Jenis Penelitian Metode Pengukuran 1. Metode Pengukuran Variabel Bebas Pengetahuan Sikap Sumber Informasi Anjuran Tokoh Masyarakat

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan adalah metode survei cepat rapid survey, dengan menggunakan pendekatan cross-sectional, yaitu penelitian sesaat yang dilakukan dengan pengamatan terhadap variabel bebas dan variabel terikat pada saat bersamaan Wibowo, 2005.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ditentukan berdasarkan pertimbangan peneliti bahwa ada 8 desa dari 31 desa di Kecamatan Tarutung yang pernah dilaporkan adanya Kejadian Luar Biasa KLB rabies, yaitu di desa Hutapea Banuarea, Siandor-andor, Parbubu Pea, Parbubu Dolok, Parbaju Julu, Parbaju Tonga, Parbaju Toruan, Partali Julu.

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Oktober sampai dengan Desember tahun 2012. Universitas Sumatera Utara 3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemilik anjing di Kecamatan Tarutung yang berjumlah 392 KK Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Tapanuli Utara.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi, sampel dihitung berdasarkan Rapid Survey. Jika design effect Deff dan rate of homogenety ROH diketahui, dapat dihitung besar sampel untuk survei cepat dengan menggabungkan dua rumus, yaitu rumus dari besar sampel untuk tehnik sampel acak sederhana dan rumus untuk estimasi nilai ROH Wibowo, 2005. Rumus untuk tehnik acak sederhana menggunakan desain klaster adalah : n o = P x Q x t 2 d DEF dimana 2 n = Besar sampel P = Proporsi kejadian populasi = 0,30 O = 1-P adalah proporsi bukan kejadian populasi = 0,50 t = 2 d = Selisih yang diharapkan antara prevalensi sampel dan prevalensi populasi 1, 2, 3, 4, 5. DEFF = 2 Universitas Sumatera Utara Menurut Ariawan dan Frerichs 1995 pada rancangan sampel surevei cepat sering menggunakan efek desain = 2 Ariawan, 1996. n o n O n O Kemudian disesuaikan dengan besar populasi n sampel n sampel n sampel n sampel n sampel Setelah jumlah sampel diketahui, peneliti juga mencari besar sampel dengan bantuan program komputer C-Survey. Kecamatan Tarutung terdapat 8 desa yang menjadi tempat penelitian. Ke delapan desa tersebut terdiri dari Desa Hutapea Banuarea terdapat 5 dusun, Desa Siandor-andor terdapat 6 dusun, Desa Parbubu Pea 7 dusun, Desa Parbaju Dolok 5 dusun, Desa Parbaju Julu 8 dusun, Desa Parbaju Tonga 7 dusun, Desa Parbaju Toruan 7 dusun dan Desa Partali Julu 6 dusun. Seluruh dusun berjumlah 51 klaster, kemudian 51 klaster diperkecil menjadi 30 klaster tanpa mengurangi populasi. Cara pengambilan cluster ditentukan dengan acak sederhana Universitas Sumatera Utara simple random sampling dengan menggunakan tabel random. Setiap klaster diambil 7 kepala keluarga KK sebagai perwakilan sampel. Secara teoritis untuk pengambilan sampel pada penelitian ini dapat dikatakan bahwa jumlah sampel sebanyak 30 x 7 responden, 30 klaster x 7 orang tiap dusun, sehingga secara praktis total sampel yang terkumpul adalah 30 x 7 = 210 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara acak mulai dari rumah kepala dusun bergerak menuju mata angin ke sebelah timur. Ketika sudah dapat tujuh responden maka langsung dijadikan sebagai sampel, kemudian dilanjutkan dengan cara yang sama.

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Metode pengumpulan data primer dilakukan menggunakan metode wawancara langsung kepada responden dengan berpedoman pada kuesioner penelitian.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Tapanuli Utara, Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Utara, Puskesmas Tarutung dan Kantor Camat Tarutung.

3.4.3. Validitas dan Reliabilitas

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dirancang sedemikian rupa agar relevan dengan tujuan penelitian, untuk itu kuesioner di uji coba untuk mengetahui validitas dan reabilitasnya. Universitas Sumatera Utara a. Uji Validitas Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu ukuran atau nilai yang menunjukkan tingkat kehandalan atau valid suatu alat ukur dengan cara mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor total variabel menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment Correlation Coeficient r, dengan ketentuan nilai koefisien korelasi 0,3 valid Gozhali, 2005. Hasil uji validitas variabel bebas dan terikat sebagai berikut : 1 Variabel Faktor Predisposing Berdasarkan hasil uji validitas menggunakan korelasi Pearson Product Moment Correlation diketahui bahwa variabel bebas faktor predisposing indikator pengetahuan 11 pertanyaan dan sikap 14 pernyataan mempunyai nilai koefisien korelasi r 0,3, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel faktor predisposing valid Lampiran 2. 2 Variabel Faktor Enabling Berdasarkan hasil uji validitas menggunakan korelasi Pearson Product Moment Correlation diketahui bahwa variabel bebas faktor enabling indikator sumber informasi 5 pernyataan mempunyai nilai koefisien korelasi r 0,3, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel faktor enablng valid Lampiran 2. 3 Variabel Faktor Reinforcing Berdasarkan hasil uji validitas menggunakan korelasi Pearson Product Moment Correlation diketahui bahwa variabel bebas faktor reinforcing indikator Universitas Sumatera Utara anjuran tokoh masyarakat 4 pernyataan, dukungan petugas kesehatan 6 pernyataan mempunyai nilai koefisien korelasi r 0,3, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel faktor reinforcing valid Lampiran 2. b. Uji Reliabitas Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat menunjukkan data dan dapat dipercaya. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan koefisien Alpha Cronbach, apabila nilai Alpha Cronbach 0,6, maka alat ukur tersebut reliabel Gozhali, 2005. Hasil uji reliabilitas variabel bebas faktor predisposing sikap, pengetahuan, enabling sumber informasi dan reinforcing anjuran tokoh masyarakat, dukungan petugas kesehatan diketahui seluruh pertanyaan pada variabel bebas mempunyai nilai r-alpha cronbach 0,6, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel bebas reliabel Lampiran 2.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri faktor predisposing sikap, pengetahuan faktor enabling sumber informasi, faktor reinforcing anjuran tokoh masyarakat, dan dukungan petugas kesehatan. Adapun definisi operasional sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara a. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang di ketahui responden tentang penyakit rabies meliputi pengertian, penyebab rabies, cara penularan, gejal-gejala, dan pencegahan rabies. b. Sikap adalah pernyataan setuju, kurang setuju, atau tidak setuju dari responden terhadap pernyataan tentang penyebab penyakit rabies, cara penularan, dan cara pencegahannya. c. Sumber informasi adalah keputusan responden dari mana mendapatkan informasi tentang penyakit rabies baik dari media cetak, media elektronik, lingkugan dan tenaga kesehatan. d. Anjuran tokoh masyarakat adalah pendapat respoden tentang saran atau dorongan dari tokoh masyarakat berkaitan dengan pemeliharaan anjing. e. Dukungan petugas kesehatan adalah dukungan atau dorongan serta pelayanan yang diberikan petugas kesehatan dalam melakukan pencegahan rabies.

3.5.2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tindakan. Tindakan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah reaksi atau respon pemilik anjing dalam rangka pencegahan penyakit rabies. Universitas Sumatera Utara 3.6. Metode Pengukuran 3.6.1. Metode Pengukuran Variabel Bebas

a. Pengetahuan

Pengetahuan diukur dengan cara memberi skornilai pada 11 pertanyaan pertanyaan no 1 sd 11. Setiap pertanyaan jika menjawab a diberi nilai 2, b diberi nilai 1 dan jika menjawab c diberi nilai 0. Variabel pengetahuan memiliki skor tertinggi 22 dan nilai terendah 0. Berdasarkan skor kemudian variabel pengetahuan dikategorikan menjadi 2 nilai median yaitu : Kategori : 0. Pengetahuan tidak baik skor ≤11 1. Pengetahuan baik skor 11 Skala ukur : Ordinal

b. Sikap

Sikap pemilik anjing terhadap pemeliharaan anjing dalam upaya pencegahan rabies yakni dengan memberikan 14 pertanyaan pertanyaan nomor 1 sd 14. Setiap pertanyaan jika menjawab setuju mendapat nilai 2, kurang setuju mendapat nilai 1 dan tidak setuju mendapat nilai 0, Berdasarkan skor maka nilai total skor tertinggi 28 dan terendah 0. Varibael sikap dikategorikan menjadi 2 nilai median, yaitu : Kategori : 0.Sikap tidak baik skor ≤ 14 1. Sikap baik skor 14 Skala ukur : Ordinal Universitas Sumatera Utara

c. Sumber Informasi

Keterpaparan terhadap media penyuluhan diukur dengan cara memberikan nilai pada pertanyaan nomor 1 sd 5. Jika respoden menjawab ya mendapat nilai 2, dan jika menjawab tidak mendapat nilai 1, kemudian ditetapkan skor. Skor tertinggi 10 dan terendah 5. Variabel keterpaparan terhadap media penyuluhan dikategorikan menjadi 2 nilai median, yaitu : Kategori : 0. Tidak baik skor ≤ 5 1. Baik skor 5 Skala ukur : Ordinal

d. Anjuran Tokoh Masyarakat

Anjuran tokoh masyarakat diukur dengan cara memberikan nilai pada pertanyaan nomor 1 sd 4, kemudian ditetapkan skor. Jika respoden menjawab ya mendapat nilai 2, dan jika menjawab tidak mendapat nilai 1, kemudian ditetapkan skor. Skor tertinggi 8 dan terendah 4. Variabel anjuran tokoh masyarakat dikategorikan menjadi 2, yaitu : Kategori : 0. Tidak baik skor ≤ 4 1. Baik skor 4 Skala ukur : Ordinal

e. Dukungan Petugas Kesehatan

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan Pemilik Anjing dan Faktor Persepsi Pencetus dengan Pencegahan Penyakit Rabies di Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah

0 51 177

Pergub No 44 Tahun 2010 Tentang Pemeliharaan Hewan Penular Rabies (HPR)

0 0 1

Pergub No 44 Tahun 2010 Tentang Pemeliharaan Hewan Penular Rabies (HPR)

0 0 1

Pergub No 44 Tahun 2010 Tentang Pemeliharaan Hewan Penular Rabies (HPR)

0 0 1

DISTRIBUSI KASUS GIGITAN HEWAN PENULAR RABIES (HPR) DAN KASUS RABIES DI KABUPATEN NGADA, PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR

0 0 7

Hubungan Pengetahuan Pemilik Anjing dan Faktor Persepsi Pencetus dengan Pencegahan Penyakit Rabies di Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah

0 0 14

LEMBAR KUESIONER PENGARUH FAKTOR PREDISPOSING, ENABLING DAN REINFORCING TERHADAP TINDAKAN PEMILIK ANJING DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT RABIES MELALUI GIGITAN HEWAN PENULAR RABIES (HPR) DI KECAMATAN TARUTUNG KABUPATEN TAPANULI UTARA Penjelasan Umum

1 1 28

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyakit Rabies - Analisis Faktor Predisposing, Enabling Dan Reinforcing Terhadap Tindakan Pemilik Anjing Dalam Pencegahan Penyakit Rabies Melalui Gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utar

0 0 32

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Faktor Predisposing, Enabling Dan Reinforcing Terhadap Tindakan Pemilik Anjing Dalam Pencegahan Penyakit Rabies Melalui Gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

0 0 12

Analisis Faktor Predisposing, Enabling Dan Reinforcing Terhadap Tindakan Pemilik Anjing Dalam Pencegahan Penyakit Rabies Melalui Gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

0 0 18