dijadikan pekerja harian dengan upah Rp 400,-ikat tebu,dengan jumlah 12 batang per ikat.
6. Paya Bakung
Desa ini sebelumnya adalah wilayah perkebunan. Desa Paya Bakung berjarak 10 km dari kecamatan, jalan untuk bisa masuk ke desa ini juga melewati perkebunan
tebu dan perkebunan kelapa sawit yang luas. Kurangnya keamanan saat melintasi jalan menuju desa, karena banyak terjadi kejahatan sepanjang jalan seperti
perampokan akibat jalan yang sunyi dan perkebunan. Terdapat 960 ha perkebunan negara di desa ini. Desa yang dihuni 20 dusun, 27RT, dan 56 RW ini
hampir seluruhnya bersuku Jawa yaitu 10.239 jiwa dari jumlah penduduk 11.375 jiwa. Selain didominasi oleh petani, banyak warga yang juga mengusahakan
ternak kambing dan domba, dengan jumlah keseluruhan kira kira 1800 ekor. Luas areal persawahan 600 ha sawah irigasi dan 153 ha sawah tadah hujan. Irigasi
di daerah persawahan desa ini sangat bagus dibanding desa lainnya.terdapat 17 kelompok tani desa dengan nama gapoktan TANI MANDIRI.
4.3 Karakteristik Petani Sampel
Karakteristik petani dimaksud disini adalah karakteristik sosial ekonomi petani sampel. Karakteristik sosial meliputi umur, lama pendidikan, lama berusahatani.
Sedangkan karakteristik ekonomi seperti luas lahan, jumlah tanggungan, dan jenis sawah yang diusahakan.
1. Umur Faktor umur berkkaitan dengan kemampuan petani melakukan usahataninya.
Semakin produktif usia petani akan semakin mampu ia mengolah usahataninya
Universitas Sumatera Utara
yang akan menghasilkan produktivitas lebih tinggi. Di daerah penelitian diketahui umur petani antara 26 tahun hingga 62 tahun. Seperti tertera pada tabel di bawah
ini:
Tabel 7. Distribusi Sampel Menurut Kelas Umur Di Lokasi Penelitian
No Kelas Umur Tahun
Jumlah Orang Persentase
1 26-30
19 19,4
2 31-35
16 16,3
3 36-40
14 14,3
4 41-45
19 19,4
5 46-50
11 11,2
6 51-55
14 14,3
7 56-60
1 1,0
8 61-65
4 4,1
Jumlah 98
100 Sumber: Data Primer Diolah dari Lampiran 1
Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa petani paling banyak bekerja di sawah pada usia 26 hingga 30 tahun dan usia 41-45 tahun. Petani paling sedikit berusia 56 hingga
65 tahun, hal ini dikarenakan usia mereka yang lanjut sehingga ketidakmampuan berusahatani berada pada usia ini. Pada usia 41-45 merupakan usia produktiv,
yang mengakibatkan banyaknya petani pada usia ini karena tuntutan anak dan tenaga yang masih kuat dan serta mampu.
2. Lama Pendidikan
Pendidikan seseorang dapat mempengaruhi jenis pekerjaan, pembentukan kerangka pemikiran seseorang. Pendidikan juga dapat mempengaruhi petani
dalam setiap pengambilan keputusan seperti penerapan inovasi, teknologi dan penggunaan benih bersertifikat. Semakin tinggi pendidikan seseorang akan
semakin cakap untuk memikirkan segala tindakan yang memberikan manfaat terbesar. Berikut disajikan lama pendidikan petani sampel dibawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 8. Distribusi Kelas Lama Pendidikan di daerah penelitian
No Lama Pendidikan
Tahun Jumlah Orang
Persentase 1
3 3,1
2 6
2 2,0
3 6
37 37,8
4 9
41 41,8
5 12
15 15,3
Jumlah 98
100 Sumber: Data Primer Diolah dari Lampiran 1
Dari tabel diatas dapat diketahui petani paling banyak dengan lamanya pendidikan 9 tahun atau setingkat SMP dengan persentase 41,8. Hanya 15,3 yang
pendidikan terakhirnya setara SMA. Namun ada beberapa petani yang tidak tamat pendidikan 6 tahun bahkan tidak duduk di bangku sekolah sama sekali.
3. Luas Lahan
Lahan salah satu faktor produksi dalam usahatani selain tenaga kerja, dan permodalan. Luas lahan berbanding lurus dengan produksi, dan tingkat
pendapatan. Artinya semakin luas lahan seseorang akan semakin besar hasil produksi dan pendapatan yang diperoleh. Kepemilikan lahan menjadi salah satu
faktor di desa yang menjadikannya sejahtera ataupun tidak sejahtera. Berikut disajikan data luas lahan petani sampel di daerah penelitian:
Tabel 9. Distribusi Kelas Luas Lahan Di Daerah Penelitian
Sumber: Data Primer Diolah dari Lampiran 1 No
Kelas Luas Lahan Ha
Jumlah Orang Persentase
1 0,10-0,36
35 35,8
2 0,4-0,6
40 40,8
3 0,61-1,00
20 20,4
4 1,00
3 3,0
Jumlah 98
100
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel diatas dapat dilihat sebagian besar petani sampel memiliki luas lahan antara 0,4 ha hingga 0,6 ha. Artinya kepemilikan lahan paling banyak berada di
bawah atau sama dengan 0,6 ha. Luas lahan diatas ada beberapa yang bukan lahan milik petani, tapi lahan yang disewa petani untuk berusaha tani. Semakin tinggi
kepemilikan lahan seseorang dapat diindikasikan semakin baik tingkat kesejahteraan petani. Petani yang memiliki luas lahan 0,6 hingga 1 ha hanya 20
petani atau sebesar 20,4. Dan petani yang memiliki lahan diatas 1 ha sebanyak 3 orang atau 3 dari petani sampel seluruhnya.
4. Jumlah Tanggungan
Jumlah tanggunga petani menentukan sedikit banyaknya pengeluaran petani, baik untuk kebutuhan sandang, pangan, papan, serta kebutuhan lainnya. Berikut
disajikan jumlah tanggungan petani sampel.
Tabel 10. Distribusi Jumlah Tanggungan Di Daerah Penelitian
Sumber: Data Primer Diolah dari Lampiran 1 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar petani memiliki jumlah
tanggungan 0-2 orang. Dan hanya dua petani yang memiliki jumlah tamggungan diatas 5 orang.
5. Ditrisbusi Sampel Berdasarkan Jenis Sawah Yang Diusahakan.
jenis sawah menentukan frekuensi tanam petani setiap tahun. Sawah irigasi dapat dilakukan 2-3 kali tanamtahun. Sedangkan sawah tadah hujan hanya dapat
No Kelas Jumlah
Tanggungan Jumlah Orang
Persentase 1
0-2 71
72,5 2
3-4 25
25,5 3
5-7 2
2 Jumlah
98 100
Universitas Sumatera Utara
ditanam sekali setahun. Di daerah penelitian petani hanya menanan 2 kali tanamtahun di sawah irigasi dan hanya 1 kali tanamtahun disawah tadah hujan.
Frekuensi tanam menentukan jumlah produksi yang diterima petani setiap tahunnya, serta menentukan tingkat penerimaan petanitahun.Berikut disajikan
data jumlah petani dengan frekuensi tanam masing-masing.
Tabel 11. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Sawah Yang Diusahakan Jenis sawah
Jumlah Orang
Sawah Irigasi 47
Sawah Tadah Hujan 51
Jumlah 98
Sumber: Data Primer Diolah dari Lampiran 1
Universitas Sumatera Utara
53
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Dampak Panen Raya Terhadap Nilai Tukar Petani
Dengan menggunakan konsep perhitungan Nilai Tukar Petani NTP terhadap variabel-variabel sampel, berikut ini diuraikan hasil kalkulasi NTP di daerah
penelitian.
Tabel 12. Hasil kalkulasi Nilai Tukar Petani Non Panen Raya
Sumber : Data Primer Diolah dari Lampiran 5
Sampel NTP
Sampel NTP
Sampel NTP
Sampel NTP
1 56,63
27 96,52
53 127,17
79 196,19
2 65,76
28 82,96
54 80,45
80 172,27
3 33,52
29 20,92
55 14,80
81 49,00
4 29,66
30 47,56
56 6,99
82 42,46
5 41,75
31 55,23
57 26,73
83 91,21
6 47,84
32 70,49
58 29,78
84 74,45
7 115,05
33 72,91
59 14,40
85 111,86
8 39,74
34 75,74
60 15,14
86 137,31
9 35,75
35 80,52
61 66,52
87 154,73
10 25,55
36 127,99
62 16,07
88 173,79
11 49,79
37 91,68
63 27,65
89 141,67
12 58,92
38 32,99
64 44,72
90 87,31
13 80,09
39 8,16
65 64,15
91 94,76
14 26,13
40 97,06
66 29,37
92 133,92
15 16,83
41 15,84
67 37,54
93 79,10
16 51,65
42 23,44
68 82,67
94 97,77
17 26,27
43 58,41
69 85,30
95 173,12
18 70,20
44 48,62
70 48,83
96 56,46
19 28,10
45 35,48
71 102,91
97 73,85
20 19,50
46 23,53
72 110,08
98 53,13
21 49,04
47 35,51
73 105,10
22 32,01
48 58,12
74 152,09
23 38,61
49 30,35
75 37,27
24 64,86
50 73,94
76 39,04
25 51,64
51 100,27
77 31,16
26 49,01
52 109,50
78 47,55
Rata-Rata 65,46
Universitas Sumatera Utara