Deskripsi Desa Sampel Deskripsi Daerah Penelitian .1 Letak dan Geografis

tersebar disetiap desa. Desa Paya Bakung, Bulu Cina, Tandam Hilir II, Kota Datar, Paluh Manan, dan Paluh Kurau merupakan desa dengan luas lahan padi terbesar.

4.1.3 Deskripsi Desa Sampel

1. Paluh Kurau Desa Paluh Kurau merupakan salah satu desa di barat laut kecamatan Hamparan Perak. Desa ini terletak di paling ujung kecamatan dengan jarak 30 km dari Kecamatan. Desa Paluh Kurau terkenal dengan sebutan Desa Batang Serai. Paluh Kurau terdiri dari 14 dusun, 14 RW, dan 26 RT yang didominasi oleh Suku Jawa dan Agama Islam. Jalan menuju desa ini rusak parah, berbatu, berlobang, dan liat serta beberapa meter diantaranya jalan semen yang sudah hancur. Sepanjang jalan hanya melewati hamparan sawah, perkbunan ssawit, rawa, dan hutan. Tidak ada irigasi di desa ini, sehingga petani hanya menanan padi sekali setahun atau dengan sebutan sawah tadah hujan dengan luas 1969,8 ha. Desa ini berdampingan dengan salah satu desa Kecamatan Labuhan Deli, uniknya dua desa ini hanya dipisah oleh parit tergenang dengan lebar 3 m sepanjang desa. Parit ini biasanya digunakan untuk menampung air saat hari hujan. Beberapa rumah di desapaluh kurau masih terbuat tepas bambu, berlantai tanah serta beratap daun nipah. 2. Bulu Cina Desa Bulu Cina merupakan desa yang paling dekat dengan kecamatan dengan jarak berkisar 5 km. Desa ini teridiri 22 dusun, 32 RW dan 70RT dengan luas areal sawah irigasi dan tadang hujan masing-masing 250 ha dan 495 ha. Bulu cina Universitas Sumatera Utara banyak ditempati warga bersuku Jawa dan Banjar serta mayoritas Islam, meskibeberapa diantaranya beragama Keristen. Sepanjang jalan menuju desa melewati perkebunan tebu milik PTPN II dengan jalan beraspal yang mulus dan tidak rusak sama sekali. Luas lahan perkebunan di desa ini 2750 ha. Jalan kecil masuk desa dibuat dengan jalan semen dengan lebar 2 m. Mata pencaharian warga secara umum petani dan beberapa diataranya juga buruh. Di desa ini terdapat irigasi dan dibuat tembok besar sebagai pembatas. Saat hujan lebat tembok tersebut bisa jebol dan menyebabkan kebanjiran di persawahan petani yang menyebabkan gagal panen. 3. Paluh Manan Desa ini berjarak 19 km dari kecamatan yang bersebrangan dengan Desa Paluh Kurau. Desa ini terdiri dari 9 dusun, 9 RT dan 20 RW. Penduduk desa ini sebagian besar bersuku Banjar dari Kalimantan dengan jumlah 1296 jiwa dari jumlah penduduk 3983 jiwa. Bentuk pemukiman petani padi di desa ini mengelompok yang sebagian besar petani bertempat tinggal di susun IV, namun beberapa lagi tersebar di setiap dusun. Selain petani, warga desa ini banyak yang berprofesi sebagai nelayan karena desa ini dekat dengan wilayah pantai. Selain itu beberapa diantaranya membuat atap dari daun nipah sebagai pekerjaan sampingan. Masih terdapat beberapa rumah dengan dinding tepas, papan, berlantai tanah atau liat serta beratap daun nipah. Diantara setiap rumah dan belakang rumah terdapat parit-parit yang berupa air rawa. Luas areal persawahan di desa ini 250 ha sawah irigasi dan 571,8 ha sawah tadah hujan. Jalan desa rusak parah berbatu dan berlobang sepanjang jalan. Universitas Sumatera Utara 4. Kota Datar Dari jalan kecamatan akan melewati Desa Kota Datar jika hendak ke Desa Paluh Kurau. Desa ini berjarak 16 km dari kecamatan yang terdiri dari 15 Dusun, 26 RT dan 52RT dengan mayoritas penduduk Islam bersuku Banjar dari Kalimantan sekitar 4011 jiwa dan Suku Jawa 2200 jiwa. Luas areal persawahan di desa ini 200 ha sawah irigasi dan 233 ha sawah tadah hujan. Sebagian besar warga bermatapencaharian petani, pedagang, dan ternak kambing. Sama halnya dengan jalan ke desa yang lain, jalan lintas desa ini sangat parah, berlubang dan berbatu. Terdapat 18 kelompok tani di desa ini dengan nama gapoktan NAMORA. 5. Tandam Hilir II Desa Tandam Hilir II berjarak 15 km dari kecamatan, untuk menuju desa ini melewati perkebunan tebu yang luas milik PTPN II. Bahkan perkebunan tebu ini dekat dengan perumahan warga Tandam Hilir II. Desa yang teridiri dari 21 dusun, 20RT dan 48RW ini memiliki luas areal sawah irigasi 350 ha dan sawah tadah hujan seluas 235 ha. Penduduk desa banyak bersuku Jawa dengan jumlah 6.545 jiwa dan Suku Banjar 2.799 jiwa sehingga bahasa yang digunakan di desa ini Bahasa Jawa dan Banjar Kalimantan. Penduduk pada umumnya bermata pencaharian petani, beberapa diantaranya juga bekerja sebagai buruh tani, dan beternak ayam. Memanen tebu dari PTPN II digunakan warga sebagai pekerjaan sampingan. Biasanya saat panen tebu, warga Universitas Sumatera Utara dijadikan pekerja harian dengan upah Rp 400,-ikat tebu,dengan jumlah 12 batang per ikat. 6. Paya Bakung Desa ini sebelumnya adalah wilayah perkebunan. Desa Paya Bakung berjarak 10 km dari kecamatan, jalan untuk bisa masuk ke desa ini juga melewati perkebunan tebu dan perkebunan kelapa sawit yang luas. Kurangnya keamanan saat melintasi jalan menuju desa, karena banyak terjadi kejahatan sepanjang jalan seperti perampokan akibat jalan yang sunyi dan perkebunan. Terdapat 960 ha perkebunan negara di desa ini. Desa yang dihuni 20 dusun, 27RT, dan 56 RW ini hampir seluruhnya bersuku Jawa yaitu 10.239 jiwa dari jumlah penduduk 11.375 jiwa. Selain didominasi oleh petani, banyak warga yang juga mengusahakan ternak kambing dan domba, dengan jumlah keseluruhan kira kira 1800 ekor. Luas areal persawahan 600 ha sawah irigasi dan 153 ha sawah tadah hujan. Irigasi di daerah persawahan desa ini sangat bagus dibanding desa lainnya.terdapat 17 kelompok tani desa dengan nama gapoktan TANI MANDIRI.

4.3 Karakteristik Petani Sampel