rumahtanggatani. Kecenderungan petani mengurangi konsumsi rumahtangga akan ikan, buah serta gula jika pendapatan mereka lebih sedikit, artinya jika petani
mengalami panen raya,penerimaannya menjadi lebih sedikit hingga mempengarhi konsumsi rumahtangganya akan ikan, buah, dan gula pasir. Beberapa petani tidak
akan membeli buah dalam setiap bulannya, serta mengurangi konsumsi ikannya dengan mensubstitusikannya dengan mengonsumsi ikan asin, tempe dan tahu. Gas
LPG juga digunakan petani dan menguranginya jika mengalami penurunan pendapatan akibat penerimaan yang rendah. Memang beberapa petani juga
menggunakan kayu bakar selain LPG, akan tetapi meningkatkan penggunaan kayu bakar jika sedang mengalami kesulitan.
Untuk konsumsi sayur dan telur juga tidak berbeda secara signifikan baik sebelum panen raya maupun saat panen raya. Bukan berarti tidak ada perbedaan, namun
perbedaannya sangat kecil karena tidak seluruh sampel mengurangi atau menaikan konsumsi telur rumahtangganya. Rumahtangga tani menjadikan telur sebagai
konsumsi tambahan atau hanya keinginan beberapa anggota keluarga. Berdasarkan pembahasan diatas, dapat dikatakan bahwa konsumsi rumah tangga
tani akan ikan, gula, buah dan LPG menglami penurunan jika terjadi panen raya. Akan tetapi berbeda halnya dengan beras, minyak goreng, dan sayur tidak
memiliki perbedaan jumlah konsumsi non panen raya dan panen raya.
5.3 Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Petani Padi
Dalam analisis ini digunakan model regresi linear berganda denganmetode Ordinary Least Square OLS. Masing masing variabel bebas dilihat
pengeruhnyaterhadap variabel terikat dalam hal ini NTP sebelum panen raya.
Universitas Sumatera Utara
Untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi NTP Rumah Tanggatani Padi dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan uji F secara serempak dan uji-t secara
parsial. Dalam pembangunan model penduga tersebut, diduga NTP Padi dipengaruhi oleh luas lahan, produksi, Harga gabah, dan konsumsi makanan
rumahtangga tani. Untuk melihat hasil regresi berganda dengan bantuan SPSS dengan persamaan:
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ b
5
X
5
+b
6
X
6
+b
7
X
7
+eµ Diperoleh hasil seperti di bawah ini:
Tabel19. Hasil Regresi Linear Berganda Faktor-Faktor Yang
MempengaruhiNTP
Sumber: Hasil Output SPSS Persamaan yang diperoleh dari hasil diatas adalah
Y= -106,13+90,6X
1
+0,011X
2
+0,015X
3
-2,3E-005X
4
+34,74X
5
-4,1E-006X
6
-3,9X
7
Dari model diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,719, hal ini menjelaskan bahwa 71,9 variabel luas lahan, produktivitas, harga, konsumsi
bahan makanan, biaya tenaga kerja dan jumlah tanggungan telah mampu menjelaskan variasi variabel NTP.
Uraian Koefisien
Standar Error
T-hitung Signifikansi
Constanta Luas lahan Ha
Produktivitas TonHa Harga RpKg
Konsumsi Ma`kanan Rp Frekuensi TanamTahun
Biaya TK Rp Jumlah Tanggungan jiwa
F = 32,830 R = 0,848
R-square = 0,719 -106,129
90,592 0,011
0,015 -0,000023
34,741 -0,0000041
-3,094 32,108
22,986 0,002
0,006 0,000
7,142 0,000
2,318 -3,305
3,941 4,357
2,365
-3,870 4,864
-1,156 -1,684
0.001 0,000
0,000 0,020
0,000 0.000
0,251
0,96 0,000
Universitas Sumatera Utara
Uji asumsi Ordinary Least Square OLS
Sebelum dilakukan uji kesesuaian goodness of fit model, perlu dilakukan uji asumsi untuk mendeteksi terpenuhinya asumsi-asumsi dalam model regresi
linier pendapatan petani padi organik yang dispesifikasi. Hasil pengujian asumsi
klasik diuraikan pada bagian berikut.
1. Uji asumsi multikolinearitas
Hasil uji asumsi multikolinearitas untuk model Nilai Tukar Petani NTP disajikan pada lampiran 13 Uji Multikolinearitas. Lampiran 13 menunjukkan
bahwa masing-masing variabel eksogen memiliki nilai toleransi tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Hal ini menunjukkan tidak
terjadinya multikolinearitas. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi linier Nilai Tukar Petani NTP terbebas dari masalah multikolinearitas.
2. Uji asumsi heteroskedastisitas
Hasil uji asumsi heteroskedastisitas dengan menggunakan analisis grafik untuk Nilai Tukar Petani NTP disajikan pada lampiran 13. Lampiran 13
menunjukkan bahwa penyebaran titik-titik varian residual adalah sebagai berikut. a.
Titik-titik menyebar disekitar angka 0 b.
Penyebaran titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja c.
Penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola tertentu, seperti bergelombang menyebar kemudian menyempit dan melebar kembali.
d. Penyebaran titik-titik data tidak berpola.
Hal ini menunjukkan tidak terjadinya heteroskedastisitas. Maka dapat dinyatakan bahwa model regresi linier Nilai Tukar Petani NTP terbebas dari masalah
heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
3. Uji asumsi normalitas Uji Kolmogorov-Smirnov
Hasil uji asumsi normalitas residual model Nilai Tukar Petani NTP dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov disajikan pada lampiran 13 Uji
Normalitas. Lampiran 13 menunjukkan bahwa nilai signifikasi Kolmogorov- Smirnov Z pada kolom Asymp. Sig. 2-tailed adalah sebesar 0,1
78
. Nilai yang diperoleh lebih besar dari probabil
itas kesalahan yang ditolerir, yaitu α 5 atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara distribusi data hasil
observasi dengan distribusi normal. Maka dapat disimpulkan bahwa data residual model berdistribusi normal dan modal regresi linier Nilai Tukar Petani NTP
memenuhi asumsi normalitas.
Uji kesesuaian test goodness of fit model dan uji hipotesis
Secara serempak variabel luas lahan, produktivitas, harga gabah, konsumsi bahan makanan, frekuensi tanam, biaya tenaga kerja dan jumlah tanggungan
berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 95. Hal ini dapat dilihat dari uji F dengan nilai signifikansi=0,000
α =0,05 dan nilai F-hitung=32,83F-tabel =2,11. Sesuai Dengan kriteria uji Jika F
hitung
≤F
tabel
atau jika signifikansi Fα : terima H
o
atau tolak H
1
atau Jika F
hitung
F
tabel
atau jika signifikansi F ≤α : tolak H
o
atau terima H
1
. Maka dapat disimpulkan secara serempak variabel bebas luas lahan, produktivitas, harga gabah, konsumsi makanan, frekuensi tanam,biaya tenaga
kerja dan jumlah tanggungan berpengaruh secara signikan nyata terhadap variabel terikat NTP.
Secara parsial variabel bebas luas lahan berpengaruh terhadap NTP. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t dimana t-hitung=3,94t-tabel=1,66, dan signifikan pada
Universitas Sumatera Utara
taraf kepercayaan 95. Hasil analisis ini memenuhi kriteria persyaratan penerimaan hipotesis pengaruh, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel luas
lahan berpengaruh signifikan nyata terhadap nilai tukar petani NTP. Semakin tinggi produktivitas usaha tani maka semakin tinggi nilai tukar petani.
Secara parsial variabel bebas produktivitas berpengaruh terhadap NTP. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t dimana t-hitung=4,457t-tabel=1,66, dan signifikan
pada taraf kepercayaan 95. Hasil analisis ini memenuhi kriteria persyaratan penerimaan hipotesis pengaruh, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
produktivitas berpengaruh signifikan nyata terhadap nilai tukar petani NTP. Semakin tinggi produktivitas usaha tani maka semakin tinggi nilai tukar petani.
Secara parsial variabel bebas konsumsi makanan berpengaruh terhadap NTP. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t dimana t-hitung=2,365t-tabel=1,66, dan
signifikan pada taraf kepercayaan 95. Hasil analisis ini memenuhi kriteria persyaratan penerimaan hipotesis pengaruh, sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel konsumsi makanan berpengaruh signifikan nyata terhadap nilai tukar petani NTP. Karena tanda t-hitung negatif, maka semakin tinggi konsumsi maka
semakin rendah nilai tukar petani. Secara parsial variabel bebas frekuensi tanam berpengaruh terhadap NTP. Hal ini
dapat dilihat dari hasil uji t dimana t-hitung=4,864t-tabel=1,66, dan signifikan pada taraf kepercayaan 95. Hasil analisis ini memenuhi kriteria persyaratan
penerimaan hipotesis pengaruh, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel frekuensi tanam berpengaruh signifikan nyata terhadap nilai tukar petani NTP.
Universitas Sumatera Utara
Semakin tinggi frekuensi tanam usaha tani maka semakin tinggi nilai tukar petani..
Secara parsial variabel bebas biaya tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap NTP. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t dimana t-hitung=1,15t-tabel=1,66, dan tidak
signifikan pada taraf kepercayaan 95. Hasil analisis ini tidak memenuhi kriteria persyaratan penerimaan hipotesis pengaruh, sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel biayatenaga kerja tidak berpengaruh signifikan nyata terhadap nilai tukar petani NTP.
Secara parsial variabel jumlah tanggungan tidak berpengaruh terhadap NTP. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t dimana t-hitung=1,68t-tabel=1,66, dan tidak
signifikan pada taraf kepercayaan 95. Hasil analisis ini tidak memenuhi kriteria persyaratan penerimaan hipotesis pengaruh, sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel jumlah tanggungan tidak berpengaruh signifikan nyata terhadap nilai tukar petani NTP.
Dari hasil kedua analisis tersebut di atas baik dengan uji-F secara serempak maupun dengan uji-t secara parsial, dapat disimpulkan bahwa hanya variabel
biaya tenaga kerja dan jumlah tanggungan yang tidak berpengaruh signifikan jika analisis dilakukan dengan uji-t meskipun secara serempak seluruh variabel
independent berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen nilai tukar petani.
Hal ini sesuai penelitian Irene Sonia Gresia Sinuhaji bahwa produktivitas, luas lahan, harga gabah, harga pupuk berpengaruh nyata terhadap nilai tukar petani
sedangkan biaya tenaga kerja tidak berpengaruh secara parsial.
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisis ini juga sekaligus membuktikan bahwa model analisis yang diasumsikan analisis linear berganda cukup baik menggambarkan hubungan
antara faktor faktor luas lahan, produktivitas, harga gabah, konsumsi makanan, biaya tenaga kerja dan jumlah tanggungan terhadap peningkatan atau penurunan
nilai tukar petani. Tidak berpengaruhnya biaya tenaga kerja disini bukan sama sekali tidak
berpengaruh, melainkan memiliki pengaruh yang sangat sedikit. Hal ini dapat terjadi karena variansi perbedaan biaya tenaga kerja antar sampel tidak jauh
berbeda.
Universitas Sumatera Utara
77
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN