Kanker Ovarium Hubungan Antara Kadar CA-125 dengan Jenis Histopatologi Tumor Epitel Ganas Ovarium di Rumah Sakit H.Adam Malik Medan pada tahun 2013 – 2015

8

2.2. Kanker Ovarium

Kanker ovarium merupakan kanker kandungan terbanyak sesudah kanker leher rahim, namun mempunyai tingkat kematian yang lebih besar daripada kanker leher rahim. Angka kematian 5 tahun tergantung dari luasnya penyakit stadium. Menurut FIGO Federasi Obstetri dan Ginekologi Sedunia angka kematian mencapai 11,1, 25,1, 58,5, dan 82,1 masing – masing untuk stadium I, II, III, IV. 28 Kanker ovarium meningkat dengan tajam pada umur 45-54 tahun dan terus meningkat sepanjang sisa umurnya, paralel dengan kadar hormon gonadotropin. 6 Di dunia jumlah penderita kanker ovarium tertinggi terdapat di Norwegia 15,3 per 100.000, terendah di Jepang 3,2 per 100.000, selisih 5 kali lipat. Jumlah penderita pada orang kulit putih di Amerika Serikat adalah 12,9 per 100.000, lebih tinggi dari etnis Tionghoa yang bermukim di Los Angeles 8,5 per 100.000, lebih tinggi dari China daratan 5,0 per 100.000 dan penduduk Hongkong 5,8100.000. xiii Berdasarkan data dari Yayasan Kanker Indonesia YKI kanker ovarium hingga kini menduduki peringkat ke enam terbanyak dari jenis kanker ginekologi. Penyebab kanker hingga kini belum jelas, tetapi faktor lingkungan dan hormonal berperan penting dalam patogenesisnya. Faktor genetik juga berpengaruh, sebagian orang secara genetik mempunyai kecenderungan lebih besar untuk menderita kanker, sebagian lain secara genetik lebih kecil kemungkinannya. 13 Lebih dari 75 perempuan yang datang memeriksakan diri ke dokter sudah menderita kanker stadium lanjut meluas, dan sekitar 15 diantaranya tidak menunjukan gejala apapun. Sebagian besar permpuan dengan kanker ovarium tidak menunjukan gejala dalam waktu yang lama. 13,xiv Faktor umur telah dilaporkan sebagai publikasi insidensi yang paling sering pada kanker ovarium. Menurut Crum 1999, tumor jinak ovarium umumnya lebih banyak terjadi pada perempuan berumur 20-45 tahun. Secara umum, insidensi tumor ganas ovarium meningkat seiring dengan bertambahnya umur. Pada umur 0-14 tahun didapat insidensi sebesar 0,2 dan pada umur diatas 75 tahun didapatkan angka 29,2. Hal ini lebih sering ditemukan pada negara yang Universitas Sumatera Utara 9 lebih berkembang. Di Amerika Serikat, insidensi tumor ganas ovarium pada umur 5-9 tahun adalah 0,3 dan pada umur diatas 85 tahun didapat insidensi sebesar 44,2. Pada umur 80-84 adalah puncak insidensi dengan angka 50,6. xv Selain faktor umur, masih banyak lagi faktor yang dapat meningkatkan insidensi kejadian tumor ganas ovarium, yaitu faktor genetik, reproduksi, hormonal, dan gaya hidup seperti aktivitas fisik, diet, dan merokok. Faktor genetik mungkin adalah faktor yang paling berhubungan dengan meningkatnya insidensi tumor ganas ovarium. Dilaporkan sekurangnya 10 dari tumor ganas epitel ovarium merupakan penyakit keturunan. 15 Sedangkan dari faktor reproduksi, penelitian – penelitian sebelumnya selalu menunjukan bahwa insidensi kejadian kanker ovarium meningkat pada wanita nulliparity atau yang tidak melahirkan. Histerektomi dan ligasi tuba dapat menjadi faktor protektif pada kanker ovarium. Penggunaan kontrasepsi oral dilaporkan dapat menurunkan risiko keganasan ovarium sedangkan terapi hormon pada perempuan menopause dapat meningkatkan risiko keganasan ovarium. 15 Belum ada kesimpulan yang pasti pada hubungan faktor gaya hidup dengan peningkatan insidensi kejadian kanker ovarium. Beberapa penelitian menunjukan adanya peningkatan risiko pada perempuan obesitas sedangkan penelitian lain menunjukan tidak ada hubungan antara body mass index BMI dengan risiko terjadi kanker ovarium. 15 Hal ini juga ditemukan pada hubungan aktivitas fisik dengan peningkatan risiko kanker ovarium. Penelitian menunjukan adanya hubungan antara aktivitas fisik dengan risiko kanker ovarium, sedangkan penelitian lain menyimpulkan tidak adanya hubungan antara keduanya. Merokok dilaporkan menunjukan peningkatan risiko pada epithelial subtype mucinous adenocarcinoma, tetapi tidak pasa subtype yang lainnya. 15 Universitas Sumatera Utara 10 2.3. Kanker Epitel Ovarium 2.3.1. Defenisi dan Epidemiologi