pemupukan anggrek dibagi menjadi dua fase, yaitu fase
vegetatif dan generatif. Fase vegetatif yakni periode pertumbuhan anggrek dari semaian hingga menjadi anggrek
muda. Fase generatif adalah dimana periode anggrek dewasa yang siap berbunga. Pada fase vegetatif anggrek sangat
membutuhkan pupuk dengan unsur N tinggi karena sangat berguna untuk menyusun protein. Pada fase ini tanaman anggrek
sedang giat-giatnya untuk membentuk daun, membuat makanan, dan memperbanyak umbi semunya. Jika terjadi kekurangan
unsur N maka tanaman akan kerdil, batang dan umbi semunya menjadi keriput, daun pucat dan gugur sebelum waktunya, serta
bunga tidak mau membuka atau bahkan menjadi rontok dan mati.
Pada fase generatif, kebutuhan akan unsur hara P sangatlah tinggi karena berperan sekali dalam perangsangan
bunga dan biji. Unsur P ini juga berperan dalam merangsang pertumbuhan akar dan bibit, jika kekurangan unsur P akan
menyebabkan ujung daun menjadi cokelat, perakaran tidak subur, bunga tidak membuka sempurna, dan tangkai bunga
mongering sebelum bunga mekar. Perbandingan kebutuhan unsur NPK saat anakan anggrek mulai tumbuh adalah 60 :30:10,
anggrek muda 30:30:30, dan anggrek dewasa siap berbunga adalah 10:60:10.
7. Pengendalian Hama dan Penyakit