10
2.3. Kanker Epitel Ovarium 2.3.1. Defenisi dan Epidemiologi
Kanker  epitel  ovarium,  merupakan  yang  paling  sering  ditemukan. Menempati  85-90  dari  keganasan  ovarium,  umumnya  pada  wanita  setengah
baya  dan  lansia,  usia  tersering  adalah  50 –  60  tahun.  Berasal  dari  epitel
permukaan  ovarium  maupun  epitel  permukaan  yang  berinvaginasi  ke  dalam berupa duktus glandular dan kista.
8
Kebanyakan  tumor  ovarium  muncul  dari  epitel  Mullerian.  Klasifikasi tumor  ini  didasarkan  pada  gabungan  dari  perbedaan  dan  tingkat  proliferasi
epitelnya.  Ada  tiga  besar  tipe  histologik  yang  menjadi  dasar  perbedaan  tumor ovarium;  serous,  mucinous,  dan  tumor  endometrioid.  Proliferasi  epitel  ini
diklasifikasikan  menjadi  jinak,  borderline,  dan  ganas.  Tumor  jinak  sering diklasifikasikan  lagi  berdasarkan  komponen  dari  tumornya,  yang  mungkin
termasuk  ialah  area  cystic  cystadenoma,  area cystic
dan fibrous
cystadenofibromas,  dan  area  dengan  predominan  fibrous  adenofibromas. Tumor  borderline  dan  ganas  juga  mempunyai  komponen  cystic,  dan  ketika
menjadi  keganasan  terkadang  disebut  sebagai  cystadenocarcinoma.  Tumor  bisa jadi relatif kecil, atau bahkan dapat tumbuh mengisi seluruh ruang pelvis sebelum
terdeteksi.
xvi
2.3.2. Etiologi dan Patogenesis
Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan terjadinya kanker ovarium. Diantaranya diuraikan beberapa teori berikut.
a. Hipotesis incessant ovulation
Teori  ini  menyatakan  bahwa  pada  saat  ovulasi  terjadi  kerusakan  jaringan pada  sel  ovarium  yang  berulang.  Untuk  penyembuhan  luka  yang  sempurna
diperlukan  waktu.  Jika  sebelum  penyembuhan  tercapai  terjadi  lagi  ovulasi  atau trauma  baru,  proses  penyembuhan  akan  terganggu  sehingga  dapat  menimbulkan
transformasi menjadi sel – sel tumor.
Universitas Sumatera Utara
11
b. Hipotesis Gonadotropin
Teori  ini  menyatakan  bahwa  terjadi  stimulasi  berlebihan  yang  secara langsung  atau  tidak  langsung  dari  epitel  permukaan  ovarium.  Peningkatan  kadar
hormon  gonadotropin  ini  berhubungan  dengan  makin  bertambahnya  besarnya tumor ovarium.
c. Hipotesis Androgen
Teori  ini  didasarkan  pada  bukti  bahwa  epitel  ovarium  mengandung reseptor  androgen.  Epitel  ovarium  selalu  terpapar  pada  adrogenik  steroid  yang
berasal  dari  ovarium  itu  sendiri  dan  kelenjar  adrenal.  Dalam  percobaan  invitro androgen dapat menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium normal dan juga sel
– sel kanker epitel ovarium dalam kultur sel.
14
2.3.3 Faktor Resiko
Banyak  faktor  yang  mungkin  berkaitan  dengan  timbulnya  penyakit  ini, seperti berikut.
Pengaruh  Reproduksi.  Infertil  atau  jumlah  kehamilan  sedikit,  memakai
stimulan  ovulasi,  dll.  Dapat  menambah  risiko  kanker  ovarium.  Sedangkan kehamilan  aterm  berefek  proteksi  jelas  terhadap  timbulnya  kanker  ovarium.
Beberapa  penelitian  menemukan  bahwa  meningkatnya  jumlah  kehamilan  tidak lengkap juga dapat menurunkan risiko timbulnya kanker ovarium.
8
Makin  meningkat  siklus  haid  berovulasi  ada  hubungannya  dengan meningkatnya  risiko  timbulnya  kanker  ovarium.  Hal  ini  dikaitkan  dengan
pertumbuhan  aktif  permukaan  ovarium  setelah  ovulasi.  Induksi  siklus  ovulasi mempergunakan  klomifen  sitrat  meningkatkan  risiko  2  sampai  3  kali.  Kondisi
yang  menyebabkan  turunnya  siklus  ovulasi  menurunkan  risiko  kanker  seperti pada pemakaian pil Keluarga Berencana menurunkan risiko sampai 50, bila pil
dipergunakan 5 tahun atau lebih; Multiparitas, dan riwayat pemberian air susu ibu termasuk menurunkan risiko kanker ovarium.
11
Usia  menopause  lanjut  dapat  sedikit  menambah  risiko  kanker  ovarium, tapi  pengaruhnya  tidak  begitu  besar.  Kebanyakan  penelitian  tidak  menemukan
Universitas Sumatera Utara
12
menarche  dini  sebagai  faktor  risiko,  walaupun  beberapa  studi  menganggap  itu sebagai faktor risiko yang lemah.
8
Faktor  Genetik.  Pada  kebanyakan  kasus,  faktor  genetik  herediter
multigenik  berinteraksi  dengan  faktor  lingkungan  dalam  menimbulkan  tumor. Sekitar  5-10  pasien  kanker  ovarium  memiliki  anggota  keluarga  yang  juga
menderita  kanker  ovarium.  Sedangkan  perempuan  dengan  riwayat  keluarga sindrom  keganasan  ovarii  herediter  HOCS  berpeluang  tinggi  menderita  kanker
ovarium sampai 20, sesuai dengan pertambahan usia risiko tersebut meningkat pula.
8
Ada  3  jenis  kanker  ovarium  yang  diturunkan  yaiyu  kanker  ovarium  site specific  familial;  Sindrom  kanker  payudara-ovarium,  yang  disebabkan  oleh
mutasi  dari  gen  BRCA  1  dan  berisiko  sepanjang  hidup  lifetime  sampai  85 timbul kanker payudara dan risiko lifetime sampai 50 timbulnya kanker ovarium
pada  kelompok  tertentu.  Walaupun  mastektomi  profilaksis  kemungkinan menurunkan  risiko,  tetapi  persentase  kepastian  belum  diketahui.  Ooforektomia
profilaksis mengurangi risiko sampai 2 ; Sindrom kanker Lynch tipe II, dimana beberapa  anggota  keluarga  dapat  timbul  berbagai  jenis  kanker,  termasuk  kanker
kolorektal nonpoliposis, endometrium, dan ovarium.
11
Faktor  Diet.  Diet  tinggi  lemak  dapat  meningkatkan  risiko,  sedangkan
vitamin, serat, buah dan sayur dapat menurunkan risikonya.
8
Faktor  Lingkungan.  Insidens  kanker  ovarium  tinggi  pada  negara
–  negara industri.  Penyakit  ini  tidak  ada  hubungannya  dengan  obesitas,  minum  alkohol,
merokok,  maupun  minum  kopi.  Juga  tidak  ada  kaitannya  dengan  penggunaan bedak talkum ataupun intake lemak yang berlebihan.
11
2.3.4. Gambaran Klinis