menganggap penting akan hal tersebut. Perbedaan pendapat ini disebabkan karena pihak PNS pelabuhan sebagian besar melakukan aktivitasnya dalam
lingkungan pelabuhan sehingga lebih mengetahui akan sarana yang seharusnya ditambah jumlahnya ataupun sarana yang memerlukan perbaikan. Sementara
untuk pihak PNS non pelabuhan hanya waktu tertentu saja melakukan aktivitas atau kunjungan ke pelabuhan, sehingga kurang mengetahui sarana yang harus
ditambah ataupun karena faktor sudah terbiasa dengan keadaan lingkungannya.
4.6.5 Jenis Kelamin
Berdasarkan uji chi square, jenis kelamin tidak berhubungan nyata dengan tingkat kebersihan di TPI PPN Palabuhanratu untuk semua parameter yang
digunakan, yaitu banyaknya tempat sampah, banyaknya petugas kebersihan, benyaknya perlengkapan pengangkut sampah, frekuensi pengambilan sampah di
TPI dalam sehari dan frekuensi pembuangan sampah dari TPI ke TPA. Hal ini terlihat dari nilai χ² tabel yang lebih besar dari χ² hitung untuk kelima parameter
yang digunakan.
4.7 Peran Pelabuhan dalam Memelihara dan Mendorong Kebersihan TPI
Secara lebih sederhana dapat digambarkan bahwa semua golongan nelayan dan non nelayan menganggap penting untuk diadakan jumlah tempat sampah di
TPI PPN Palabuhanratu. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan chi square terhadap kelompok nelayan dan non nelayan yang disajikan pada tabel 6.
Berdasarkan tabel 6, dapat diketahui bahwa karakteristik umur, tingkat pendapatan dan status nelayan menganggap penting agar pihak pelabuhan dan TPI
segera menambah jumlah tempat sampah di TPI. Begitu pun dengan masyarakat non nelayan dengan karakteristik tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan jenis
pekerjaan menganggap penting untuk menambah jumlah tempat sampah di TPI. Melihat hasil penelitian, jumlah tempat sampah yang sesuai untuk ditempatkan di
sekitar TPI adalah sebanyak 4 sampai 6 buah. Sementara saat ini tidak terdapat tempat sampah dalam bentuk fiber glass.
Tabel 6 Hasil perhitungan chi square terhadap parameter tingkat kebersihan di PPN Palabuhanratu tahun 2009
Masyarakat Nelayan
Tempat sampah
Petugas kebersihan
Perlengkapan pengangkut
Frekuensi pengambilan
Frekuensi pembuangan
Umur χh χt
χh χt χh χt
χh χt χh χt
Pendapatan χh χt
χh χt χh χt
χh χt χh χt
Pendidikan χh χt
χh χt χh χt
χh χt χh χt
Status penduduk
χh χt χh χt
χh χt χh χt
χh χt Status
Nelayan χh χt
χh χt χh χt
χh χt χh χt
Armada χh χt
χh χt χh χt
χh χt χh χt
Sub jumlah 3
1 2
1 Masyarakat
Non nelayan Tempat
sampah Petugas
kebersihan Perlengkapan
pengangkut Frekuensi
pengambilan Frekuensi
pembuangan Umur
χh χt χh χt
χh χt χh χt
χh χt Pendapatan
χh χt χh χt
χh χt χh χt
χh χt Pendidikan
χh χt χh χt
χh χt χh χt
χh χt Jenis
pekerjaan χh χt
χh χt χh χt
χh χt χh χt
Jenis kelamin
χh χt χh χt
χh χt χh χt
χh χt Sub jumlah
3 1
2 1
Total 6
2 4
2 Masyarakat nelayan dengan karakteristik status kependudukan memiliki
hubungan positif terhadap banyaknya petugas kebersihan yang diperlukan di TPI PPN Palabuhanratu. Hal tersebut juga terjadi pada masyarakat non nelayan
dengan karakteristik tingkat pendapatan. Berdasarkan hasil penelitian, jumlah petugas kebersihan yang sesuai adalah berjumlah 2 orang. Hal ini disesuaikan
dengan beban tugasnya di TPI. Sementara untuk parameter banyaknya perlengkapan pengangkut sampah,
baik masyarakat nelayan maupun non nelayan, kurang menganggap penting untuk mengadakanmenambah jumlah perlengkapan pengangkut sampah. Hal ini berarti
bahwa jumlah perlengkapan pengangkut sampah yang ada di TPI sudah mencukupi, atau dapat dikatakan bahwa perlengkapan pengangkut sampah tidak
ada kaitannya dengan masalah kebersihan di TPI PPN Palabuhanratu. Masyarakat nelayan dengan golongan tingkat pendapatan dan status
nelayan memiliki hubungan positif terhadap frekuensi pengambilan sampah di
TPI per harinya yang diperlukan untuk meningkatkan kebersihan di TPI. Sementara untuk masyarakan non nelayan dengan golongan tingkat pendidikan
dan jenis pekerjaan memiliki hubungan positif dengan frekuensi pengambilan sampah terkait dengan tingkat kebersihan di TPI. Berdasarkan hasil penelitian,
frekuensi pengambilan sampah sebaiknya dilakukan satu kali tiap hari yaitu pada pagi hari. Hal ini karena di TPI PPN Palabuhanratu jarang terjadi pelelangan,
sehingga dirasa cukup hanya dilakukan satu kali pengambilan sampah di TPI. Berdasarkan hasil analisis chi square seperti tampak pada tabel 6, maka
langkah-langkah teknis yang segera dapat dilakukan oleh pihak PPN Palabuhanratu atau TPI adalah : 1 segera menyediakan tempat sampah, 2
segera membuat peraturan terhadap frekuensi pengambilan sampah yang lebih sering, 3 segera membuat peraturan terhadap frekuensi pembuangan sampah
yang juga lebih sering, dan 4 segera mempertimbangkan perlunya penambahan petugas kebersihan.
Upaya-upaya yang telah dilakukan pihak pelabuhan dalam rangka meningkatkan kebersihan di TPI diantaranya adalah meninggikan lantai TPI agar
pada saat terjadi pelelangan, hasil tangkapantidak dimakandisentuh oleh binatang, pembuatan kolam cuci kaki, pembangunan gedung pasar ikan untuk
menertibkan pedagang ikan yang awalnya berjualan di dalam TPI dan melarang pihak yang tidak berkepentingan untuk masuk ke TPI pada saat terjadi pelelangan.
5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan