Bagan Pembentuk NTP Padi

2.1.4.1 Bagan Pembentuk NTP Padi

Dari Rachmat 2013 setelah dimodifikasi oleh penulis bagan pembentuk NTP seperti dibawah ini: Bagan 1. Alur Pembentuk NTP Padi Dimana: Ib : Indeks bayar petani. Merupakan penjumlahan harga-harga yang dibayarkan petani baik untuk kebutuhan produksi maupun untuk kebutuhan konsumsi pangan dan non pangan Usahatani Padi Biaya Produksi Pengeluaran petani Hasil Produksi Penerimaan Petani It Ib Konsumsi Rumah tangga NTP Universitas Sumatera Utara It : indeks terima Petani. Merupakan penjumlahan seluruh harga yang diterima petani dari hasil produksinya dalam hal ini padi yaitu penerimaan petani. 2.1.5.Pengeluaran Konsumsi Dan Kesejahteraan Petani Untuk mengetahui pengeluaran rumah tangga petani dapat dikelompokkan dengan pola pengeluaran pangan non pangan rumah tangga selama periode tertentu. Indikator yang digunakan BPS tahun 2008 yaitu pengeluaran pangan terdiri dari beras, ikan, telur, minyak goreng, gula, kopi, teh, sayuran, dan buah. Dan pengeluaran non pangan yaitu pendidikan, pulsa, listrik, obat-obatan, pakaian, transportasi, dan rokok Purba, 2015. Keputusan Mentri Industri dan Perdagangan NO. 115mppkep21998 tanggal 27 Februari 1998, secara umum kebutuhan bahan makanan pokok masyarakat sering disingkat SEMBAKO sembilan bahan pokok yang meliputi Beras dan Sagu, Jagung, Sayur dan Buah, Daging, Susu, Gula Pasir, Garam, Minyak Goreng, dan Minak Tanah atau Gas Elpiji. Menurut Sugiarto 2005, struktur pengeluaran rumah tangga dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya adalah perubahan pengeluaran menurut waktu, perbedaan antar selera, perbedaan pendapatan dan lingkungan. Perilaku pengeluaran rumah tangga yang tersedia harus sesuai dengan tingkat kemampuan pendapatan yang diperoleh dan bagaimana mendistribusikannya, agar tidak terguncang untuk memenuhi kebutuhan dibawah tingkat kesejahteraan. Pada dasarnya akses kebutuhan rumah tangga terhadap pengeluaran bahan pangan dan bahan bukan makanan yang dibutuhkan sangat tergantung dari dayabeli, tingkat pendapatan, harga pangan, proses distribusi, kelembagaan tingkat lokal, maupun kondisi sosial lainnya Universitas Sumatera Utara Banyak kajian mengemukakan bahwa pangsa pengeluaran pangan dapat dijadikan ukuran tingkat kesejahteraan ekonomi pendudukmasyarakat, menurut Pakpahan 2011, pengeluaran pangan dengan pendapatan rumah tangga memiliki hubungan terbalik, artinya makin rendah pendapatan rumah tangga makin tinggi persentase pengeluaran pangan mereka. Rumah tangga akan terus menambah konsumsi makanannya sejalan dengan bertambahnya pendapatan, namun sampai batas tertentu penambahan pendapatan tidak lagi menyebabkan bertambahnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Kesejahteraan petani secara sederhana dapat dilihat dari bagaimana ia memenuhi kebutuhan keluarganya, baik dari konsumsi kebutuhan makanan, pakaian, kesehatan, serta kelayakan hunian tempat tinggal.

2.1.6 Penelitian terdahulu