2.4 Teori D i f f e r e n t i a l Association
Teori ini menyatakan bahwa penyimpangan perilaku adalah hasil dari proses belajar. Menurut Edwin H. Sutherland, penyimpangan adalah konsekuensi
dari kemahiran dan penguasaan atau sikap atau tindakan yang dipelajari dari norma-norma yang menyimpang, terutama dari subkultural atau di antara teman-
teman sebaya yang menyimpang.
Di tingkat kelompok, perilaku menyimpang adalah suatu konsekuensi dari terjadinya konflik normative. Artinya, perbedaan aturan sosial diberbagai
keompok sosial, seperti sekolah, lingkungan, tetangga, kelompok sebaya atau keluarga, bisa membingungkan komunitas-komunitas tersebut. situasi tersebut
dapat menyebabkan ketegangan yang berujung menjadi konflik normative pada diri individu, jadi seandainya di sekolah seorang murid diajarkan nilai-nilai
kejujuran, tetapi di luar sekolah, keluarga, organisasi social atau lingkungan masyarakat yang lebih luas nilai-nilai kejujuran telah ditinggalkan, maka
perbedaan norma di antara bebagai kelompok social yang di alami murid tersebut dapat luntur nilai-nilai kejujuran yang diajarkan di sekolahnya.
Teori Sutherland secara spesifik digunakan untuk menganalisis kejahatan, perilakumenyimpang yang mengarah ke tindakan kejahatan dan bentuk
perilaku menyimpang. Teori Sutherland memiliki 8 proposisi, yaitu:
a. Perilaku remaja merupakan perilaku yang dipelajari secara negatif dan
berarti perilaku tersebut tidak diwarisi genetik.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
b. Perilaku menyimpang yang dilakukan remaja dipelajari melalui proses
interaksi dengan orang lain dan proses komunikasi dapat berlangsung secara langsung dan melalui bahasa isyarat.
c. Proses mempelajari perilaku biasanya terjadi pada kelompok dengan
pergaulan yang sangat akrab. Dalam keadaan ini biasanya mereka cenderung untuk berkelompok dimana ia diterima sepenuhnya dalam
kelompok tersebut, termasuk dalam hal ini mempelajari norma-norma dalam kelompok.
d. Apabila perilaku menyimpang remaja dapat dipelajari, maka yang
dipelajari adalah teknik melakukannya motif atau dorongan serta alasan pembenar termasuk sikap.
e. Arah dan motif serta dorongan dipelajari melalui definisi dan peraturan
hukum. f.
Seseorang yang melakukan perilaku menyimpang karena akses dari pola pikir yang lebih mendalam aturan hukum sebagai pemberi peluang
dilakukannya penyimpangan. g.
Proses pembelajaran menyimpang perilaku melalui kelompok yang memiliki pola-pola menyimpang atau sebaliknya, melibatkan semua
mekanisme yang berlaku di dalam setiap proses belajar Bagong Narwoko,2007:112-114
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III METODE PENELITIAN