26 Berlawanan dengan orang yang pasif yang akan menunggu sesuatu
terjadi. Individu mencoba membuat sesuatu terjadi. Individu bertindak dengan cara yang dihargainya. Menyadari bahwa individu tidak
mungkin selalu berhasil, menerima keterbatasan-keterbatasannya. Namun selalu berusaha sebaik-baiknya sehingga berhasil atau tidak
tetap menghargai dirinya sendiri. Dalam situasi mendesak individu mampu menampilkan tingkah laku
interpersonal yang efektif sehingga dapat mengajukan permintaan dan menolak bantuan yang tidak sesuai.
23
3. Cakupan Tingkah laku Asertif
Ruthus sebagaimana
yang dikutip
oleh http:amiawmiaw.blogspot.com menyatakan ada 10 macam tingkah laku
yang dapat digolongkan sebagai tingkah laku asertif. Ke sepuluh tingkah laku tersebut adalah adalah:
a. Bicara asertif
Tingkah laku ini terbagi dua; yang pertama adalah “ rectifying statement “mengemukakan hak-hak atau berusaha mencapai yaitu
mengemukakan hak-hak atau berusaha mencapai tujuan tertentu dalam situasi; yang kedua adalah “ commendatory statement “ yaitu
memberikan pujian untuk menghargai tingkah laku seseorang dan member umpan balik positif.
23
Ibid,.
27 b.
Pengungkapan perasaan-perasaan Mengungkapkan perasaan-perasaan kepada orang lain. Perasaan ini
diungkapkan dengan tingkat spontanitas yang tidak berlebihan, karena spontanitas yang berlebihan dapat menimbulkan masalah.
c. Menyapa atau memberi salam pada orang lain
Menyapa atau memberi salam pada orang-orang yang ditemui termasuk orang yang baru dikenal, dan membuka percakapan.
d. Ketidaksepakatan
Menampilkan cara yang efektif dan jujur untuk menyatakan rasa tidak setuju, tidak langsung mengatakan “ya” atau mengambil sikap
bermusuhan. e.
Menanyakan alasan Menanyakan alasannya bila diminta untuk melakukan sesuatu, tidak
langsung menyanggupi atau menolak begitu saja. f.
Berbicara mengenai diri sendiri Membicarakan diri sendiri atau pengalaman-pengalamnnya dalam cara
yang menarik, merasa yakin bahwa orang akan lebih berespon terhadap tingkah lakunya ini daripada tingkah laku menjauh atau
menarik diri. g.
Menghargai pujian dari orang lain Menerima pujian dari orang lain dengan cara yang sesuai, misalnya
dengan mengucapkan “ Terimakasih “ atau membalas pujiannya. h.
Menolak untuk menerima begitu saja pendapat orang yang suka mendebat
28 Mengakhiri percakapan yang berbelit-belit dengan orang yang
memaksakan pendapatnya. Misalnya dengan orang yang mengatakan “ Maaf, saya rasa kita dapat melanjutkan percakapan ini di lain waktu,
tapi saya yakin saya tidak akan merubah pendapat saya “. i.
Menatap mata lawan bicara Ketika berbicara atau diajak bicara menatap mata lawan bicara.
j. Respon melawan rasa takut
Menampilkan tingkah laku yang biasanya memancing rasa cemas, terutama kecemasan sosial.
24
Docker berpendapat
sebagaimana yang
dikutip oleh
http:amiawmiaw.blogspot.com200912afiliasi-pada-remaja-pengguna-facebook.html,
dalam membangun perilaku asertif terdapat beberapa pendapatan yang dapat ditempuh. Salah satunya adalah formula 3 A, yang terangkai dari
tiga kata yaitu Appreception, Acceptance, Accomodating.
25
Dimana definisi dari ketiga hal diatas adalah: Appreception berarti menunjukan penghargaan terhadap kehadiran orang lain, dan tetap
memberikan perhatian sampai pada batas-batas tertentu atas apa yang terjadi pada diri mereka sendiri.
26
Acceptance adalah perasaan mau menerima, memberikan arti sangat positif terhadap perkembangan kepribadian seseorang, yaitu menjadi
pribadi yang terbuka dan dapat menerima orang lain sebagaimana keberadaan diri mereka masing-masing. Dalam hal ini seseorang tidak
24
Ibid,.
25
Ibid,.
26
Ibid,.
29 memiliki tuntutan berlebihan terhadap perubahan sikap atau perilaku orang
lain atau kecuali yang negatif.
27
Accommodating adalah menunjukan sikap ramah kepada semua tanpa terkecuali, merupakan perilaku yang sangat positif. Keramahan senantiasa
memberikan kesan positif dan menyenangkan kepada semua orang yang dijumpai. Hal ini penting sekali untuk diperhatikan agar seseorang mampu
menempatkan diri secara benar di tengah khalayak luas, sekaligus membina saling pengertian dengan banyak orang.
Formula 3A merupakan pedoman untuk memperlihatkan asertivitas berdasarkan empati dalam rangka membina hubungan baik dengan banyak
orang, dengan asumsi bahwa orang lain pun mempunyai hak dan kesempatan yang sama dengan orang lain. Asertivitas harus didukung oleh
kemampuan untuk berargumentasi secara logis dan konstruktif, yaitu bahwa ia mampu menjalankan plihannya secara konsekuen dan
bertanggung jawab. Bagi seseorang yang merasa perlu tampil secara asertif diharapkan dapat mengevaluasi diri dengan berpatokan pada
formula 3A yang telah dikemukakan diatas.
28
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Asertif