Money Laundering sebagai Suatu Kejahatan Terorganisir Internasional.

contohnya adalah negara Malaysia yang mempunyai wilayah finansial centre yaitu di Labuan.

BAB III HUBUNGAN ANTARA

TAX HAVEN DENGAN TINDAK PIDANA MONEY LAUNDERING

A. Money Laundering sebagai Suatu Kejahatan Terorganisir Internasional.

Universitas Sumatera Utara Kegiatan Money Laundering secara universal dewasa ini telah digolongkan sebagai suatu tindak pidana. Bahkan, karena modus operandinya yang umumnya bersifat lintas negara cross border, maka Money Laundering telah dianggap sebagai tindak pidana internasional international crime. Karena itu, kejahatan noney laundring ini diatur pula secara internasional. Seperti terlihat dalam Pasal 3 ayat 1 dari United Nations Convention Against Illicit Traffic in Narcotic Drugs and Psychotropic Substance Konvensi PBB yang disahkan sejak tanggal 19 Desember 1988, dan mulai berlaku efektif sejak November 1990. Indonesia telah meratifikasi konvensi ini sejak tanggal 31 Januari 1997 dengan Undng-Undang Nomor 8 Tahun 1996. Pengertian Money Laundering diberikan secara komprehensif oleh Pasal 3 dari konvensi PBB tersebut, yaitu sebagai berikut : “Money Laundering berarti setiap tindakan yang dilakukan dengan sengaja dalam hal-hal sebagai berikut 42 1. Konversi atau pengalihan barang, yang diketahui bahw barang tersebut berasal dari suatu kegiatan kriminal atau ikut berpartisipasi terhadap kegiatan tersebut, dengan tujuan untuk menyembunyikan sifat melawan hukum dari barang tersebut, ataupun membantu seseorang yang terlibat sebagai perantara dalam kegiatan tersebut untuk menghilangkan konsekuensi hukum dari kegiatan tersebut. : 42 Munir Fuady., Op.Cit., hal 149-150. Universitas Sumatera Utara 2. Menyembunyikan keadaan yang sebenarnya, sumbernya, lokasi, pengalihan, pergerakan, hak-hak yang berkenaan dengan kepemilikan atau barang-barang, dimana yang bersangkutan mengetahui bahwa barang tersebut dari kegiatan kriminal, atau ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. 3. Perolehan, penguasaan atau pemanfaatan dari barang-barang dimana pada waktu menerimanya, yang bersangkutan mengetahui bahwa barang tersebut berasal dari tindakan kriminal atau ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. 4. Segala tindakan partisipasi dalam kegiatan untuk melaksanakan percobaan untuk melaksanakan, membantu, bersekongkol, memfasilitasi, dan memberikan nasihat terhadap tindakan-tindakan tersebut diatas.” Tindak pidana pencucian uang dianggap terjadi apabila memenuhi unsur-unsur sebagai berikut 43 1. Terdapatnya uang sebagai hasil dari suatu kejahatan tertentu. : 2. Uang tersebut digunakan atau diputar ke dalam transaksi-transaksi keuangan atau bisnis. 3. Transaksi-transaksi tersebut dilakukan dengan tujuan : a. Melanjutkan aktivitas kriminalnya dengan tujuan memperbanyak kekayaan. 43 Ibid., hal 150. Universitas Sumatera Utara b. Menyembunyikan kepemilikan atas kekayaan yang diperoleh dari aktivitas kejahatan. c. Menghindar dari kewajiban pelaporan sebagaimana dipersyaratkan oleh hukum di negara-negara tertentu. Sesungguhnya model kejahatan yang menghasilkan uang kotor yang kemudian uang tersebut diputihkan tersebut banyak ragamnya, tetapi pada prinsipnya uang kotor tersebut berasal dari 3 tiga kelompok kegiatan illegal, yaitu sebagai berikut 44 1. Uang yang berasal dari kegiatan kriminal. Misalnya uang dari pencurian, perampokan, penipuan, perdagangan, narkotika, korupsi, atau penyogokan. : 2. Uang yang berasal dari kegiatan penghindaran pajak. Misalnya, uang penghindaranpenggelapan pajak yang dilakukan di Cayman Islands dan negara Tax Haven lainnya. 3. Uang yang berasal dari penyimpangan berbagai aturan lain. Misalnya uang hasil dari kegiatan penyimpangan dibidang ekspor-impor seperti pemalsuan dokumen, pemalsuan volume barang, peyelundupan, atau penggelapan bea masuk atau pajak ekspor, atau uang dari kegiatan penyimpangan di bidang perdagangan umum, semisal pemalsuan perhitungan harga, mutu, jumlah, atau berat barang, dan sebagainya. Seperti yang sudah disebutkan bahwa kegiatan Money Laundering secara universal dewasa ini telah digolongkan sebagai suatu tindak pidana. 44 Ibid., hal 151. Universitas Sumatera Utara Bahkan, karena modus operandinya yang umumnya bersifat lintas negara cross boarder, maka Money Laundering telah dianggap sebagai tindak pidana internasional. Karena kejahatan Money Laundering ini diatur pula secara internasional, seperti yang terlihat dalam Pasal 3 ayat 1 dari United Nations Convention Against Illicit Traffic in Narcotic Drugs and Psychotropic Substance Konvensi PBB yang disahkan sejak tanggal 19 Desember 1988 dan mulai berlaku efektif sejak November 1990. Indonesia telah meratifikasi konvensi ini sejak tanggal 31 Januari 1997 dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1996 45 45 Pasal 3 ayat 1 dari United Nations Convention Against Illicit Traffic in Narcotic Drugs and Psychotropic Substance, diratifikasi dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1996. . Dewasa ini tempat-tempat seperti Offshore banking, merupakan surga bagi para pelaku pemutihan uang yang telah meluas ke tempat-tempat lain, seperti Swiss, Luxemburg, Lichtenstein, Sibgapura, Hongkong, Macao, Panama, Antille Belanda, Cayman Islands, Cook Islands, Canatry, Channel, Belize, Gibraltar, dan lain-lain. Dinegara-negara yang disebut belakangan , di samping terdapat fasilitas bebas pajak, atau kemudahan mendirikan perusahaan termasuk kemudahan mendirikan bank, juga memiliki prinsip kerahasiaan bank yang kuat, serta pengawasan bank yang longgar, sehingga sangat aman bagi pelaku kejahatan pemutihan uang. Hal yang sama juga terjadi di negara-negara lain seperti negara Kepulauan Antigua, Bermuda, atau negara dan kepulauan seperti Channel Islands, Gibraltar, Austria, dan Lebanon. Universitas Sumatera Utara Di negara-negara ASEAN kegiatan untuk memberantas kegiatan Money Laundering ini juga gencar dilakukan. Bahkan, negara Philipina selangkah lebih maju dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya, karena Philipina yang paling duluan mempunyai Undang-Undang Khusus yang mengatur tentang Penyitaan atas Aset yang didapatkan secara tidak legal dari lalu lintas perdagangan obat bius 46

B. Hubungan yang Ditimbulkan Antara Negara Tax Haven dengan Tindak