Smith mudah sekali mendapatkan narkoba, karena sebahagian warga bekerja sebagai pengedar narkoba. Sehingga ia mudah sekali mendapatkan barang
tersebut. menurutnya masyarakat sudah terbiasa dengan para pengguna yang menggunakan narkoba di lingkungannya tersebut. tetapi Smit juga sering di ejek –
ejek oleh masyarakat sekitar, seperti dituduh mencuri dan bahkan ia dibilang sudah gila.
4.7.7 Profil Informan Orang Tua Poe
Nama : Teti
Umur : 49 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tingkat Pendidikan : SD
Suku Bangsa : Minang
Agama : Islam
Jumlah Anak : 4 Orang
Pekerjaan : Tukang Bubur
Buk Teti adalah seorang informan yang tinggal di kelurahan Mandailing selama 49 tahun. Buk Teti kegiatan sehari – harinya menjual bubur keliling pasar.
Keuntungan yang buk Teti dapatkan hanya cukup untuk kebutuhan sehari – harinya saja. Rumah yang buk Teti tempati adalah rumahnya sendiri, walaupun
rumah buk Teti sangat sederhana. Bentuk bangunanya dari batu dan sebagian terbuat dari papan. Pendapatan yang buk Teti dapatkan bisanya iya peroleh setiap
hari, biasanya iya mendaptkan 40 sampai 60 perhari. Penghasilan perharinya hanya cukup untuk makan dan sekolah anak – anaknya. Buk Teti harus
menanggung ke 4 orang anaknya yang masih dalam tanggunganya, walaupun anak yang no satu sudah berumah tangga, tapi mereka masih meminta pada Buk
Teti.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Buk Teti mengatakan bahwa iya sering bertengkar dengan anak – ananknya, karena buk Teti harus menghidupkan anaknya sendirian. Menurut Buk
Teti anak – anak ini bermacam – macam tingkah lakunya, apa lagi anak sekarang sudah susah untuk diatur. Seperti anak ke tiga Buk Teti yang memakai narkoba
dari semenjak iya duduk di bangku SMP. Anak Buk Teti menggunakan narkoba karena iya sering melihat lingkunganya memakai narkoba dan teman – temanya
adalah anak – anak yang nakal. Buk Teti tidak pernah melarang anaknya tersebut mau berteman dengan siapa saja dan mau sekolah atau tidak. Buk Teti tidak
pernah memaksakan anak – anaknya seperti yang iya inginkan, karena iya membebaskan anak – anaknya. Buk Teti mengetahui kalau anaknya menggunakan
narkoba, tapi Buk Teti sudah capek untuk menasehati anaknya tersebut. Buk Teti sudah tidak perduli dengan anaknya yang menggunakan narkoba. Buk Teti juga
tidak menyalahkan anaknya menggunakan narkoba, lingkunganya sangat mendukung anak – anak disini untuk memakai narkoba. Anak di lingkungannya
sering sekali melihat para pemakai dan pengedar narkoba. Menurut Buk Teti anaknya juga diajak untuk menggunakan narkoba oleh teman – temanya.
Menurut Buk Teti anaknya memakai narkoba karena ingin mencoba – coba dan diajari teman – temannya. Buk Teti tidak terlalu dekat dengan anak –
anaknya, karena mereka jarang sekali berkumpul bersama. Anak – anaknya pun tidak pernah menceritakan masalah yang mereka hadapi, mereka taku Buk Teti
akan marah kalau mereka menceritakanya. Menurut Buk Teti anak – anak sekarang banyak sekali mintanya, terkadang iya tidak dapat memenuhi apa yang
mereka butuhkan. Menurut Buk Teti anak – anaknya sering sekali pulang larut
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
malam, tapi iya tetep membukan pintu untuk anaknya. Anak nya terkadang sering pulang mabuk – mabukan dan kadang memakai narkoba dirumah.
Buk Teti mengatakan anak – anak sekarang banyak sekali permintaanya, sehingga iya tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka. Buk Teti tidak pernah
memaksakan anak – anaknya untuk sekolah, tapi Buk Teti selalu menyuruh anak untuk sekolah. Buk Teti tidak pernah menyalahkan anak – ankanya menggunakan
narkoba, karena lingkungan tempatnya tinggal banyak remaja yang menggunkan narkoba. Anak – anak sekarang mudak sekali mempelajari cara pemakaian
narkoba dan mudah untuk mendapatkanya, karena mudahnya memperoleh narkoba di lingkungan tempatnya tinggal. Kegiatan anaknya saat ini hanya duduk
– duduk atau nongkrong bersama teman – temanya , karena anak Buk Teti tidak memiliki pekerjaan.
4.7.8 Profil Informan Kedelapan Orang Tua Ardi