REKAYASA PERENCANAANPENGHINDARAN PAJAK . Tinjauan Mengenai Sistem Hukum Perpajakan Dan Hukum Perbankan Di Negara Tax Haven Serta Hubungannya Dengan Tindak Pidana Money Laundering

bukanlah tempat sarang penyamun atau tempat meyimpan uang dari para penyamun tersebut 32

C. REKAYASA PERENCANAANPENGHINDARAN PAJAK .

Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa pajak merupakan suatu beban investasi maka para pengusaha atau investor berusaha untuk menghindari beban pajak dengan melakukan perencanaan pajak yang efektif 33 32 Ibid., hal 228-229 33 J. F. Avery Jones, Tax Haven and Measures Against Tax Evasion and Tax Avoidance., Canada : Penerbit Fred and Rothmane Corporation, 1974 , hal 34. . Arnold dan McIntyre menyebutkan bahwa penghindaran pajak merupakan Tax Avoidance merupakan upaya penghindaran atau penghematan pajak yang masih dalam kerangka memenuhi ketentuan perundangan lawful fashion. Tax Avoidance harus dibedakan dari tax evasion penyelundupan pajak yang secara umum bersifat melawan hukum illegal dan mencakup perbuatan sengaja tidak melaporkan secara lengkap dan benar objek pajak atau perbuatan melanggar hukum fraud lainnya. Walaupun secara legal dapat dibedakan, namun secara ekonomis baik perencanaan pajak melalui Tax Avoidance maupun tax evasion sama-sama berakibat berkurangnya penerimaan pajak. Rekayasa arrangements atas transaksi-transaksi yang berpotensi meminimalkan beban pajak untuk memperoleh penghematan pajak merupakan perencanaan pajak tax planning . Perencanaan pajak merupakan serangkaian proses atau tindakan yang dilakukan wajib pajak untuk merekayasa sumber-sumber penghasilan Universitas Sumatera Utara beban maupun transaksi lainnya dengan tujuan minimalisi, penangguhan atau eliminasi beban pajak yang masih berada dalam kerangka peraturan perundang-undangan. Untuk mencapai tujuan yang dimaksud, pengusaha harus memanfaatkan semua pengurang, pengecualian, pembebasan, kemudahan, dan kredit yang disediakan oleh ketentuan maupun administrasi pajak 34 Secara konseptual, penghindaran pajak meliputi baik pengurangan pajak secara permanen maupun kemungkinan penangguhannya. Penghematan pajak dapat diperoleh dari perencanaan pajak dengan melibatkan beberapa konsep seperti pemanfaatan pengecualian pajak, pengurangan tarif pajak menyeluruh, maksimalisasi pengurangan penghasilan, percepatan pengeluaran, penundaan objek pajak, strukturisasi transaksi kena pajak menjadi tidak kena pajak. Dalam perencanaan pajak perusahaan multinasional mempunyai banyak kesempatan dibanding dengan perusahaan domestik karena mempunyai fleksibilitas geografis dalam menempatkan sumberdaya ekonomis sesuai dengan sistem produksi dan distrbusi. Fleksibilitas goegrafis ini menawarkan berbagai kesempatan memanfaatkan perbedaan jurisdiksi pajak antar negara untuk meminimalisasitotal beban pajak perusahaan. Beberapa kemungkinan penghindaran pajak antara lain . 35 1. Transfer Domisili : 34 Ibid., hal 37. 35 Gunadi, Op.Cit hal 277-281 Universitas Sumatera Utara Diparitas tarif pajak antarnegara yang berdekatan misalnya Indonesia 30 sedangkan Singapura 23 dapat mendorong migrasi atau penggeseran transfer domisili pajak dari Indonesia ke Singapura karena perbedaan tarif akan memberikan penghematan pajak. Selain tarif pajak, kadang kala cakupan geografis pemajakan juga menyebabkan perbedaan beban pajak. Penerapan pajak berdasar sumber dalam negeri saja territorial taxation, misalnya Singapura, dan Malaysia dapat menarik pemindahan domisili pajak dar negara penganut pemajakan global misalnya Indonesia, karena Territorial Taxation memberikan beban pajak lebih rendah dibanding dengan Global Taxation. 2. Pengalihan Sumber atau Lokasi Pengalihan Untuk menghindari pemajakan dalam negeri yang lebih besar dari pemajakan di lain negara atau negara yang memberlakukan pemajakan teritorial dapat mendorong wajib pajak dalam negeri untuk menggeser penghasilan dari sumber dalam negeri ke luar negeri. Demikian pula apabila penghasilan dari sumber luar negeri misalnya hanya dikenakan pajak apabila penghasilan tersebut direpatriasi ke dalam negeri. Untuk mencari penghematan pajak, wajib pajak akan cenderung merealisir penghasilan di luar negeri ketimbang di dalam negeri dan tidak melakukan repatriasi pengahsilan dimaksud. Penghindaran repatriasi tersebut dapat dilakukan misalnya dengan menampunya pada anak perusahaan yang sengaja didirikan untuk tujuan itu di negara Tax Haven. Universitas Sumatera Utara 3. Transfer Pricing Transfer Pricing mengacu pada harga kontribusi aset, berwujud dan tidak berwujud, jasa, dan dana ditransfer dalam sebuah organisasi. Misalnya, barang-barang dari divisi produksi dapat dijual untuk divisi pemasaran, atau barang-barang dari sebuah perusahaan induk dapat dijual kepada anak perusahaan asing. Karena harga ditetapkan dalam suatu organisasi yaitu, dikontrol, mekanisme pasar yang khas yang menetapkan harga untuk transaksi antara pihak ketiga mungkin tidak berlaku. Pilihan harga transfer akan mempengaruhi alokasi dari total keuntungan antara bagian-bagian perusahaan. Ini adalah perhatian utama bagi otoritas fiskal yang khawatir bahwa entitas multi-nasional dapat menetapkan harga transfer pada transaksi lintas-perbatasan untuk mengurangi laba kena pajak dalam yurisdiksi mereka. Hal ini mengakibatkan naiknya harga transfer dan penegakan peraturan, melakukan Transfer Pricing kepatuhan pajak besar masalah bagi perusahaan-perusahaan multi-nasional Transfer pricing didefenisikan sebagai suatu harga jual khusus yang dipakai dalam pertukaran antar divisional untuk mencatat pendapatan divisi penjual selling division dan biaya divisi pembeli buying division. Tujuan utama dari transfer pricing adalah untuk mengevaluasi dan mengukur kinerja perusahaan. Tetapi sering juga transfer pricing digunakan oleh perusahaan-perusahaan multinasional untuk meminimalkan jumlah yang dibayar melalui rekayasa harga yang Universitas Sumatera Utara ditransfer antar divisi. Transfer pricing sering juga disebut dengan intracompany pricing, intercorporate pricing, interdivisional atau internal pricing yang merupakan harga yang diperhitungkan untuk keperluan pengendalian manajemen atas transfer barang dan jasa antar anggota grup perusahaan. Transfer pricing biasanya ditetapkan untuk produk-produk antara intermediate product yang merupakan barang-barang dan jasa- jasa yang dipasok okeh divisi penjual kepada divisi pembeli. Bila dicermati secara lebih lanjut, transfer pricing dapat menyimpang secara signifikan dari harga yang disepakati 36 Ada dua tujuan transfer pricing yang ingin dicapai oleh perusahaan multinasional yaitu 37 a. Performance Evaluation. : Salah satu alat yang dipakai oleh banyak perusahaan dalam menilai kinerjanya adalah menghitung berapa tingkat ROI-nya atau Return On Investment . Terkadang tingkat ROI untuk satu divisi dengan divisi lainnya dalam satu perusahaan yang sama berbeda satu dengan yang lain. Misalnya divisi penjual menginginkan harga transfer yang tinggi yang akan meningkatkan income, yang secara otomatis akan meningkatkan ROI-nya, tetapi di sisi lain, divisi pembeli menuntut harga transfer yang rendah yang nantinya akan berakibat pada 36 Yenny Mangoting., Aspek perpajakan dalam praktek Transfer Pricing 12 Desember 2009 , diperoleh dari www.google.com , terakhir kali diakses pada tanggal 9 Maret 2010. 37 Ibid., Universitas Sumatera Utara peningkatan income, yang berarti juga peningkatan dalam ROI. Hal semacam inilah yang terkadang membuat transfer pricing itu berada di posisi yang terjepit. Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan seperti ini, induk perusahaan akan sangat berkepentingan dalam penentuan harga transfer. b. Optimal Determination of Taxes Tarif pajak antar satu negara dengan negara yang lain berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh lingkungan ekonomi, sosial, politik dan budaya yang berlaku dalam negara tersebut. Afrika misalnya, karena tingkat investasi rendah, tarif pajak yang berlaku di negara tersebut juga rendah. Tetapi apabila kita berbicara tentang Amerika, tidak mungkin tarif pajak yang berlaku di negara tersebut sama dengan di negara Afrika. Hal ini jelas, karena di negara maju seperti Amerika tingkat investasi sangat tinggi, yang dibuktikan dengan tingkat pertumbuhan badan usaha yang semakin meningkat. Atas dasar inilah tarif pajak yang ditetapkan di Negara yang bersangkutan tinggi. Berikut ini akan diberikan sebuah ilustrasi untuk memperjelas praktek transfer pricing yang biasanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan multinasional. Perusahaan induk parent company yang terletak di Belgia memproduksi suatu produk, dengan harga pokok Rp 100. Tarif pajak yang berlaku di negara tersebut adalah 42. Untuk menghindari pengenaan pajak dengan tarif yang tinggi, perusahaan induk Universitas Sumatera Utara memutuskan untuk menjual produk tersebut ke anak perusahaan yang ada di Puerto Rico dengan harga transfer yang sama dengan harga pokok yaitu Rp 100, sehingga pajak yang terutang atas transaksi penjualan antara perusahaan induk dan anak perusahaan adalah Rp 0. Hal ini disebabkan karena harga transfer yang digunakan sama dengan harga pokok produk, sehingga atas transaksi ini tidak menimbulkan laba yang akan dikenakan pajak. Rekayasa atas harga transfer ini dibuat untuk menghindari pajak dengan tarif yang tinggi yang berlaku di Negara tempat perusahaan induk berada. Kemudian barang yang sudah dibeli, dijual oleh anak perusahaan di Puerto Rico ke anak perusahaan lain yang ada di Amerika dengan harga transfer Rp 200. Tarif pajak yang berlaku di negara Puerto Rico adalah 0. Transaksi penjualan ini menimbulkan laba sebesar Rp 200. Atas laba yang timbul, seharusnya terutang pajak. Tetapi karena tarif pajak yang berlaku di negara tersebut 0, maka pajak yang terutang atas laba yang dihasilkan adalah sebesar Rp 0. Kemudian barang yang sudah dibeli oleh anak perusahaan yang ada di Amerika dijual kembali ke perusahaan yang tidak mempunyai hubungan istimewa di negara yang sama, dengan harga jual Rp 200. Kebijaksanaan menetapkan harga jual ini dimaksudkan untuk menghindari pajak dengan tarif yang tinggi yang berlaku di negara yang bersangkutan. Asumsi tarif pajak yang berlaku di negara Amerika 35. Selanjutnya dapat dihitung Universitas Sumatera Utara bahwa pajak terutang atas transaksi penjualan ini adalah sebesar Rp 0. Hal ini disebabkan karena harga jual atas produk tersebut sama dengan harga pokok pembelian barang, sehingga laba yang timbul atas transaksi ini adalah Rp 0. Kesimpulan yang dapat ditarik dari transaksi-transaksi di atas, adalah betapa pentingnya mengetahui tarif pajak yang berlaku di suatu negara, sebelum mengambil keputusan untuk melakukan transaksi penjualan dan pembelian barang 38 4. Thin Capitalization . Thin Capitalization kapitalisasi minimal merupakan praktik membiayai cabang atau anak perusahaan lebih besar dengan utang berbunga dari perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa ketimbang dengan modal saham. Thin Capitalization dengan memperbanyak utang, merupakan upaya untuk mentransformasi penghasilan dividen penghasilan ekuitas, karena terkena pemajakan ganda laba dari dividen, menjadi penghasilan bunga penghasilan pinjaman yang hanya dikenakan pajak sekali. Berbagai rekayasa dapat dipilih oleh investor, untuk menghindari sistem pemajakan ganda atas penghasilan ekuitas antara lain memilih bentuk usaha yang tidak terkena pajak ganda misalnya persekutuan atau trust, mengusahakan pembiayaan yang secara legal dapat mengurangi laba kena pajak pembayaran misalnya pembayaran sewa atau bunga, pembagian laba kepada para pemegang saham dengan rekayasa 38 Yenni Mangoting, “ Aspek Perpajakan dalam Praktek Transfer Pricing”.,12 Desember 2001, diperoleh dari www.google .com, terakhir kali diakses tanggal 10 Maret 2010. Universitas Sumatera Utara yang tidak mengundang pemajakan kedua termasuk pembelian kembali saham dan pengurangan sebagian modal saham, transformasi pembayaran kepada investor dan pihak yang menpunyai hubungan istimewa dalam bentuk imbalan direktur atau kekayaan lainnya dan tidak membagikan laba. 5. Instrumen Finansial Modern Kompleksitas permasalahan pemajakan tersebut umumnya menjadi sasaran perencanaan pajak dengan memanfaatkan Instrumen Finansial Modern dengan melibatkan negara Tax Haven atau negara yang tidak mengenakan potongan pajak atas bunga. Rekayasa demikian umumnya mengambil target ke negara berkembang karena permasalahan spesifik Instrumen Finansial belum diatur secara gamblang. Untuk menghindari ketentuan pemajakan atas bunga, Instrumen Finansial dapat direkayasa dari pinjaman berbunga menjadi pinjaman tanpa bunga, pinjaman direkayasa menjadi swap bunga, swap nilai tukar atau lindung nilai valas, produk derivatif dengan transaksi berupa pinjaman atas utang piutang. Inovasi Instrumen Finansial Modern dengan berbagai rekayasa demikian dimaksud untuk menggerus penghasilan kena pajak wajib pajak dalam negeri anggota grup multinasional dan sekaligus menghindari pemajakan terhadap wajib pajak luar negeri lainnya sesama anggota grup. 6. Pembayaran ke atau melalui Perusahaan di negara Tax Haven Universitas Sumatera Utara Apabila wajib pajak dalam negeri menanam modal atau memperluas kegiatan ekonominya ke manca negara, termasuk negara berkembang negara domisili dapat memberikan keringanan pajak ganda internasional baik dengan metode eksemsi pembebasan pajak atas luar negeri atau kredit pajak pengkreditan pajak luar negeri dari penghasilan luar negeri atas pajak domestik yang dihitung dari penghasilan luar negeri dimaksud Rekayasa Transfer Pricing dengan menggelembungkan harga dan menggerus laba di negara sumber ke negara domisili akan menyebabkan terkenanya pajak di negara domisili walaupun di negara sumber tidak kena pajak. Demikian juga rekayasa finansial untuk menggerus laba anak perusahaan di negara berkembang, juga menyebabkan pengenaan pajak di negara domisili karena eksemsi pajak atas penghasilan luar negeri umumnya hanya berlaku atas penghasilan bisnis dari cabang usaha luar negeri, sehingga penghasilan pasif tidak dibebaskan dari pengenaan pajak. 7. Pengurangan Ganda Double Dipping Teknik alternatif untuk mengurangi beban pajak di negara sumber dan sekaligus domisili dapat dilakukan dengan penggandaan pemanfaatan ketentuan pajak yang menguntungkan di kedua negara, teknik demikian lazim disebut Double Dipping. Salah satu cara adalah memanfaatkan perbedaan perlakuan pajak atas suatu transkasi yang sama antara negara domisili dengan negara sumber. Misalnya leasing atas suatu negara dapat Universitas Sumatera Utara memperlakukan sebagai pembelian atau utang, sedangkan negara lain menggangap sebagai persewaan. Akibatnya, dua negara memperlakukan dua wajib pajak berbeda satu negara terhadap leasor dan negara lain terhadap lesee dalam satu transaksi antar mereka, keduanya dianggap sebagai pemilik aset yang berhak atas depresiasi dan pengurangan bunga. Bentuk lain duplikasi pengurangan dapat diperoleh dengan memanfaatkan domisili ganda. Beberapa negara memperlakukan konsolidasi laba dan rugi dari beberapa perusahaan yang berada di bawah kepemilikan bersama. Apabila satu berdomisili di kedua negara tersebut telah meminjam dana untuk membiayai kegiatan grup perusahaan dimana saja, badan tersebut dapat mengurangkan bunga di tiap negara. Apabila salah satu domisili dari domisili ganda menderita rugi dari beban bunga tersebut dapat diperhitungkan pada dua badan yang berada dalam hubungan istimewa dimaksud di tiap negara domisili. 8. Treaty Shopping Dengan semakin banyaknya P3B Praktek Penghindaran Pajak Berganda yang ditutup oleh suatu negara berkembang selain berpotensi mengundang investor dengan semakin membaiknya iklim investasi dan kondusif dan harmonisnya sistem perpajakan, di lain pihak juga berpotensi untuk disalahgunakan ketentuan dalam P3B demi meminimalkan beban pajak. Pemanfaatan ketentuan P3B untuk tujuan tersebut lazim disebut Treaty Shopping . Universitas Sumatera Utara Di negara Tax Haven, pelarian atau penyembunyian pajak merupakan suatu fenomena yang sudah terjadi dalam dunia usaha dan bisnis serta sistem perpajakan. Selain menyembunyikan atau melarikan pajak negara-negara pusat finansial tadi juga menjadi tempat tujuan pelarian kapital dari para pengusaha di negara berkembang. Pelarian kapital selain menggerus penerimaan pajak negara berkembang, juga mengalihkan modal atau investasi yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk membawa kembali kapital dimaksud, kebanyakan mereka menuntut beberapa kemudahan pajak walaupun mereka sudah mampu mengeliminir beban pajak di negara berkembang melalui berbagai rekayasa perencanaan pajak. Beberapa kegiatan yang dilakukan untuk meminimalisasi beban pajak melalui negara Tax Haven antara lain 39 1. Transfer Pricing yang dimanfaatkan dalam membeli barang dengan harga murahrendah dan menjual kembali dengan harga yang tinggi sehingga laba dari negara produsen dan konsumen digerus ke negara Tax Haven . : 2. Captive Insurance Companies yang didirikan di negara Tax Haven sebagai perusahaan asuransi atau reasuransi seluruh anggota perusahaan grup dengan premi yang dibayar sebagai pengurang penghasilan perusahaan grup dari penghasilan. 39 Gunadi., Op.Cit., hal 285-286 Universitas Sumatera Utara 3. Captive Banking dengan memanfaatkan kemudahan dari fasilitas yang kondusif untuk pusat keuangan maka banyak cabang atau anak perusahaan industri perbankan yang dioperasikan di negara Tax Haven Cayman Islands. Bank demikian umumnya berfungsi sebagai pusat pencatatan karena transaksi nyata dilakukan dimana saja. Karena beban pajak minimal, rekayasa melalui Captive Banking ini akan menguntungkan grup perusahaan. 4. Pelayaran dengan bendera Tax Haven. Banyak negara yang menyediakan bendera pelayaran demikian seperti Singapura, Hongkong, Malaysia, Liberia, Cyprus, Antili, Panama, dan Vanuatu. Mereka membentuk perusahaan di negara dimaksud dan kepemilikan kapal diserahkan ke perusahaan tersebut. 5. Back to Back Loan dan Parallel Loan untuk menghindari ketentuan penangkal minimalisasi kapital Thin Capitalization. Minimalisiasi potongan pajak atas bunga dan rekarakterisasi utang sebagi modal dapat dilakukan melalui rekayasa back to back loan demikian, dengan rekayasa seperti mendepositokan uang ke captive bank di negara Tax Haven dan bank tersebut meneruskan dana tersebut ke perusahaan lain anggota grup dalam bentuk pinjaman. 6. Holding Companies secara meluas dimanfaatkan untuk melakukan investasi di negara berkembang. Praktik yang dilakukan adalah mendirikan atau mendanai perusahaan di negara Tax Haven kemudian Universitas Sumatera Utara perusahaan holding tersebut menanam modal atau kadang kala memberikan pinjaman ke perusahaan di negara berkembang. Rekayasa lain adalah dengan mendirikan perusahaan antara interposing companies atau SPV di Tax Haven antara perusahaan induk di negara maju dengan perusahaan anak di negara berkembang. Perusahaan demikian sering disebut money box companies. 7. Perusahaan Lisensi, rekayasa minimalisasi pemajakan atas royalti dapat dilakukan dengan mendirikan perusahaan di negara Tax Haven yang mengelola harta tidak berwujud seperti paten, copyrights, trademarks, formulas, dan lain-lain yang sebenarnya merupakan milik perusahaan di negara lain.

D. Contoh-contoh Kasus yang Menyangkut Negara Negara Tax Haven