Manajemen Anggrek “Widoro Kandang”

Alkohol ditempatkan di luar dan dalam entkas, sedangkan tablet formalin diletakkan di dalam entkas untuk menyeterilkan seluruh alat yang ada di dalam entkas. Selain itu sarana dan prasarana yang ada dikebun antar lain para-para yang terbuat dari kayu dan besi, pot tanah, akar pakis, kawat pot dan kawat lentur untuk mengikat batang tanaman anggrek, sedangkan pupuk anggrek, insektisida dan fungisida disimpan di rumah pada wadah tertentu agar tetap awet dan tidak basah.

3. Manajemen Anggrek “Widoro Kandang”

Anggrek Widoro Kandang merupakan salah satu dari sekian banyak kebun anggrek yang pernah menuai kesuksesan pada era anggrek saat itu. Kebun ini selalu melahirkan dan menciptakan anggrek-anggrek berbunga indah, unik dan langka yang selalu mendapatkan juara dan predikat unggul dalam setiap kontes tanaman anggrek di berbagai kota, maka tidak heran kebun ini selalu dikunjungi tamu-tamu dari berbagai penjuru nusantara, baik mahasiswa maupun dari dinas dan departemen pendidikan serta perguruan tinggi, yang ingin menuntut ilmu tentang budidaya tanaman anggrek. Fungsi dari kebun “Widoro Kandang” ini yakni sebagai usaha sampingan, dengan status kepemilikan adalah milik sendiri bukan milik kelompok. Untuk sistem administrasinya belum dikelola dengan baik, sehingga pengeluaran dan pemasukan dari “Widoro Kandang” ini belum dapat diketahui dengan pasti, dan tidak dapat dikira-kira, mengingat satu hal bahwa kebun “Widoro Kandang” ini dibangun sedikit demi sedikit dengan modal hobi saja. Modal yang terkait dengan kebun ini yakni berupa lahan tanah yang digunakan sebagai kebun, modal cair dibelanjakan untuk pembelian besi dan kayu untuk membuat para-para, paranet, UV, stock pot tanah, media tanam, pupuk dan perlengkapan lainnya. Untuk kegiatan seperti pemeliharaan dan budidaya tanaman anggrek yang dilakukan di kebun dilakukan oleh Bapak Wisnu, Ibu Sumiyati dan beberapa pekerja yang tinggal di rumah, tapi untuk kegiatan di laboratorium dilakukan oleh Bapak Wisnu sendiri, karena mengingat pekerjaan di dalam laboratorium ini memerlukan keahlian dan ketrampilan khusus, sehingga tidak sembarang orang bisa melakukannya dan masuk ke dalam laboratorium ini. Untuk tenaga kerja yang dipekerjakan di kebun ini diambil dengan cara mencari orang yang sanggup merawat kebun serta pekerjaan rumah tangga sekaligus. Bapak Wisnu sekeluarga menganggap pekerjanya itu sebagai bagian dari keluarganya sendiri, pekerja yang ada di “Widoro Kandang” ini berjumlah dua orang. Beliau tidak melihat status pendidikan pada pekerjanya, melainkan yang terpenting dalam melakukan suatu pekerjaan adalah jujur, sabar dan pantang mengeluh atau putus asa. Untuk upah atau gaji pekerja diberikan selama sebulan sekali atau jika pekerja sangat membutuhkan sekali untuk suatu keperluan penting maka bisa diambil hari itu juga. Dalam hal pekerjaan, para pekerja dituntut untuk disiplin, mengingat merawat tanaman anggrek sama halnya dengan merawat seorang bayi yang perlu selalu diperhatikan dari segala hal, mulai pupuk, penyiramannya, penyiangan dan pengendalian HPT-nya. Jika melihat pekerjanya tidak disiplin maka tindakan yang dilakukan yakni menegur dan menasehati dengan baik-baik agar pekerja tidak marah dan tetep betah dalam menjalankan tanggung jawabnya sehari-hari.

4. Lokasi Kebun Anggrek “Widoro Kandang”